Roy Suryo Revisit (IT For Newbie)

Social, Technology 47 Comments »

Kemaren ga sengaja nonton TVRI ada acara ORBIT Mas Oy… membahas Ecommerce/Banking Online? *telat udah ditengah nontonnya. Ada beberapa hal yang ga sreg/ga pas jawaban sama pertanyaan. Tergerak mau meluruskan biar masyarakat lebih melek teknologi lah. Sumbang sawer ilmu (kalo masih dihargai). Menta uang kan susah, kalo menta elmu orang seneng ngasih dah.

1.Pertanyaan… “bla bla bla.. kalo pengen punya domain sendiri apa bayar, dan apakah Google, Yahoo dsb bayar?”

Om Oy: Kalo mau gratisan pake yahoo, tapi ga keren kalo mau bisa pake blog dengan nama sendiri, bayar. bla bla bla…

Adinoto menjawab: Hmm, apa maksudnya kurang pas denger pertanyaannya?? Maksudnya memiliki domain sendiri itu gmana, apa harus bayar? Bukan nanya layanan email kali ya. Kalo mo punya domain sendiri tentu bayar ke registrar. (Om Oy juga bahas soal Registrar kalo mo gampang bisa minta tolong ke ISP), mungkin kelupaan bahas, ya Google, Yahoo, tentu saja bayar domain mereka ke Registrar. Gua tambahin deh biar tambah wawaasan: Emang domain ini udah kayak bisnis sendiri. Orang berebut bisnis domain seperti halnya “tanah/kapling” di dunia nyata. Salah satu pemain yang “gila” borong domain adalah Buy.com ketika itu (2001-2002?) mereka memborong 4000 domains sekaligus (bayangin biaya domain waktu itu masih 32 dollar/tahun per domain. Kasus lain soal klaim-klaiman domain ini adalah: Ketika McDonald’s sitenya sudah di claim oleh orang lain (hint: kalo mo info Google lagi deh), dan akhirnya McDonalds bisa menang dan ybs menyerahkan domainnya. Ato Mikerowsoft yang asli namanya sendiri tapi dikira mencybersquatt (hijaack) site Microsoft (settled cuma dengan dikasih XBOX ๐Ÿ˜› ) Kasus lokal ketika Mustika Ratu? domainnya di klaim sama saingan bisnisnya. Mau referensi lengkap bisa ambil dari situs Kang Onno. Saran: Kalo anda berminat mau “invest” ga ada ruginya punya domain sendiri jaman sekarang karena relative sudah murah sekitar 90rb per tahun (plus biaya hosting yg bisa dipilih dari paket 1000 perak perbulan). Coba tanya Rendy tuh di QWords, ato Pak Pri di IndoGlobal, nah kalo mau tanya-tanya soal blogging bisa nanya Mas Amal (konsultan blog) dan Mas Boedi Poetra.

Hint lucu: Buy.com ketika itu di bangun (Founder dan CEO) Scott Blum, di jajaran direksinya diisi oleh John Sculley ex-CEO Apple. (Halah gua kok blon ada di Wiki ya *ngacirrr). Steve Jobs ketika menawarkan posisi CEO di Apple ke John Sculley yang ketika itu CEO Pepsi Cola terkenal dengan quote “Do you want to sell sugar water for the rest of your life, or do you want to change the world?”.

2.Pertanyaan…. “Bagaimanakah kita memilih toko komputer kalo ingin membeli laptop?… bla bla bla.. harus bagaimana?”

Om Oy: Ya pilih toko yang dipercaya, jadi bisa nanti diinstall ulang, harus bisa dimasukin account baru dan password baru…. terus membahas soal bahaya data di komputer… Ketika itu tahun 1986 ada seorang Indonesia yang bekerja di bank punya password RUDEM singkatan namanya (ga tau nih Rudy apa kali???)… nah dia bisa membobol bank tersebut setelah sekian tahun karena password nya masih sama. Dan itu tahun 1986 loh.

Adinoto menjawab: Jawabannya kayaknya kurang pas. Jawabannya mungkin lebih pas, YA Sebaiknya komputernya harus di format dan direinstall ulang dengan installer Windows. Bisa dari Windows bawaannya laptop (lebih baik karena lebih sederhana, di dalamnya biasanya sudah disertakan driver-driver custom yang bawaan laptop tersebut). Ato kalo pun ga ada bisa copy Windows dari temen (bukan untuk diduplikasi distribusi tapi keperluan backup), terus bisa masukin serial number asli bawaan komputer/laptop tersebut yang terdapat pada bawah komputer/laptop tersebut (ada stiker Original dari Microsoft). Setiap Laptop (biasanya); tidak termasuk laptop murah yang tidak membundle Windows, BERHAK, untuk dicopykan Windows original lagi sesuai dengan serial number yang terdapat pada stiker asli Microsoft dibawah laptop tersebut. Harap diperhatikan bahwa Windows yang BERHAK adalah Windows tipe yang sesuai dengan stiker bawaan tersebut. Jadi kalo stikernya Windows Home Edition, tentu TIDAK BERHAK untuk diinstalkan Windows Professional Edition. Kalo bingung bisa check PapayaNews liat siapa-siapa Geeks disekitar anda :P. Kemudian anda bisa menginstall software-software pendukung gratis OSS (Open Source) seperti OpenOffice, dan Firefox. Jadi apabila belum siap dengan solusi total Open Source sampe ke level OS (seperti Linux dll), paling tidak anda sudah membiasakan diri dengan Aplikasi Open Source. Catatan: Microsoft Office bisa dipastikan hampir tidak merupakan bundle kebanyakan laptop karena harganya yang mahal. Hanya sedikit sekali laptop yang membundle dengan Microsoft Office (biasanya Small Business Edition — baca: Minus PowerPoint), dan ada aplikasi OneNote. Catatan buat yang ingin menjual laptopnya juga seharusnya memformat ulang komputer tersebut apabila data tersebut dirasakan sensitif. Untuk data yang supersensitif sebaiknya melakukan low level format (zero all data), karena data lebih mahal daripada sekedar laptop bukan demikian?

Untuk jawaban soal tahun 1986, rasanya kurang pas, karena yang tersebut diatas adalah soal security, dan tahun itu belum ada laptop umum. *Laptop pertama termasuk ada dipasaran adalah buatan Apple, yaitu PowerBook 100 yang diproduksi tahun 1991 oleh Sony. Salah satu kelebihan laptop ini yang masih saya rasa heibaat sampe sekarang adalah kemampuannya untuk bisa booting cold boot dari RAM disk. ๐Ÿ˜› hehehehe.. top bgt. Mungkin ini salah satu alesan kenapa (karena Sony yang paling tau miniaturisasi dan memproduksi Mac pertama) Apple menolak Sony untuk melicensi Mac OS pada tahun 1996. Karena tidak memperoleh license Mac OS akhirnya Sony memilih memproduksi Sony Vaio dengan lisensi Microsoft Windows.

Mungkin sudah saatnya kita mulai sering turun kebawah memperhatikan IT For Newbie? Biar generasi muda lebih melek dan dapet bimbingan yang benar. Makanya diharapkan para sesepuh IT ga cuma bertengger di posisi menara gading jadi bisa lebih membumi dan memberikan alternatif narasumber informasi buat khalayak awam. Bagaimana menurut anda?

Berikut daftar geeks yang bisa dimintain tolong: Eko Juniarto (Mac/Windows/Linux), Andika Triwidada (Linux), Made Wiryana (Linux, Security, All About Linux), Priyadi (Linux/Hosting), Ikhlasul Amal (Blog dan EYD), Boedhi Poetra (Blog), Dicky Wahyu Poernomo (Linux/Mac/Windows), Didats (Blog), Mohammad DAMT (Linux, Hardcore), Zikri (Linux, Windows), Yulian “Jay” Firdaus (Mac, Linux), Ibrahim Samik (Mbahnya Open Source Indonesia), Boy Avianto (Mac, Standard Web 2.0), Kuncoro (TelkomSpeedy), Mira Marselllia (TelkomselFlash), Jim Geovedi (Linux, BSD, Security), Enda Nasution (Blog), dan tentunya buanyak lagi temen-temen yang bisa dicari dari source link diatas. Mohon maaf apabila ga sempet menampilkan semua links. Salam maju buat dunia IT Indonesia *halah salam apa pula kayak pernah denger *ngacirrrrrrr ๐Ÿ˜›

Pesan Sponsor: Kalo mau Migrasi Open Source boleh tuh kontak Adinoto.com :)) *bwakakakaa…. beli paket dari bandarnya dapet semua geeksnya ๐Ÿ˜€ halah halah hare gene dagang IT ๐Ÿ˜€

Jadi Presiden Kok Ga Lebih Gaya Daripada Jadi Pak RT

Social 18 Comments »

Dua puluh tiga (23) tahun yang lalu ketika saya berumur 10-11 tahun (SD kelas 5-6) di Sumatera, masih jelas di memory saya kalo pada suatu kesempatan Presiden berkunjung ke kota kami (Dumai) *Peresmian Kilang Putri Tujuh – Pertamina Dumai?? Kami anak-anak SD pasti dipersiapkan untuk membuat bendera-bendera kecil dan baris dipinggiran pagar besi untuk mengibarkan bendera merah putih itu… biar kata presiden juga cuma lewat wussss kagak keliatan. Malah katanya disepanjang jalan suka “tiba-tiba” ditanam pohon pisang dll menunjukkan “kemakmuran” daerah ybs.

Dua puluh tiga tahun kemudian, kalo ada keramaian dan kemacetan, anak-anak cuma komentar “Husss, ada apa sih? macet-macet”, … jawaban “Hmm ada Presiden woy”. Suka dikomentari “Bikin macet aja”. Halah. Sekarang kok namanya Institusi Negara Tertinggi bisa segitunya ya ga direspect. Paling parah ya antem-anteman soal fitnah-fitnahan Presiden punya bini sebelum masuk AKABRI. Halah. Ga mutu banget coy. Presiden gitu loh. Kok bisa diobok-obok kayak Pak RT ato rakyat jelata banget ya. Apa yang salah dengan negara ini? Jelas masyarakatnya (dan pemain politiknya) sudah kebablasan. Kalo anda tidak bisa merespect pemimpin negara sedemikian rupa, bisa dijamin negara ini tidak akan kemana-mana. Logika aja. Pak SBY itu mertuanya Jenderal Sarwo Edhi. Orang penting gitu. Secara masa ga discreening dulu sama si bos sebelum ngambil mantu. Bener issue ga mutu deh.

Sekarang sadar-ga sadar masyarakat mulai apatis dengan kepartaian. Mahkamah Konstitusi juga sudah melegalkan calon independen. Walaupun aturan mainnya belum jelas. Nah, semua pada sibuk bilang ini picu dari kekisruhan politik. Ya kok hobby nya orang Indo ini ributtt aja, mo dibenerin malah ribut. Kata gua sih ga penting aturan, yang penting nomer satu itu adalah “ETIKA, dan KARAKTER (in a good way)”. Kalo kita ga belajar jadi bangsa yang menghargai etik, dan berkarakter baik segala aturan (baca: hukum) cuma jadi mainan orang berduit.

Kerja dulu ah. Pagi-pagi kok ngurusin ga genah. Capeee deee.

Highlander WiFi

Social, Technology 9 Comments »

1:52:46 PM: noto: jay jadi driving golf hari ini?
1:52:47 PM: jay: engga tahu
1:53:06 PM: noto: ohh…
1:53:09 PM: noto: aku kira iya
1:53:15 PM: noto: pagi ada sms mira ngajak driving soalnya
1:53:19 PM: noto: dimana lo?
1:53:26 PM: jay: lagi di bec
1:53:31 PM: noto: =))
1:54:03 PM: noto: ga ada laptop ne ๐Ÿ˜›
1:54:12 PM: jay: tiba-tiba nongol sasongko
1:54:16 PM: noto: masa bawa2 pc ke bec ๐Ÿ˜€
1:54:18 PM: jay: :))
1:54:30 PM: noto: wakakaka sasongko = highlandernya wifi juga ๐Ÿ˜€
1:54:35 PM: noto: pemburu wifi ๐Ÿ˜€
1:54:42 PM: jay: musafir benwit
1:54:58 PM: noto: wakakaka tinggal pinjem onta sama gitar ke bang oma =))
1:55:09 PM: jay: =))
1:58:40 PM: jay: memang highlander wifi =))
1:59:00 PM: noto: wakakakaa

Gitu deh potrait masyarakat Indonesia sekarang. Mo kompetitif di IT kudu jadi highlander dulu. Halah. Kalo OneChildLaptop om Nicholas dianggap salah sasaran di Afrika (karena yang dibutuhkan masyarakat Afrika itu prioritasnya adalah Air dan Makanan). Nah kalo di Indon gmana? Air dan Makanan pasti (apalagi buat saudara-saudara yang kurang beruntung di daerah yang kurang subur. Nah kalo berikutnya apa? Tentu Pendidikan, Pendidikan, Pendidkan. Gimana mau maju wong rakyat dibiarin bodoh. Halah. Capeee deee.

*ditulis buat mewakili hasrat para highlander wifi di Indon. ๐Ÿ˜€

Con Kolivas Quit (Hare Gene Main IT? :P)

Technology 46 Comments »

Pengalaman gua dengan linux berawal pada tahun 1992 dengan SLS (SoftLanding System). Oprek-oprek sampai dengan 1996. Not fun at all (Apa sih funnya bisa install sampe configure X — pake diskettes), setup apache dan don’t know what to do next (maklum Internet did not take off att the time, bahkan skrg pun masih banyak fakir benwit disini *kata Deden hehe). Bahkan WebServer paling berkesan pada masa itu (1995-1996) justru buat saya belum Apache (was NCSA/HTTPD Server) tapi WebStar yang di bundle Apple di Apple Internet Solution (namanya bergaya Microsoft banget ga seh *era Schulley) *malah baru tau hari ini WebStar sekarang udah dibeli Kerio.com. Gua masuk dunia kerja IT back then 1992 di salah satu master dealer komputer terbesar di Jawa Barat. Pada saat lulus S1 timingnya mungkin ga pas, karena saat itu IT sedang boom-boomnya, dan pilihan antara kerja di minyak (Schlumberger) dan MegaNet/InTouch sebagai ISP dg inovasi terbesar pada saat itu (Fax2SMS, Fax2Fax, Fax2Pager, vice versa) menarik hati. Gua pilih InTouch (baca: IT) instead of minyak. Bego sih. Tapi at the time emang pilihan yang jelas di depan mata IT lebih compelling daripada minyak. Bandingin saja jaman itu (gua juga bantu temen setup ISP ke-17 di Indonesia; live ke-7) 1996, lah kalo mo bikin mail server aja ga pede kalo ga belanja server Sun Netra minimal (200jtan duit dulu), bandingin dengan sekarang ketemu PC Pentium 4 bangke aja polin memory nya 4GB (ato 3.5GB kalo PC nya chipset lama — mentok di 4GB limitasi) install linux, lebih pede daripada jalanin Sun lawas (200MHz-an). (3-4jt ato bangke + RAM versus ratusan juta dulu atau puluhan juta server sekarang), Update: ISP itu malah membudgetkan pake Server Digital AXP1000 (!GHz) yang harganya 1 miliar plus (duit tahun 1996), kalo dibeliin tanah tahun itu (dan itung depresiasi mata uang kita) kali sekarang udah seharga 50-100 kali lipat hehehe… capeee deee). Terus gua cabut ke salah satu software company paling inovatif pre-internet time (baca: Lotus). Dang. Pas era internet bubble ato tech companies collapse (bahkan solusi Lotus Notes pun ga terlalu relevant sekarang karena banyak software-software company baru berbasis knowledge management atau bisa ambil sendiri/modify opensource project dan build your own).

Untuk personal desktop experience, gua kenal komputer pertama ya Mac. Pake PC DOS juga (various DOSes, IBM PC DOS, MS/DOS, Caldera DOS), Windows 3.11, tapi puas (baca: cocok susunya) dengan Mac OS 7.12 (PowerMac 6100/AV 1994) sampe dengan Mac OS 8.6 karena Mac lebih intuitif dan mudah dioperasikan *dan kecintaan pada multimedia at the first sight (remember mTropolis anyone? it puts Macromedia Director to shame!), terus kapok. Mac hang mulu! *tanya Made hahahaha. Terus Windows 95… (tentunya ngandelin Netscape Navigator) since Internet Explorer versinya kalah mulu dari Navigator. Booom gua terus tertarik dan main BeOS. BeOS adalah satu-satunya cinta mati gua pada pandangan pertama. It boots less than 5 seconds, dan even I built my own famous cheap Dual Celeron ABIT BP6 at 2x500MHz (every geeks at the time loves ABIT BP6). Punya 4 biji malah!! BeOS dibangun oleh Fearless Leader, Jean-Louiss Gassee ex-Apple President USA, yang ngoboi bawa kabur top engineers Apple yang terlibat project-project bersama IBM yang ga pernah di release seperti Taligent OS, Kaleida, Pink (*hahahaa orang-orang tua pada ketawa pasti, jadul lu pada!). What makes BeOS sooo interesting is everything runs pretty responsive!! Lu bisa select 10 objects dan play movies misalnya, dan semua launch instantly. Top. BeOS hampir jadi cikal bakal Apple next generation OS sampe akhirnya disekem sama Steve Jobs yang bawa NeXTStep to the table (now called Mac OS X) waktu doi jadi advisor di Apple 1996.

Nah gua ketemu linux intensif lagi tahun 1998-1999. Dikenalkan oleh salah satu client corporate gua dengan PHP (versi 3) tahun itu. Hmmm kok rasanya pernah liat. Taunya Personal Homepage Tools dulu di Mac sebelumnya hahaha.. pantes. Sampe pernah nyambangin anak KluB? *Jay… dimana lu dulu, di daerah Palasari situ (Kantor gua di Lodaya dulu; Internet Zone gitu yang ada kaca airnye, anak Bandung selatan tau kalee) ๐Ÿ˜› … Nah oprek-oprek kernel, bikin distro, patch this thing that, oprek semua distro (lah ini CEO apa teknisi sih??) udah gua kerjain sampe gua kenal Con Kolivas patch tahun 2002?an. CK-patch. Yang bikin desktop linux *pre-emptive patch sehingga kernel lebih responsive (baca: sangat) yang di backport ke kernel 2.4 malah hehehe (dibundle di kernel 2.6).

Ngomongin linux buat gua udah kayak pegel linux aja. RPM-hell yang dependencies hell nya.. (bahasa awam: capeee deee) a butuh b,c; b butuh d,e; c butuh a,e; *woy pasti banyak yang protes hahaha… Made udah pasti siap-siap dengan SUSE advocancy nya *hehehe em SUSE gua demen pertama kali install di ThinkPad T40 th 2002 bisa detect modem gua oi by default. Try that on any distro *remember linmodems anyone? dan Andika udah pasti setia dengan Debiannya. hehehe Mr. apt-get dah ๐Ÿ˜€ hehehe.. intinya gua udah coba semua capek man… cycle install-test-fix-install-fix-test buang-buang masa *baca: waktu cakap budak Malaysia; sahaja. Gua pingin OS yang gampang ga buang waktu, syukur-syukur bisa cari duit sendiri *halah. So pasti gua prefer OpenBSD over linux mengingat umur gua yang ga muda lagi dan mengingat buang-buang waktu sahaja. Masalahnya vendor-vendor gede tadi pun udah main duit. Aplikasi-aplikasi gede udah jalannya di distro-distro tertentu saja. Distro bagus kecil slim inovatif terlupakan dan ilang dukungan.

Con gave up. My point is when it comes to IT, we are so dinosaurs. Kalo boleh milih gua ulang tayang gua ga milih profesi IT. IT enaknya mungkin cuma buat pegawai multinational yang digaji dengan duit Bush dan kerjanya maintain apps/servers aja. Nah kalo geek abis bisa idup di IT? Capee dee rasanya. Waktu setup udah ga sederhana, buang waktu, ga ngasilin duit, sementara tukang Nasi Goreng Kambing di Kebon Sirih sehari aja bisa adem kagak ngebul otaknya tapi ngebul dompetnya bisa puluhan jeti cuan hahahaa… Nah lo sapa suruh gawe di IT ๐Ÿ˜€

Now what? Pesen gua satu:

1. Kalo punya anak, jangan suruh main IT. Daripada belajar 10 bahasa pemrograman, suruh belajar 10 bahasa manusia. Bisa bahasa Inggris faseh, Cina, Arab, Jepang, Korea, Prancis lebih menjanjikan.

2. Suruh belajar salesmanship. Nah kebanyakan IT geeks itu typical engineer mau menang sendiri *hayoo lu rame neee hahahaha… ga semua sih. Tapi tuntutan profesi kali? Mirip kewanita-wanitaan kalo gawe di salon dsb. Mungkin merasa paling tau? Salesmanship bikin manusia lebih softcore, bisa mengerti manusia, empathy, people person, akhirnya disukai orang lain/client?

3. Suruh belajar jualan pesawat pribadi aja kayak GulfStream V, *anyway bisnis pesawat pribadi lagi boom di luar, berkat Fractional Ownership, jualan kapling di The Palm, Jumeirah lebih nguntungin daripada belajar IT. Toh pinter-pinter IT bakal jadi engineer juga, kena skem sama yang bermodal/mau capek-capek ambil S2 keluar negeri tapi mungkin ga lebih pinter mungkin dari elu-elu pada ๐Ÿ˜€

4. Masih baca blog? Halah, tutup komputer langsung kerjain pesan diatas. Coba cek terakhir berapa sih kemampuan bahasa lu? Ga seberapa kan? ๐Ÿ˜€ …. hahahahaa.. *ngacirrrr

Menristek vs Tukul di 4 Mata Hari Ini, Trans7 20:00 (22 Juli 2007)

Social 18 Comments »

Menteri yang satu ini gua ga gitu kenal waktu di kampus (jamak bok, gua dah lulus ๐Ÿ˜› ), tapi ternyata baru tau belakangan doi kakak kelas gua di hutan belantara CPI dahulu. Beda angkatan kaleee, doi dah main bola gua baru nyusu kali ๐Ÿ˜› … Humornya bolehlah, terbukti waktu gua bawa pertinggi Apple humornya jalan dibilang ke direktur-direktur Apple itu ketemu Adi dimana? Ga nanya temennya sapa? katanya (monyet; secara CPI emang banyak monyet lah lingkungan tinggal yang ga diusik2) … halah secara rasanya masih banyakan jaman elu deh monyetnya daripada jaman gua hahahaha… (salah satu Menteri yang ngomong masih cuek lu gua lu gua ๐Ÿ˜› )…

Nah Menteri ginian mo ketemu Tukul? Pengen liat gua adu humornya. Sembari pengen liat messagenya tersampaikan ga dengan baik di acara ini. Dari info di situs RisTek katanya sih mo ngomongin Teknologi Ramah Lingkungan; kendaraan aman, hemat, dan ramah lingkungan. Kendaraan hybrid. Hmmm… Prius ga masuk sini. Kendaraan biodiselnya dah jalan pak? Gua pernah liat tuh ada satu kidjang jalan-jalan ada tulisannya Kendaraan Ini Berbahan Bakar Biodisel. Itu punya sapa ya? Proyek mana ga tau dah. Kalo di Google.com kalo mo beli mobil Prius malah karyawan ditambahin duit 5000 dollar. Ngeunah yak. Committed gitu loh ke lingkungan yang lebih bersih. Emang pak secara gitu kasian gua yang naik Mio ngirup udara bandung udah kagak mutu gara-gara semprotan knalpot bis PPD dan angkot. Coba deh sekali-kali naik sepedanya ajak menteri-menteri lain seputar dago aja ๐Ÿ˜€ *Secara doi juga penggemar gerakan bersepeda dan hidup sehat — kecuali rokoknya, doi mirip gua masih dewan syuronya ๐Ÿ˜€

Yang pengen gua liat juga nanti Menristek ga cuma duduk bareng dengan Tukul, sekali-kali duduk bareng dengan Steve Jobs boleh tuh. Dulu kan ga jadi, saatnya masih lebar mumpung Apple (baca: Steve) adalah salah satu orang paling berpengaruh di tiga industri (Komputer, Music, Film) gara-gara iTunes Music Store nya. Kita tinggal skem aja (biar ga kena akismet bahasanya dimiringin dikit) Steve mo bantu apa di negeri ini. Bantu buat pendidikanlah. Mo bikin mek spesial edition kali buat mahasiswa dan masyarakat tertinggal. Ato kasih OS X di”buka” (baca: Open Source) buat dunia pendidikan Indonesia.

Satu lagi soal hemat energi dan ramah lingkungan ada nih tulisan saya bolak-balik soal bagaimana kita semua mengkonsumsi teknologi yang tidak ramah lingkungan, yaitu PROCESSOR dari Intel dan AMD. Nah lo, berani kagak kasih tekanan ke dua pabrik ini (sapa kite yeee negara cuma konsumtif gini ๐Ÿ˜€ ) tapi paling ga melekin rakyat yang kurang dapet melek pendidikan (karena mahal ini) kalo Processor itu buoros… kasian di kampung (ga kampung Naga yang emang anti teknologi) listrik aja blon nyampe. Dua pertiga kali daerah di Indonesia belum terjangkau listrik, sedangkan rakyat lainnya di kota berboros-boros dengan processor yang makan 230 Watt satunye. Ya elah.

Nah top juga kan gua broadcast newsnya. Hahahaha.. Udah cocok jadi humasnya RisTek dah. Huahahaha… Ga ah. Nanti mo jadi penerusnya Pak KK aja deh hahaha… sekalian nungguin benahin Bandung kalo sistem kepartaian ga lagi ruling daerah ini; mo jadi Aa Nata. (Ngomong-ngomong Bandung emang masih bisa dibenahin? Kagak perlu Bandung Lautan Api 2 dulu kan lah ini kota udah nempel-nempel kagak puguh sempit gang sempit gang halah ๐Ÿ˜€ )… Ya itulah nasib swallow (swasta loyow) kita kagak dipanggil-panggil Cikeas bwakakaka… kalo kagak dipanggil-panggil cabut ke Steve Jobs aja ngelamar jadi asisten bawa laptopnya lucu juga kali (man with 9 with 11 zeroes ya Dats ๐Ÿ˜› ) dan ajarin doi bilang kembali ke laptoppp ๐Ÿ˜€ *65 persen dagangan Apple sekarang adalah Laptop MacBook.

Ya udah deh, ngecapruknya pagi-pagi Pak. Gua tungguin lu jam 8. Jangan bikin malu ya hahaha… Ayo yang mo nonton Menteri atu ini di TV sok silahkan teman-teman. Napa Menristek sekarang kalah pamor ama menristek jaman mbah Harto ya? ๐Ÿ˜€ … Ya itu dia skem skem an media nya kurang Pak! ๐Ÿ˜€ … Hmm btw, titip salam sama Tukul, suruh kembali ke pohon… secara di CPI temen-temennya pada nungguin!

Gua spare waktu deh nanti jam 20:00 sembari ngoprek iPhone bwakakakaa…. skemmmmmmmm… Kagak pake ngiri ya ๐Ÿ˜› *ngacirrrrr

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in