Jero Wacik, a.k.a Pemerintah akhirnya mengumumkan rencana kenaikan BBM. Pengumuman ini akhirnya berarti Pemerintah harus menelan ludah dan janji sendiri untuk tidak menaikkan BBM pada tahun 2012 dalam Undang Undang APBN 2012.
Ok Now What? Seribu satu suara bisa berdebat kusir sebenarnya BBM di Indonesia itu harusnya naik apa tidak? Berapa harga pantasnya. Dan obrolan para “orang pinter” di negeri ini disela-sela Sinetron yang “membodohkan” rakyat.
Saya sendiri cuma ingin berbagi pandangan sebagai berikut:
1). Pemerintah SBY adalah Pemerintahan yang lemah dalam konteks pengambilan keputusan. Walaupun didukung mayoritas suara penduduk dalam pemilihan langsung pertama yang terbuka, tapi cerita kenaikan BBM ini kayak wayang 1001 malam yang ga ada habisnya. Sudah bertahun-tahun ini kita dengar “Naik… Nggak Jadi Naik… Naik… Nggak Jadi Naik”… Pak mohon maaf. Make up your mind!
2). Jadi apakah BBM di Indonesia itu mahal ato murah sih sebenarnya?
Obrolan ini ga penting. Ini semua masalah keberpihakan kepada rakyat. Mau dibikin 1,000 seliter mau dibikin 10,000 per liter, ato berapa kek, ga penting. Nah Indonesia itu sebenarnya produsen minyak surplus ato bukan? Ya, kita memproduksi mungkin (para data-wan silahkan share-lah disini) 700,000 – 1 juta barrel per hari. Kita mengkonsumsi BBM kira-kira 1,1-1,3 juta barrel per hari. Jadi mungkin kita defisit (silahkan Pak Kwik Kian Gie, dan rekan-rekan yang punya data ini, share).
3). Bahan bakar di Indonesia itu berkualitas rendah.
Yang diributin disubsidi itu kan Premium. Penggunaan namanya saja sudah typical Pemerintah. PREMIUM = standard yang lebih tinggi (ref 1) Nah disebut Premium tapi Oktannya justru dibawah yaitu hanya 88. Sedangkan di luar negeri semua BBM distandarkan dengan RON95 alias beroktan 95. Bahkan Pertamax juga hanya 92. Hanya Pertamax Plus yang standar nya memenuhi BBM di pasaran dunia yaitu 95.
4). Sebenarnya berapa sih harga BBM di luar negeri?
Pernah saya tulis di sini (klik here) kalo BBM di negara lain (yang beroktan 95 alias setara dengan Pertamax Plus) sebagai berikut:
Brunei: 0.39 dolar/liter = Rp.3.549/liter (asumsi 1 dollar = 9100 rupiah)
Bahrain: 0.27 dolar/liter = Rp.2.457/liter
Qatar: 0.22 dolar/liter = Rp.2.002/liter
Venezuela: 0.023 dolar/liter = Rp.209/liter
Amerika Serikat: 0.734 dolar/liter = Rp.6.679/liter
Referensi lain (klik disini)
Nah apakah negara di atas itu semua surplus minyak? Amerika ga tuh. Tiap hari mereka mengkonsumsi lebih dari 10 juta barrel. Dan itu defisit.
5. Jadi yang paling penting apa sih sebenarnya dalam penetapan harga BBM?
Ya sekali lagi itu sih kebijakan Pemerintah. Yang ga ada hubungannya sebenarnya dengan Pelintiran Media yang disering dipergunakan Pemerintah sebagai Propaganda (BBM bersubsidilah, BBM bersubsidi hanya layak untuk masyarakat miskinlah)… Yaelah, APBN kita setiap tahun meningkat jadi 1500 Trilyun Rupiah (alias 1,500,000,000,000,000 rupiah). Nah Besaran “subsidi” bensin yang diribut-ributin itu sampe berapa sih? 10 Trilyun? 40 Trilyun? 100 Trilyun? (Datawan silahkan ribut disini. Daripada ribut, sharing data sajalah kepada kita-kita disini rakyat Indonesia yang masih awam dan selalu diterbelakangkan dengan acara-acara sinetron.
Nah Pemerintah sendiri tidak pernah punya konsep soal Transportasi Publik yang layak. Motor sebagai salah satu virus penyakit kepadatan lalu lintas adalah bentuk “Publik Yang Mengupayakan Transportasi, bukan solusi Transportasi Publik”, semua orang pake motor ujung-ujungnya ya penyerapan BBM lebih boros juga.
Nah UMR Indonesia apa mau dibandingkan dengan negara-negara diatas? Silahkan. Wong di kita saja masih bicara 1,5-2 juta rupiah sebulan sekeluarga harus cukup, blon ditambah kenaikan TDL Listrik, kenaikan biaya hidup terkait gara-gara kenaikan BBM, gmana ga teriak jadi warga negara Indonesia? Makan di Indonesia saja lebih mahal daripada di negara jiran. Belon ditambah standar kebersihan dan kualitas dan kuantitas makanan bermutunya pun jauh dibandingkan harga yang sama. So Now What?
Ya mau bilang apa lagi… beginilah nasib jadi rakyat di Negara yang alamnya kaya raya tapi habis dirampok sama wakil rakyatnya sendiri.
Recent Comments