Podcast pada dasarnya adalah Pod (iPod) + Broadcast. Namun tidak terbatas pada iPod, ide podcast itu sendiri pada dasarnya adalah “Mengembalikan waktu” ato regain your time. Salah satu kelemahan dari radio konvensional adalah anda harus mendengarkan pada saat yang bersamaan penyiar menyiarkan siaran tersebut. Dengan Podcast, anda dapat mengunduh file podcast kapan saja yang anda mau, dan mendengarkannya kapan saja yang anda mau (dan ada waktu) dimana saja. In short, Radio anytime anywhere. iTunes memungkinkan proses synchronisasi podcast bagi setiap update podcast yang ada, sehingga anda dapat membawa iPod anda dimana saja kapan saja sambil mendengarkan berita-berita terbaru tanpa teringat waktu.
Jadi pada dasarnya podcast adalah file suara yang dicompress dalam format digital audio dan di”announce” via RSS. Dan diunduh secara otomatis lewat perangkat lunak yang dapat memanage RSS seperti iTunes.
Salah satu podcaster pertama yang saya tahu adalah Boy Avianto lewat Apasaja Podcast (1) pada tahun 2005. Suara beliau cukup renyah dan mungkin pantas jadi penyiar wakakaka Boy, time to career switch? 😀 lalu ada Priyadi lewat Pengenalan Mikroprosesor (2). Lalu saya juga pernah 2x podcasting pelawak digital ala Macnotocasting (3)dan Mambocasting (4) 😀
So mengapa Podcast tidak populer di Indonesia? Mungkin karena panetrasi internet dengan bandwidth yang memadai untuk mengunduh file audio belum terlalu memasyarakat di Indonesia. Tahun-tahun ke depan podcasting keliatannya bakal rame lagi disini secara kita sudah mengalami panetrasi TelkomSpeedy dan 3G. Siapa yang mau memulai?
March 8th, 2008 at 6:32 pm
Kuncinya tidak hanya memadai kali ya Pak, tapi juga murah.
Kapan kira2 terwujud ya Pak, buat Bandung misalnya?
March 8th, 2008 at 8:39 pm
mungkin ga lama lagi bisa populer, katanya pemerintah lagi menggodok internet murah dan bagus…katanya sih 😀
March 8th, 2008 at 9:54 pm
mungkin PT.Adinoto Indonesia mau memulai bisnis podcast?
*kaboor ke singgalang*
March 8th, 2008 at 11:00 pm
hmm..
bandwith kampus saya mengenaskan pak..
T_T
gimana mau podcast..
March 9th, 2008 at 12:11 am
[…] teknologi. Salah satu posting menarik yang sempet saya komentari adalah postnya Adinoto mengenai podcasting di indonesia. Hmm gimana mau podcasting, buka yahoo pake internet kampus aja kadang lemot T_T. Ntar […]
March 9th, 2008 at 12:44 am
Kalo tidak bersifat entertainment atau style, perkembangan teknologi seperti podcast pasti diabaikan.
Kalo beralasan benwit yang cekak?
Oh tidak, semua orang jadi tukang cocot mp3 sekarang, tukang nonton YouTube, tukang nguras rapidshare, tukang nguras multiply, tukang nyedot film-film, bahkan yang full HD (1920×1080 pixel).
March 9th, 2008 at 1:22 am
Cuma 1 alesannya: bandwidth! Buka situs aja lemot.
#2: Kenapa engga diserahkan ke pihak swasta saja? It will be fraction of the cost and half the time.
#6: Cuma kalangan “tertentu” saja yg punya kemewahan seperti itu
PS: kena sekem gw ama elo not! Batere masuk garansi APP juga ternyata T_T (terms and condition apply). Tau gitu gw perpanjang neh garansi Macbook hiks…
March 9th, 2008 at 8:06 am
Kalau di rumah gw kaya bandwidth 😛 (sombong mode=ON)
Tapi kalau di perjalanan(mobile),hotspot, atau tempat lainnya, kadang gw jadi fakir bandwidth, mana bisa dengerin Podcast 😛
March 9th, 2008 at 9:27 am
lagi lagi, terbentung masalah infrastruktur…
ketika infrastruktur memadai, killer application yang sulit dicari…
March 9th, 2008 at 10:27 am
udah denger podcast nya Priyadi.. kok kayak baca tulisan ya..? terbata2 gitu…. wah ga ada bakat ngoceh nih Priyadi.. bakatnya nulis.. wakakakkak
*ngacirrrrr
March 9th, 2008 at 12:52 pm
Setuju ama Jay.. Kalau bandwith jadi alasan, orang kok masih punya waktu untuk unggah sama unduh di multiply yang ngujubileh banyaknya.. hehe
Kendala lain sih saya pikir lebih ke hal teknis. Tidak banyak yang menguasainya atau tidak mau. Padahal mah gampang aja. Saya sendiri sempat bikin tutorial podcasting yag ternyata kurang diminati hehe
Ayo kang.. Saya ada rencana mau bikin semacam direktori podcast khusus produksi Indonesia..
Kali aja bermanfaat buat sekalian kampanye walikota hehehehe
March 9th, 2008 at 10:22 pm
IMHO ada orang yang lebih cocok menerima informasi dengan cara visual (melihat, menonton dan membaca) dibandingkan mendengar. Di Indonesia (mungkin juga di tempat lain), justru orang-orang yang paling feasible menggunakan podcast (lebih melek IT dan teknologi) sepertinya lebih banyak yang bertipe visual.
Saya sendiri lebih suka membaca, kalau mendengar paling enak untuk musik. Kecuali kalau mendengar client saat pengumpulan user req. itu sih wajib didengar dengan super serius 🙂
March 10th, 2008 at 9:06 am
maseko Says:
March 8th, 2008 at 6:32 pm e
Kuncinya tidak hanya memadai kali ya Pak, tapi juga murah.
Kapan kira2 terwujud ya Pak, buat Bandung misalnya?
=> Hehehee pe-er penguasa Bandung kali ya maseko. Secara kita cuma swallow mah mau kontrib maksimal juga pusing kantong. Infrastruktur itu pada akhirnya mainan perusahaan telcos (IBM spells that years ago by giving up IBM Global Network to AT&T), jadi skrg semua tergantung big three lah di Indonesia. Indosat, Telkomsel, Telkom (dan lain-lainnya).
March 10th, 2008 at 9:07 am
Hedi Says:
March 8th, 2008 at 8:39 pm e
mungkin ga lama lagi bisa populer, katanya pemerintah lagi menggodok internet murah dan bagus…katanya sih
=> Kita liat deh ke depannya. Secara di luar gitu ada 2 orang cuma kongkow di lantai basement rumah cuma cuap-cuap ala penyiar bicara keseharian tapi podcastnya paling laku 😀
Mungkin anda juga berminat nyekem disana 😀 Jadi penyiar podcast ngetop indonesia 😀
March 10th, 2008 at 9:09 am
rendy Says:
March 8th, 2008 at 9:54 pm e
mungkin PT.Adinoto Indonesia mau memulai bisnis podcast?
*kaboor ke singgalang*
=> Ga lah Ren, kumpeni bisnis sejauh ini solution untuk corporate dan enterprise. Belum liat alignmentnya podcasting untuk kebutuhan kedua market tadi. Tapi kalo podcast untuk masyarakat (CSR) menarik juga kalo banwidth memadai dan dukungan ChinaPod? 😀
March 10th, 2008 at 9:11 am
Kiki Ahmadi Says:
March 8th, 2008 at 11:00 pm e
hmm..
bandwith kampus saya mengenaskan pak..
T_T
gimana mau podcast..
=> Sedih ya. Emang kampusnya dimana Ki? Suarakan saja disini. Kampus adalah cikal bakal mendidik anak bangsa berakhlak dan berpendidikan untuk mengentaskan lebih banyak lagi masyarakat belum menikmati kemerdekaan di negeri ini. Kampus harus memiliki bandwidth internet no.1, kalo ga gimana mo maju.
March 10th, 2008 at 9:12 am
Jay Says:
March 9th, 2008 at 12:44 am e
Kalo tidak bersifat entertainment atau style, perkembangan teknologi seperti podcast pasti diabaikan.
Kalo beralasan benwit yang cekak?
Oh tidak, semua orang jadi tukang cocot mp3 sekarang, tukang nonton YouTube, tukang nguras rapidshare, tukang nguras multiply, tukang nyedot film-film, bahkan yang full HD (1920×1080 pixel).
=>Hehehe… pandangan yang menarik kang Jay. Dari kacamata fashion? 😀 hehehe gmana caranya kita jadiin Podcast dilirik? Asal jangan ntar promote podcast 0809 hot line aja wakakaka 😀
March 10th, 2008 at 9:13 am
Oskar Syahbana Says:
March 9th, 2008 at 1:22 am e
Cuma 1 alesannya: bandwidth! Buka situs aja lemot.
#2: Kenapa engga diserahkan ke pihak swasta saja? It will be fraction of the cost and half the time.
#6: Cuma kalangan “tertentu†saja yg punya kemewahan seperti itu
PS: kena sekem gw ama elo not! Batere masuk garansi APP juga ternyata T_T (terms and condition apply). Tau gitu gw perpanjang neh garansi Macbook hiks…
=>Kenapa dengan batere elo? Rusak? Beli lagi aja. Gitu aja kok repot 😀
March 10th, 2008 at 9:14 am
Anggie Says:
March 9th, 2008 at 8:06 am e
Kalau di rumah gw kaya bandwidth (sombong mode=ON)
Tapi kalau di perjalanan(mobile),hotspot, atau tempat lainnya, kadang gw jadi fakir bandwidth, mana bisa dengerin Podcast
=> Nggie, gua liat beberapa waktu terakhir ini temen hobby make prabayar Indosat, pakenya kartu mentari biasa, tapi koneksinya 3G bisa time base bisa volume (kilobyte) download base. Seru juga murah meriah. Kenapa tidak? Ato ntar kita bikinin tutorialnya? 😀 Gua dapet free internet ga dari indosat nih promosiin ginian bwakakaka *ngacirrr
March 10th, 2008 at 9:15 am
Adham Somantrie Says:
March 9th, 2008 at 9:27 am e
lagi lagi, terbentung masalah infrastruktur…
ketika infrastruktur memadai, killer application yang sulit dicari…
=>Killer apps ga bakal ada kalo infrastrukturnya blum ada 😀 So which one first? Killer apps itu next battle 😀
March 10th, 2008 at 9:16 am
Eep Says:
March 9th, 2008 at 10:27 am e
udah denger podcast nya Priyadi.. kok kayak baca tulisan ya..? terbata2 gitu…. wah ga ada bakat ngoceh nih Priyadi.. bakatnya nulis.. wakakakkak
*ngacirrrrr
=> Mun maneh man bakat ngoceh di blog orang nyak nyampe dikategorikan sekemer seleb tea jadi top posting 😀 *ngacirrrrr
March 10th, 2008 at 9:18 am
JaF Says:
March 9th, 2008 at 12:52 pm e
Setuju ama Jay.. Kalau bandwith jadi alasan, orang kok masih punya waktu untuk unggah sama unduh di multiply yang ngujubileh banyaknya.. hehe
Kendala lain sih saya pikir lebih ke hal teknis. Tidak banyak yang menguasainya atau tidak mau. Padahal mah gampang aja. Saya sendiri sempat bikin tutorial podcasting yag ternyata kurang diminati hehe
Ayo kang.. Saya ada rencana mau bikin semacam direktori podcast khusus produksi Indonesia..
Kali aja bermanfaat buat sekalian kampanye walikota hehehehe
=> Wah baru tau kalo kang JaF pernah bikin tutorial segala. Wekekeke… wah direktori khusus produksi Indonesia? Menarik kang. Sapa yang mau jadi pokja bangun itu? Mungkin kang JaF bisa initiate jadi kumendannya? Aing mah kumaha juragan we ayenama kang 😀 kekeke… pokoknya Siappppp kumendan! 😀
March 10th, 2008 at 9:23 am
yudiwbs Says:
March 9th, 2008 at 10:22 pm e
IMHO ada orang yang lebih cocok menerima informasi dengan cara visual (melihat, menonton dan membaca) dibandingkan mendengar. Di Indonesia (mungkin juga di tempat lain), justru orang-orang yang paling feasible menggunakan podcast (lebih melek IT dan teknologi) sepertinya lebih banyak yang bertipe visual.
Saya sendiri lebih suka membaca, kalau mendengar paling enak untuk musik. Kecuali kalau mendengar client saat pengumpulan user req. itu sih wajib didengar dengan super serius
=> Yup. Tapi salah satu kelemahan buku ga bisa dilakukan multitask. Dahulu konsep audio itu rame dilakukan ketika jualan AudioBook rame via tape (cassette) jadi di Amrik orang pada sibuk on the move di jalan nyetir suka dengerin buku. Salah satu boost ini adalah hecticnya jalanan karena traffic. Nah gmana ya kalo di Bandung pake Harley MIO-son jalan-jalan podcast 😀 wakakakaka *ngacirrr
March 10th, 2008 at 11:34 am
kalo sy lebih suka donlot screencast daripada podcast, terutama untuk tutorial2 bahasa pemrograman ruby, jd apa yang dicontohkan bisa langsung kelihatan dan dipraktekan
March 11th, 2008 at 10:32 am
sekadar berpendapat yah bos, kalo podcast itu tidak ditujukan untuk mendengarkan berita2 terbaru tanpa teringat waktu. Kalau saya mendengarkan podcast berita tahun lalu sekarang, khan beritanya sudah tidak terbaru lagi.
Podcast, di Amrik sono, lebih kearah Talk Show (seperti Penn dan AlFranken). Awalnya mungkin dari streaming2, yang kemudian di “archive” untuk memberikan kesempatan kepada orang2 yang kemarin tidak mendengarkan atau ingin mendengarkan lagi episode2 lama.
Suksesnya Podcast di benua itu lebih juga karena karakteristik daripada para pendengarnya. Di Amrik sono, sindikasi talk show sangat banyak dan radio2 yang membawakan acara talkshow tidak kalah pamornya dari radio ‘musik’. Acara2 ‘talk’ dari Howard Stern, Dr Laura, Doug Stepahan, Al Franken, sampai yang ultra konservative (sampah) Rush Limbaugh, mempunyai audiensi yang besar. Mereka adalah Oprah-nya radio.
Kalau di Indonesia, acaranya adalah semacam talk show Indonesia Siesta (dipandu oleh Shanaz dan Gilang) di Delta FM Network, hanya saja di IS, topiknya yang ringan2 inspiratif, kalau si Al Franken dan Rush Limbaugh udah politik berat. 🙂
Kalau mau mempopulerkan PodCast, tidak perlu dimulai dengan siaran sendiri. AA Noto dengan channelnya mungkin bisa mencoba mendekati stasiun radio atau stasiun tv untuk mem-podcast atau mem-videocastkan acara seperti Indonesia Siesta, atau Kick Andy.
Soal bandwidth? super optimezed compression ajah. kalo bisa cuman 8 bit. hehehhehee.
Hosting secara local supaya via IIX. Juga bisa memanfaatkan warnet sebagai download node.
March 11th, 2008 at 9:21 pm
adit Says:
March 10th, 2008 at 11:34 am e
kalo sy lebih suka donlot screencast daripada podcast, terutama untuk tutorial2 bahasa pemrograman ruby, jd apa yang dicontohkan bisa langsung kelihatan dan dipraktekan
=> Betul Dit, kalo screencast lebih sip 😀 Hehehe tapi kalo Podcast beda audience, maklum masih nyetir sendiri jadi cuma bisa dengerin audio 😀 Kalo udah disetirin kemana-mana nah itu baru enak duduk leyeh2 dari AC ke AC tinggal nonton ScreenCast di iPod 😀 Kalo laptop nah itu dia banyak mobile jarang bisa nyelesai-in satu tutorial screencast sekali waktu. Ketiban kerjaan lain 🙁
March 11th, 2008 at 9:26 pm
To Idarmadi:
Setuju boss, point bahwa berita untuk didengerin dimana saja kapan saja tentu maksudnya bukan berita basbang 😀 Tapi berita yang auto-sync pagi hari di iPod+Mac/PC terkoneksi diinternet dan kita on the run ke kantor bisa setel. Kalo point bahwa TalkShow dll itu saya lebih setuju lagi.
Problemnya tahun 1997 gua coba kasih masukan ke salah seorang rekan yang direktur salah satu radio terbesar di negeri ini soal teknologi (Compressed Audio – waktu itu MP3) dan streaming dan Radio Automation boro-boro ngerti boss… mental semua idenya 😀 Padahal itu masukan gretongan alias konsultan (dikongkon usulan tanpa bayar 😀 ) alias kongkon-an sultan 😀
Makanya sekarang daripada mikir periuk nasi orang yang ga mo dengerin ya post aja lah, yang mo denger ya maju sendiri ya ga? 😀
March 17th, 2008 at 8:33 am
hmmm dari dlu cita2 gue pengen bikin astronomy podcast yg dari indonesia. kapan yah kesampean?
March 18th, 2008 at 8:04 am
# ivie Says:
March 17th, 2008 at 8:33 am e
hmmm dari dlu cita2 gue pengen bikin astronomy podcast yg dari indonesia. kapan yah kesampean?
=> Hehehe ayoo dong vieeee, kapan lagi coba dapet podcast asli Indonesia (coba bikin bahasa Indo apa inggris?) soal astronomy dari pecintanya. Tulisannya aja udah menarik, apalagi dongengan podcastnya… Aku dukung.
March 19th, 2008 at 3:54 pm
Mumpung lagi ngobrol podcast, saya mau spam podcast juga :p
Ingat, kualitasnya tidak akan pernah sedekat 3 orang podcaster yang disebut di atas. But hey, it’s about long tail, no?
http://neofreko.podbean.com
March 19th, 2008 at 8:34 pm
# Akhmad Fathonih Says:
March 19th, 2008 at 3:54 pm e
Mumpung lagi ngobrol podcast, saya mau spam podcast juga :p
Ingat, kualitasnya tidak akan pernah sedekat 3 orang podcaster yang disebut di atas. But hey, it’s about long tail, no?
http://neofreko.podbean.com
=> Siap kumendan! Sorry lagi masuk anjing ne *masuk angin. besok pagi saya samperin deh blog podcast sampeyan 😀
March 21st, 2008 at 2:39 am
Ada beberapa faktor non teknis yang membuat podcast kurang populer. Salah satunya adalah languange barrier dan masyarakat yang belum terbiasa ‘mendengarkan’ program teknis. Biasanya sih maunya yang ringan2. Saya pernah bikin podcast (2006?) dan sekarangpun masih pendengar setia Twit Leo Laporte. Salam, ambar
March 21st, 2008 at 7:53 am
# ambar Says:
March 21st, 2008 at 2:39 am e
Ada beberapa faktor non teknis yang membuat podcast kurang populer. Salah satunya adalah languange barrier dan masyarakat yang belum terbiasa ‘mendengarkan’ program teknis. Biasanya sih maunya yang ringan2. Saya pernah bikin podcast (2006?) dan sekarangpun masih pendengar setia Twit Leo Laporte. Salam, ambar
=> Nah bikin lagi dong mbar? Podcast soal keseharian mungkin? Ato apa yang menarik misalnya. Dimana skrg? Masih ber QTVR?
March 28th, 2008 at 9:12 am
halah dimari Podcast bisa2 isinya iklan doang.. hla lagu empetiga bener2 aja bisa ada iklan bebunyi kayak robot gitu kang..
tapi kalo saya sendiri, Podcast mah penting banget. klik Podcast Directory di iTunes trus pindahin ke iPod, colokin ke kuping, modcast deh.. modol sambil ngepodcast 😀
March 26th, 2009 at 12:59 am
googling ttg podcast … nyangkut2nya disini.
ternyata di tahun 2008 sudah cukup hangat dibahas yah.. bahkan mungkin dari taun2 sebelumnya…
disini saya hanya mau meminta pandangan terhadap Video Podcast yg sedang saya dan teman2 saya kerjakan..
sebelumnya mohon maaf kalau berasa spam.. 😀
http://macindos.tv/
March 27th, 2009 at 7:39 am
Hehehe mau videopodcast gmana buka web pake broadband im2 aja kadang kebuka udah syukur kang hahahahaa… maklum negara abal2 😀
July 26th, 2010 at 2:20 pm
Mantap webnya bos, designnya simple banget tapi tetap keliatan elegan, tampil dewasa, dan gak bosenin liat templatenya, maknyus banget dah bos, salam kenal
August 4th, 2010 at 5:28 pm
Mungkin juga karena memang belum ada yg buat kali ya. Sekarang kan udah mulai rame tuh, ada temanmacet sama pasarmalem..
August 31st, 2010 at 2:52 am
iya sekarang Podcast dah makin rame..
saya punya video Podcast namanya macindos.tv
dan diakhir 2010 kami akan menambah 2 buah lagi..
ayo maju podcast indonesia….
February 16th, 2013 at 12:29 am
Internet murah cuman digodok tapi gak kelar kelar realisasinya. Ank muda pake internet kebanyakan buat download porno. Regulasi pemerintah UU IT simoang siur. Internet indonesia blom dewasa, kurang tepat sasaran, dan blom merambah plosok desa.
September 9th, 2016 at 12:00 pm
sekarang sudah bisa dan sangat mudah cuma yang mo buat podcast jarang
January 17th, 2017 at 12:10 pm
Pak Adriano Qalbi masih bapak podcast Indonesia lah kayak nya ehehe