Pelajaran Moral dari Sebuah Film Berjudul Dave (1993) – Kevin Kline, Sigourney Weaver

Bandung, Social Add comments

Bosen serius-serius, kelihatannya saya perlu merekomendasikan anda sebuah film ringan, komedi romantis, namun bermuatan pesan moral besar sekali seperti Dave (1993)

dave_1993.jpg

Dave, seperti pernah saya utarakan sepintas di posting sebelum ini, bercerita tentang seorang pegawai penyalur tenaga kerja, bernama Dave yang kebetulan memiliki paras muka sama dengan sang Presiden (Bill Mitchell), keduanya diperankan oleh Kevin Kline.

Sang Presiden yang melupakan perjuangannya dan kemudian menjadi korup, pada suatu ketika harus digantikan oleh Dave sebagai stuntman Presiden. Sebagai seorang stuntman Presiden, Dave hanyalah boneka ciptaan Bob Alexander sang Joint Chief Of Staff Gedung Putih, sehingga tidak dapat membuat keputusan apapun.

Pada suatu ketika, sang Ibu Negara (diperankan oleh Sigourney Weaver), yang notabene sudah “tidak cocok” dari Sang Presiden, mengemukakan program Rumah Bagi Anak Jalanan, namun ternyata setelah disetujui oleh “Sang Presiden” Dave, ditolak mentah-mentah oleh sang Joint Chief Of Staff yang merupakan penguasa sebenarnya.

Dave tidak kehilangan akal, kepolosannya dan perhatiannya terhadap kemanusiaan, –mungkin nature asli manusia yang belum terkontaminasi dengan perpolitikan, mengundang rekannya Sang Accountant, Murray Blum (Charles Grodin) untuk belajar kursus accounting kilat satu hari, bagaimana mengatasi pemotongan budget di budget meeting para menteri.

Singkat cerita Sang Presiden jadi-jadian bermanuver dengan melakukan Keputusan Penting yang memotong semua anggaran di pos masing-masing departemen demi mengumpulkan anggaran demi keberlangsungan program Rumah Bagi Anak Jalanan.

Film ini menarik, gabungan dari film ringan untuk tontonan sekeluarga, memberikan pesan moral yang mendalam, sekaligus sebuah film komedi romantis bagi anda yang sedang mencari bahan untuk menonton sebuah film bermutu bagi pasangan/calon pasangan anda.

Semoga referensi saya ini berguna untuk mengisi waktu senggang anda, dan mungkin dapat kembali menggugah rasa kemanusian kita bersama.

24 Responses to “Pelajaran Moral dari Sebuah Film Berjudul Dave (1993) – Kevin Kline, Sigourney Weaver”

  1. idarmadi Says:

    buset ini pelem sih jadul banget. Ketemu di mana bos? Kok bisa tumben nonton pelem ini? Ada di HBO?

  2. idarmadi Says:

    eh, pertamax toh… (pertamax = Rp.9.000,- pertamax plus = Rp.9.250,-

  3. IMW Says:

    Ndak sukanya pelm Hollywood, di bagian akhir selalu, sang jagoan menang, ciuman ama cewek cakep, dan para penonton tepuk tangan bersuka cita.

    Kenyataan ? Sering sang jagoan tersingkirkan, penjahat-nya malah yang ciuman ama cewek cakep, dan penonton malah tawuran sendiri.

  4. fisto Says:

    nanti kalau jadi walikota, butuh stuntman juga gak, kang?
    :p

  5. Rafki RS Says:

    Saya setuju dengan film barat yang mengangkat banyak pesan moral dan semangat patriotisme tersembunyi. Tidak banyak film kita yang bisa seperti itu.

    Mungkin baru Naga Bonar 1 & 2 yang baru sukses meramu antara pesan moral, semangat patriotisme, dan komedi secara bersamaan.

    Tapi pasti susah juga tuh cari felmnya Kang. Tahun 1993 berarti sudah 15 tahun. Masih ada nggak ya di tempat penyewaan CD? Saya pasti nontonnya kalau masih ada.

  6. sai Says:

    nanya pakde ….
    waktu itu pakde nonton bareng sama pasangan/calon pasangan gak ? πŸ˜€

  7. adinoto Says:

    # idarmadi Says:
    May 15th, 2008 at 6:15 pm e

    buset ini pelem sih jadul banget. Ketemu di mana bos? Kok bisa tumben nonton pelem ini? Ada di HBO?

    => Hahaha dulu temen sekos punya LD nya, jadi dah nonton th 95-an. Masih inspiring, terkait bagian moral untuk “mau” ato “tidak mau” memperhatikan prioritas rakyat. Tapi anyway film ini emang fun dan tidak menggurui… film lain gua demen good ol adalah “Midnight Run” nya Robert De Niro (1978), sampe berburu DVD nya di amazon kemaren πŸ˜€

  8. adinoto Says:

    # IMW Says:
    May 15th, 2008 at 7:00 pm e

    Ndak sukanya pelm Hollywood, di bagian akhir selalu, sang jagoan menang, ciuman ama cewek cakep, dan para penonton tepuk tangan bersuka cita.

    Kenyataan ? Sering sang jagoan tersingkirkan, penjahat-nya malah yang ciuman ama cewek cakep, dan penonton malah tawuran sendiri.

    => Hehehe not this movie pakde. Cari dulu deh di amazon jerman πŸ˜€

  9. adinoto Says:

    # fisto Says:
    May 15th, 2008 at 7:07 pm e

    nanti kalau jadi walikota, butuh stuntman juga gak, kang?
    :p

    => Wakakaa… sekemmmm πŸ˜€

  10. adinoto Says:

    # Rafki RS Says:
    May 15th, 2008 at 10:24 pm e

    Saya setuju dengan film barat yang mengangkat banyak pesan moral dan semangat patriotisme tersembunyi. Tidak banyak film kita yang bisa seperti itu.

    Mungkin baru Naga Bonar 1 & 2 yang baru sukses meramu antara pesan moral, semangat patriotisme, dan komedi secara bersamaan.

    Tapi pasti susah juga tuh cari felmnya Kang. Tahun 1993 berarti sudah 15 tahun. Masih ada nggak ya di tempat penyewaan CD? Saya pasti nontonnya kalau masih ada.

    => Toel kang, emang pait negeri ini hobbynya bule2an dan sinetron2 mengumbar kekayaan padahal masyarakat masih kelaperan. Kalopun mau bikin yg sok naturalis kadang terlalu ngada2 juga. Ga ada yang bener2 natural expresinya.

    Kudos buat beberapa sineas yang masih idealis. Semoga indonesia bisa bangkit dan film2nya juga menjadi pendorong idealisme, bukan jualan misalnya film sekem kayak ML? buset otaknya pada kemana tuh?

  11. adinoto Says:

    # sai Says:
    May 15th, 2008 at 11:00 pm e

    nanya pakde Ò€¦.
    waktu itu pakde nonton bareng sama pasangan/calon pasangan gak ? πŸ˜€

    => Wakakakaka πŸ˜€ *off the record* πŸ˜€

  12. adinoto Says:

    Hint:
    Beberapa cameo menarik adalah peran Ving Rhames yang jadi Secret Service, dan beberapa dialog kocak seperti Mexican temp worker yang sempet ngedumel “They thought IBM, they gave me Wang, they thought me Wang, they gave me Makina (Mac)” πŸ˜›

  13. IMW Says:

    Di TV Jerman udah diputer hampir 3x, Menurut gua ceritanya terlalu enteng, khas Hollywood, pesannya terlalu enteng dibungkusnya. Terlalu jauh dengan kenyataan.

    Daripada Dave yg terlalu “jagoan menang belakangan”, mending nonton “Wag the Dog” yg main Dustin Hoffman dan Robert de Niro, kalau pemainnya 2 orang kaliber mereka, kira-kira ceritanya seperti apa ketahuan deh. Mungkin film-yg ini banyak kemiripan dengan kenyataan asli he he he he

  14. adinoto Says:

    To IMW:
    Yoi, emang ini film ringan lucu, tapi gua paling suka pas bagian pemotongan budget itu, nah ini kan diingatkan oleh rencana kenaikan BBM disini, makanya gua quote film ini.

    Wag the Dog? Hehehehe top πŸ˜€ sama film politisi dan gmana nyekem bikin berita soal perang yg ga pernah terjadi πŸ˜€

    Anyway, tadi malem gua hadir diacara Penjelasan Jadwal dan Penerangan Teknis Pelaksanaan Pilwalkot di Grand Pasundan, Bandung, KPU memberikan penjelasan soal perubahan kedua dari undang-undang. Banyak yang bisa dipetik dari situ, nanti gua update di posting buat pembelajaran bersama.

  15. vicong Says:

    Ada film dokumenter ttg kehidupan anak jalanan di Indonesia yang dibuat pihak barat tetapi banyak sekali melibatkan crew lokal. Judulnya THE FAGIN & OLIVER : THE ASIAN TWIST, pernah juga diputar di Metro TV.

    Kalau ngomong yang Indonesia “RUTE MENANTANG BAHAYA”, CMIIW sempet dapet Eagle Awards, ini film bagus sekali ttg kehidupan sehari-hari rute sopir & kenek Bus Sinabung Jaya (Brastagi-Medan).

  16. IMW Says:

    Sayangnya kalau film dokumenter yg dibikin orang bule, berwarna yang seperti itu.

    Jarang ada film dokumenter yg menunjukkan anak muda Indonesia (kota) yang enerjik, dinamis, rajin kerja. Yang tidak beda jauh etos kerjanya dengan anak muda di New York, London, Berlin, Tokyo dsb. Kaca mata orang bule lebih suka melihat Indonesia yang “kampungan”, ndak kenal teknologi dsb.

    Kalau yg di sinetron Indonesia. mah anak muda yang ndak pernah kerja tapi tiba-tiba kaya.

  17. JaF Says:

    penasaran.. nanya film Dave di beberapa rental deket rumah jawabannya selalu standar: “Hah?”

    πŸ™‚

  18. adinoto Says:

    To Vicong dan IMW:
    Nice discussion πŸ™‚ Yoi begitu adanya. Sedih ya kenapa sisi itu terus yang diungkap kalo ngomong Indonesia. πŸ™

  19. adinoto Says:

    To kang JaF:
    Hehee yoi mirip waktu 1985an nyari2 kaset David Foster. Hah huh aja toko2 πŸ˜€

  20. adinoto Says:

    To Kang JaF:
    Biar ga penasaran langsung samber ini gih:
    Amazon’s Search: Dave
    Sekalian aku tambahin referensi Good Old’ Midnight Run mulai 5-10 dollaran doang kang.

  21. IMW Says:

    Soalnya kagak laku dijual he he he, ntar kaget-kaget lagi orang Jerman kalau ngeliat acara TV kota Jakarta yang lebih “metropolitan” daripada Berlin. He he he he

  22. dadan Says:

    14# saya tunggu updatenya A’ πŸ˜€
    saya tertarik untuk menyimaknya

  23. Seggaf Says:

    yup, ini salah satu film favorit saya, dulu nonton di HBO, banyak pesan moral disini. Tentang idealisme yang berhadapan dengan busuknya politik…

  24. minanube Says:

    segaf say :

    Tentang idealisme yang berhadapan dengan busuknya politikÒ€¦

    politik mah gak busuk om, cuman dekat comberan aza, jd mau gak mau ya………
    kena bau busuknya,

    nanti pakde noto klo masuk bawa parfum dong πŸ™‚
    biar gak ikut kena baunya…

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in