Pagi ini ketika sedang berolahraga golf di kampung halaman tempat saya dibesarkan –yang saya sudah tidak kunjungi selama 15 tahun terakhir– saya memperoleh telpon dari rekan Vavai, yang memberitakan bahwa ada keramaian di blog Pak Budi Rahardjo, ketika itu saya cuma bisa kaget karena saya adalah topik yang diributkan seputaran komen di blog Pak Budi. Saya dan saudara Eep dinyatakan selalu memberikan komentar negatif terhadap pribadi Pak Budi Rahardjo.
Saya mengenal nama Pak Budi Rahardjo lebih dari 13 tahun? ketika beliau membangun list Manusia Indonesia dan masih merupakan mahasiswa doktoral di Umanitoba, Canada. Beliau mungkin tidak mengenal saya pada masa itu karena saya hanyalah seorang mahasiswa S1 yang tidak menonjol di kampus. Namun paling tidak kami sempat bertemu muka, berdiskusi, mengenal satu sama lain dalam 2-3x pertemuan di rumah Pak Budi pada medio 2004-2005, dan saya juga mengenal beberapa rekan kerja Pak Budi seperti Andika, Amal dan Ndhoot, bahkan saya sempat meminjamkan iMac 20″ saya untuk jadi bahan eksperimen Andika dan Pak Budi selama lebih dari 2 bulan. Dan beliau pun kembali menggunakan iBook karena racun seorang macnoto.
Jadi tidak ada satupun niat saya untuk bertendensi negatif terhadap sosok seorang Budi Rahardjo yang saya hormati. Apalagi diberikan julukan kehormatan selalu memberikan komentar negatif terhadap pribadi Pak Budi Rahardjo (di quote dari aslinya blog rahard.wordpress.com).
Agak mengherankan karena walaupun saya pembaca setia blog Pak Budi Rahardjo, saya termasuk jarang komen, dan komentar-komentar saya pun masih dalam banyak koridor bercanda dengan kata *ngacirr di belakangnya dan smiley. Berhubung sudah di posting menjadi konsumsi publik oleh Bapak Budi Rahardjo, mungkin saya perlu memberikan jawaban atas tulisan tersebut.
Beberapa pemikiran yang ada, posting Pak Budi Rahardjo tersebut kemungkinan dipicu oleh satu dua hal sebagai berikut:
1. Posting komen saya di blogdetiknya Pak Budi Rahardjo.
adinoto says:
Kritik dari seorang rekan. Blog Budi Rahardjo (BR) dahulu merupakan termasuk jajaran blog bermutu yang saya kenal seperti halnya blog-blog Priyadi, Yulian Firdaus, Ikhlasul Amal, dan lain-lainnya (generasi blogger berikutnya: Paman Tyo, JaF, dll). Namun beberapa taun terakhir saya liat pergeseran besar di diri BR, jadi ngejunk doang dengan konten ga lebih berkelas dari tulisan anak SMP, yang fokus tulisan bukan lagi tentang ISI TULISAN nya, tapi “All-About-Myselfâ€.
Apa anda mengalami pergeseran kejiwaan menjadi figur seorang seleb?
Tulisan anda kali ini pun sumpah sombong sekali. Apa artinya tulisan seleb tidak bermutu dan tulisan anda paling bermutu? Sumpah boss, lama-lama capek juga hati baca blog sampeyan. Putra bangsa yang seharusnya ngajarin bagaimana masyarakat memanfaatkan internet malah ga lebih cuma litter the net (nyampah di internet).
Oh iya, anda bisa selalu menjawab “Horeeeeeee pancingan saya berhasil. Saya cuma mancing komen orang doang kokâ€. Halah maksudnya apa terus mancing komen? Kembali cari popularitas doang kan?
Emang anda mengalahkan segala macam artis yang saya kenal. Hidup BR, Artis Internet No.1 Indonesia.
Rasanya komen tersebut juga tidak jauh berbeda dengan posting Pak Budi Rahardjo sendiri di blogdetik tersebut yang mengkritik blog seleb tidak ada intelektualitas disana dan membosankan, sebagai berikut:
Posted by: Budi in curhat
Sekarang mulai banyak selebriti yang menulis blog. Jadi makin banyak blognya seleb. Awalnya sih menarik karena mereka baru menulis blog, tetapi lama kelamaan membosankan karena tulisannya – maaf – tidak bermutu. Ya seperti petasan, setelah bunyi terus apa ya?
Tentu saja saya memaklumi bahwa sebagian besar dari mereka masih baru memulai, tetapi saya melihat ada yang tetap saja tidak ada perubahan (untuk menjadi lebih baik). Tidak ada intelektualitas di sana. Bosen.
Mungkin saya berharap terlalu banyak?
Pasti ada yang marah atau tersinggung dengan tulisan saya ini. Mohon maaf. Ini hanya sekedar opini. Tulisan saya juga tidak mutu-mutu amat sih. Jadi mungkin gak ada bedanya dengan blognya mereka ya?
Sekali lagi m a a f …
Terus kenapa sampe tersinggung Pak apabila Pak Budi juga menyindir sekian banyak seleb yang baru belajar ngeblog dan tertuduh tidak memiliki intelektualitas dan membosankan? Anda sendiri bahkan beberapa kali posting soal tidak mau dikritik dan bagaimana menerima kritik.
Kadang saya bertanya-tanya apakah ada hal-hal lain yang membuat Pak Budi Rahardjo sampe sedemikian gemasnya untuk menjadikan “To Adinoto dan Eep” sebagai judul yang akan memenuhi seluruh agregasi RSS seperti planet.terasi.net dan mengalihkan perhatian ribuan blogger dari permasalahan sosial yang lebih penting untuk diperhatikan, untuk hanya sekedar mengisi komen atau blogwalking ke posting tersebut.
Beberapa yang jadi pemikiran saya, mungkin antara lain dipicu dari komen saya di blog Pak Budi Rahardjo seputaran:
1. Ide Bisnis ID Tag http://rahard.wordpress.com/2007/10/20/ide-bisnis-id-tag/
2. Ato mungkin posting ringan saya seputar iTunes Music Store Indonesia di http://www.netsains.com/index.php/page_info/pid_212
3. Atau karena salah satu komen saya di posting Pak Budi Rahardjo menyitir bahwa saya dituduh plagiat tulisan sendiri padahal anda sendiri tidak jelas siapa yang bersalah.
di/pada 11 Desember 2007 pada 8:16 pm Budi Rahardjo
ada kasus waktu itu tulisan adinoto yang sama muncul di detik.com dan netsains.com. terus rame di milis. gak tahu yang salah siapa.
saya mah gak tahu karena gak baca detik.com lagi (kecuali kalau ada kasus2 tertentu). bacaanya sekarang hanya http://planet.terasi.net
adinoto
#no.40, hehehe kalo ga tau kok sampe keluar pernyataan plagiat dari anda pak =)) semoga waktu itu lagi ga kebanyakan makan ya hahahahaa *ngacirrrr
Salah saya dimana dong Pak Budi Rahardjo tolong ditunjukkan biar saya ga mengira-ngira. Kalopun salah apakah pantes dapat posting of the day di blog seleb seperti anda? Kasian kan yang ga penting dan para junker (dan provokator) pada riding kesempatan ini (seperti ada beberapa komen di posting saya yang mengadu domba).
Saya sih ga berminat sih meladeni posting tersebut, tapi karena sudah menjadi konsumsi publik ya perlu bagi saya untuk memberikan jawaban dari kacamata saya. Daripada ngurusin yang ga penting begini, kenapa kita ga mikirin rakyat yang masih kelaparan?
Jadi sebenarnya ini masalah komen ato masalah yang lain Pak?
Hormat saya,
Adinoto A. Kadir
Recent Comments