Paradoks Sampah di Kampus ITB

Uncategorized Add comments

Gara-gara membahas soal Bandung berbenah, inget komen Kang Pandji soal sampah di Bandung. Ceritanya terjadi pas saya de-tour ke kampus lama setelah hampir 5 tahun ga pernah nyambangin karena mau nganterin temen ke CDC (Career Development Program ITB). Hmm… lots of things changed recently. Bangunan-bangunan baru, jalan akses yang dirubah, sekarang akses masuk harus muter masuk dari kiri deket kampus Fisika atau dari sebelah kanan dari kampus Teknik Lingkungan. Nice.

Sesuatu perubahan mendasar dari cara memanage kampus juga tersirat dari observasi sepintas saya. Kampus kelihatan lebih tergarap secara professional (mungkin karena sekarang harus membiayai sendiri?), bahkan keberadaan CDC juga buat saya suatu progress positif (postingannya juga banyak berbahasa Inggris mencerminkan ITB siap ke kancah internasional??)…. remains to be seen.

Buat saya sesuatu yang menggelitik adalah keberadaan tong-tong sampah generik yang sudah mulai memisahkan antara sampah organik dan sampah non-organik. Beberapa bulan yang lampau bahkan saya berkesempatan bertemu (mengunjungi pabrik) salah seorang staff pengajar Seni Rupa yang memiliki pabrik pengolahan sampah plastik di Gede Bage. Great job.

Berikut cuplikan foto tong sampah tersebut:

Hmm… contoh yang baik! Mengingatkan betapa negara tetangga kita pun sudah lama menerapkan sistem tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, baik resto kecil maupun sampah rumah tangga (kapan di Indonesia ya?)

Sedihnya ketika saya mutar lewat belakang kampus barat sebelah jurusan Matematika, saya kaget melihat pemandangan berikut:

Wah kok bisa begitu ya Pak? … minjam istilah Pandji… “Punten semua ya Bapak-bapak ITB”.

11 Responses to “Paradoks Sampah di Kampus ITB”

  1. haris setiawan Says:

    kok sekarang sampahnya penuh di tempat sampahnya???sampai kemana-mana.

  2. myutz Says:

    mu dunx di bikinin tmpat sampe kya begono di sudut kota… yar banyak yank cadar

  3. yoe Says:

    salam kenal! well, saya sering berkunjung ke ganesha dsktrnya.. yaa.. ya… benar sekali.. dekat kebun binatang (saat saya pernah ngekos di daerah sana) ada tong sampah yang hm… (sensor) begituh lah.. persis seperti di gambar.. fyuu.. padahal sampai sekarang kan Bandung masih kota idaman wanita.. hehehe.. ;D

    salam!

  4. abubakr Says:

    Bandung kan bermartabat dan religius, ya wajarlah.

  5. awawch.. Says:

    ikut prihatin dg smw yang terjadi dsana…
    aku jg khawatir dg kota asal tempat tinggalku…
    tasikmalaya…

    jangan sampai deh,,,

    bandung = tasik…

    tidak,,

    mulai dari hari ini
    mulai dari hal yang kecil
    mulai dari dir kita sendiri,,

    setuja ya,,,

    brantas sampah,,
    klo bisa ada hukuman nya yang buang sampah…

    semua hal yang mudah asalnya sulit…
    jangan menyerah yaw kawand2..

  6. Wisman Says:

    sungguh ironis dan kontradiktif tumpukan sampah berada di tempat yang menjadi ikon pendidikan kota Bandung …Bukan kah kampus ini salah satu yang relevan diminta solusi mengatasi permasalahan (sampah) dari berbagai permasalahan yang ada di kota Bandung ..

  7. dwi Says:

    halo, boleh saya tahu alamat pabrik pengolahan sampah plastik di gede bage tersebut? saya tertarik berkunjung ke sana juga

  8. elok Says:

    permasalahan sampah memang tiada habisnya..
    setiap hari ber ton-ton sampah d hasilkan
    bagaimana cara mengatasinya msh menjadi permasalahan
    mari kita berantas sampah sampai ke akar2 nya
    trim’s..
    ayo rakyat indonesia berbondong-bondong berantas sampah !!!

  9. Danan Eko Cahyono ST Says:

    Hubungi :
    dananekocahyono@yahoo.com.sg
    saya punya solusinya….. dan saya serius.
    volume limbah kota bisa berkurang tinggal 1/3 dari total volume yang ada hanya butuh waktu 2 bulan.operasional.
    baik Investor maupun pemerintah kota akan mendapat keuntungan luar biasa.

    bicara limbah kota didaur ulang …… menurut saya kurang efektif dan kurang cepat.
    bicara limbah kota dibuat pupuk kompos….. menurut saya kurang menguntungkan.
    Bicara limbah kota dibakar dengan incenerator…… menurut saya adalah Pemborosan, dan butuh biaya besar.

    trus gimana ???

    Insya Alloh kami punya solusinya
    Sangat Menguntungkan Bagi semua Pihak
    Menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
    Sangat tidak membutuhkan BBM dan Batubara maupun Elpiji untuk pembakaran.
    Volume Total Limbah kota bisa berkurang hingga tinggal 1/3 dari volume total dalam 2 bulan operasional
    pemerintah kota tidak perlu lagi bingung lagi mencari lahan baru untuk TPA.
    efisien Energi dan super hemat

    Serius
    dan saya sangat serius

    terimakasih

  10. salikun Says:

    semua pendapat dan sy baca tapi masih kurang,kurangnya apa ? mungkin blm pernah baca teknologitpa.blogspot.com

  11. salikun Says:

    percaya nggak bila dgn cara sy tsb.sampah se Indonesia dijamin teratasi dan tdk akan ada dampak (contoh salah satu diantaranya: laut/pantai dipenuhi sampah dsb)

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in