Sosialisasi OpenOffice, Kisah Seekor Anjing Dan Polisi

Social, Technology Add comments

Salah satu kendala penggunaan software legal sebenarnya adalah karena kebanyakan pengguna komputer adalah orang awam. Sesuai dengan chart piramida yang pernah saya buat, jadi boro-boro mo ngerti software yang dipergunakannya tidak legal, kadang ngerti juga ga, karena taunya sudah demikian terinstalled dari toko pada saat membeli perangkat komputernya. Nah boro-boro lagi ngerti cara penghitungan lisensi Microsoft yang orang sekolahan aja bisa dibikin keblinger sangking bingungnya, ya karena itu tadi baca paragraf awal, orang semua awam! udah gitu disekem pula oleh pihak-pihak yang memanfaatkan keadaan.

Salah satu kebahagian dari menjual batere adalah sekali-kali bisa menyamar make celana pendek serasa office boy ke client sambil sekali dua menjelaskan teknologi informasi dari kacamata seorang CEO. Halah-halah pasti pada pusing para pembeli batere, ini orang bego-bego amat ngerti banyak komputer dan dunia IT malah cuma jadi tukang anter batere bwakakaa…. indahnya dunia bisa hilang dari stress kali kali kan lumayan πŸ˜€

Kondisi jadi office boy gudangbatere kadang bisa bermanfaat penuh dalam mensosialisasikan soal OpenOffice, Open Source dan dunia licensing yang penuh jebakan batman. Kadang bisa ketemu para CEO, CEO dunia non IT, dan bantu menjelaskan kalo beberapa perangkat lunak yang terinstalled software bajakan tanpa sepengetahuan mereka. Keuntungan lain menjadi office boy jadi-jadian adalah punya kesempatan menambah network dalam alur non linear dan multi industri, kadang ketemu pengusaha garmen kakap, pengusaha sarung, pengusaha sepatu nasional, dan pemain property. Lumejen kan πŸ˜›

Pagi ini misalnya, saya sempat iseng nganter batere ke salah seorang calon pembeli yang ternyata adalah owner salah satu perusahaan property di Bandung. Nah sembari iseng ngobrolin abc, dan cek kondisi batere, gua sambil perhatiin komputernya terinstall Microsoft Office XP Professional, nah sempet deh keluar scam-scam-an unseat itu Microsoft Office dan digantikan dengan OpenOffice 2.3, sembari memberikan lungsuran mentahan installer aplikasi open source itu yang bermanfaat itu. Sabar bener yak gua πŸ˜€

Kenapa perlu sosialisasi demikian, ya itu tadi karena kalo ga piramida itu dipecah, oleh kemauan mengalokasikan waktu, niscaya berat sosialisasinya ke masyarakat awam. Lah mo gimana, orang awam boro-boro mo ngerti <? php(); ?> lah waktunya aja sangat produkti sampe ngerjain hal-hal yang buang-buang waktu seperti blogging gini ga sempet. πŸ˜›

Baru kemaren gua denger cerita seorang temen kalo rekannya salah satu pemilik perusahaan di kota ini kena scam dengan adanya sweeping. Yang bersangkutan kebetulan masih dalam kategori cukup muda sehingga cukup up to date sehingga software yang dipergunakan pun semua sudah asli. Tapi namanya polisi bisa aja nemuin celah, yaitu katanya “Loh anda kan pake Microsoft Windows Home Edition, nah ini kan dipake di kantor, mana bisa pake versi Home Edition” ya elah akhirnya singkat cerita kena scam lah rekan teman saya tersebut, dan kesepakatannya adalah membayar 15 juta rupiah untuk duit ke oknum tersebut. Yang bisa dipastikan duit-duit tersebut kan tidak disetor ke KPK ato negara? Ntahlah namun yang paling menarik adalah kesepakatan tersebut ditolak oleh sang Polisi dengan ucapan “Gini aja, situ bayar 12 juta cash, nah situ kan punya anjing, gua juga punya anjing seperti itu tapi betina (gua ga inget tipenya), nah bayar 12 juta cash saja sisanya tolong cariin jantannya sehingga gua bisa punya turunan anjing itu” Halah halah… amplop pisan.

Nah ada apa dengan negara ini? Apa semua sudah cukup puas bermuara di scam oleh oknum ato gua kasih ide? Sosialisasikan open source atau siap-siap jangan lupa piara gogok (anjing) di belakang rumah. In case di minta barteran πŸ˜› *ngacirrrrr

Reference: OpenOffice 2.3 dapat di download di sini (for Windows), (for Linux), atau Call Aa Nata (email: OpenOffice@adinoto.com)

17 Responses to “Sosialisasi OpenOffice, Kisah Seekor Anjing Dan Polisi”

  1. rendy Says:

    sabar not, sabar, nanti juga bisa dagang nasi kok, dunia IT memang penuh scam… huakakakaka

  2. IMW Says:

    Siapa nama tuh polisi πŸ™‚ laporkan saja. Gitu aja koq repot hihihi

  3. dudi Says:

    gw kira itu polisi ngomong gini:

    Gini aja, situ bayar 12 juta cash, nah situ kan bukan anjing, kalo gw ini anjing, nah bayar 12 juta cash saja sisanya tolong cariin jantannya sehingga gua bisa punya turunan

    =))

  4. adinoto Says:

    Gua sendiri jadi berpikir (keblinger), apa bener Microsoft Windows XP Home Edition ga boleh dipake buat di kantor-kantoran? Nah bagaimana dengan Laptop-laptop yang pre-configured dengan Windows XP Home Edition?? Masa ga boleh dipake dikantor??

    Kedua, nah bagaimana dengan praktek menjual OEM license itu? Secara kan license OEM hanya boleh dijual ke pedagang komputer baru, nah kenapa Microsoft (berikut partner-partnernya) menjual license itu ke end-user, pemerintah (dan Microsoft sendiri) tutup mata? Lah mentang-mentang license BOX/RETAIL EDITION terlalu mahal (Microsoft Windows XP Professional RETAIL BOX = 396 dollaran?) sedangkan OEM (tanpa BOX) Microsoft Windows XP Home Edition cuma dijual 85 dollaran, wah ini keterlaluan. UDAH TAU salah masih dilakukan (demi kejar target penjualan license ya Pak/Bu). Tolong Microsoft Menjawab.

    Saya sendiri berharap OpenSUSE 10.3 Bisa cepat keluar dalam minggu-minggu depan, semoga ekonomi Indonesia ga perlu membayar lisensi yang tidak perlu. Professional Microsoft ga ada kerja? Tenang Pak, NEGARA FIRST, kalo anda nganggur toh anda bisa kontak saya kalo saya jadi Walikota nanti, masih banyak ruang yang bisa anda kerjakan kalo anda memang bener-bener bersih dan capable.

  5. adinoto’s blog » Blog Archive » Pertanyaan Untuk Para Pertinggi Microsoft Di Indonesia Says:

    […] dengan banyak postingan dan kesimpangsiuran masyarakat dengan adanya sweeping-sweeping yang berlaku belakangan ini, dan […]

  6. Oskar Syahbana Says:

    OEM memang bener hanya boleh dijual ke pedagang komputer/perakit komputer dan bukan ke end-user. Kalo ga salah tertulis jelas di box-nya, ga ngerti deh kenapa dibolehin juga.

    Home edition dipake di kantor? Ga salah tuh? Soooooo many security features aren’t insterted. It’s not even safe if you have a home network!

  7. adinoto Says:

    # Oskar Syahbana Says:
    October 2nd, 2007 at 5:42 am e

    OEM memang bener hanya boleh dijual ke pedagang komputer/perakit komputer dan bukan ke end-user. Kalo ga salah tertulis jelas di box-nya, ga ngerti deh kenapa dibolehin juga.

    Home edition dipake di kantor? Ga salah tuh? Soooooo many security features arenÒ€ℒt insterted. ItÒ€ℒs not even safe if you have a home network!

    -> Ya itu boss, kadang business cuma butuh murahnya doang, ga perlu fitur segala macem. Pertanyaan gua emang elu safe kalo pake program Microsoft di network? bwakakakkakakaa… sejak kapan? πŸ˜€

    Driving a Windows on latest processor like Intel Core 2 Duo is like driving a Ferrari without any seat-belt πŸ˜€ *ngacirrrrrr

  8. Vavai Says:

    Skema lisensi M$ memang menjadi kontroversi. Jadi ingat soal warnet yang berurusan dengan EULA, karena meski mereka pakai lisensi asli, mereka dianggap melanggar ketentuan ‘menyewakan’.

    Puyeng ah, mendingan pakai yang jelas-jelas free, free like a free limun gitu kali ya (secara sekarang nggak jaman minum beer, hehehe)

  9. irwin Says:

    Selama ini tuduhan siapa di balik sweeping selalu diarahkan ke “you know who”. Tapi dari penelitian saya, ternyata sweeping digerakkan oleh aparat setempat dan “local expert”. Kalau menggunakan Free Open Source penuh pun bukan berarti lolos, bisa saja berikut di tanyain ijin dan lain lain. Sekarang bukan sekedar isu legal ilegal. Isu utamanya adalah: mencari penghasilan via sweeping HaKI. Coba tanyakan, dari sekian kasus mana yang masuk ke pengadilan?

  10. probodj Says:

    Konon katanya, ada prosedur untuk melakukan “sweeping”, sehingga pulisi gak bisa sembarangan masuk dan malak. Ceritanya ada di sini: http://www.son.web.id/2007/09/01/prosedur-sweeping-windows-bajakan/
    Sayangnya nggak ada referensinya.

  11. Oskar Syahbana Says:

    @Noto: wakakakak, ya yg profesional lebih mending lah daripada yg home edition :))

    I’m fully on Macintosh now on my trading (untungnya programnya ada semua gitu), some people are just not that lucky.

  12. snydez Says:

    di scam itu artinya diapain sih?.. *bingung

  13. feha Says:

    wah…gw kok dah bosen bahas beginian ya hehehe….
    cuma mo nambahin ajah untuk akses yg lebih cepat untuk dl OpenOffice:

    http://dl2.foss-id.web.id/openoffice/stable/2.3.0/

  14. arlandi Says:

    kayaknya emang masih jauh pemakaian open source software di Indonesia bisa jadi alternatif buat software berbayar (baca:bajakan). kalau kita ke toko buku yg gede2 dan liat di bagian buku komputer, pasti deh… buku2 ttg aplikasi lebih banyak yg software closed source daripada open source. itung aja, ada berapa banyak buku ttg MSO bandingin dg OO. atau 3D Studio dg Blender. atau GIMP dg Photoshop. dll dll…
    buat “orang awam”, mereka pasti akan memakai aplikasi yg lebih gampang. dalam arti, buku petunjuknya lebih banyak dan otomatis lebih mudah dipelajari.

  15. raizamn Says:

    loh ke mana neooffice? wups, windows only yak?

  16. Adham Somantrie Says:

    iya… sampe2 ada temen nanyain buku “howto” iWork…
    hahahah…

  17. adinoto’s blog » Blog Archive » Sukses Bergerilya Membagikan 500 Keping OpenSUSE di PestaBlogger 2007 Says:

    […] rakyat Indonesia. Memberantas kemiskinan dan terutama kebodohan (Udah kaya tapi masih bodo dan dibodo-bodoin kan malu-maluin toh?). Terima kasih kepada rekan Mahirman Anshari (Ruri) yang sudah disibukkan […]

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in