Negeri yang katanya Alamnya kaya, Kakek-nenekku seorang pelaut, merupakan salah satu tragedi dunia. Negara yang lebih dari 90 persen (itung sendiri lah sono!) penduduknya adalah petani, bertahan hidup dengan kecil dari 1 dollar sehari, tidak pernah memperoleh perhatian pemerintah. Petani apa kalo kenyataannya cuma penggarap ato buruh tani. Lahan ga punya, ternak punya orang. Ya sekedar bertahan hidup doang atuh. Kedele 2,500 perak sekilo sekarang tiba-tiba bisa 7,500 perak sekilo aja ga bisa kontrol. Ya karena kena sekem semua import.
Heran kan Thailand yang negaranya segede uprit itu aja bisa export kemana-mana. Sampe belahan penjuru dunia semua produk pertanian sampe terasi pun Made-in Thailand. Halah. Nah rakyat sekarang yang udah (jangan samain sama elo-elo yang udah main internet, cermin dan kacamatanya beda bosss… ente mungkin udah ga perlu dipikirin) susah tiap hari makan ayam juga susah (btw, Ayam di Indonesia lebih mahal dari di Eropa yang notabene 1-2 Euro itu kayak duit 100 perak buat mereka) sekarang mo makan tempe aja ga sanggup. Mo disuruh makan apa lagi broer? Beras oplosan pemutih?
Nah kalo tempat udah kayak gini rusuhnya, ditambah masyarakat juga sudah tidak disiplin. Apa ga kita masih butuh pawang ato diktator untuk memimpin negeri ini?
Ga tau deh. Lu pikirin sendiri. Demokrasi? Partai? Anggota dewan mewakili partai rasanya kok bukan mewakili rakyat. Eksekutif? Lah semua pake resep 2-1-2 (dua taon orientasi, belajar baru menjabat, 1 taon kerja, 2 taon persiapan kampanye pemilihan mendatang). Sapa yang percaya demokrasi. Negeri ini mungkin ga cukup dibangun dengan tangan besi another 50 taon. Amerika? Sama lah sekemnya. Ngomong demokrasi tapi cuek aja kan ga dengerin suara rakyatnya, ada minyak dikit sekemmmm enak rasanya.
Memang semua kembali pilihan rakyat. Pilihan anda semua. Mau begindang-begindang aja monggo mas, kalo udah bosen mau perubahan yo monggo juga mass. Sak kabeh-kabehna kumaha maneh we lah. Aing mah sharing we.
January 26th, 2008 at 11:13 pm
Lee Kwan Yew itu diktator bukan ya..
Wondering kalo Indonesia dipimpin Lee Kwan Yew.. bakal kayak Sin ga ya.. Btw, baru baca di Wiki-nya:
Tahun 1923 udah ada Kampong Java di Singapore?
January 28th, 2008 at 9:24 am
Bicara tentang diktaktor dan kebetulaan Aa Nata blum membahas tentang mangkatnya Jendral Besar Bintang 5 sekaligus Mantan pemimpin besar RI, Alm. H. Soeharto (Seperti Media2 lain yang sedang heboh membicarkan… hehe… maap a’ jd ikutan heboh neh :p)
Artikel berikut membahas kediktatoran juga dengan ending berbeda
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0801/22/sh05.html
Mohon tanggapannya… *maklum anak muda, mau tau tp nga tau siapa yang bisa ngasih tau dan benar2 tau tentang hal yang blum diketahui umum
February 8th, 2008 at 2:18 am
Sip…SETUJU BANGET…Negara ini…butuh seorang pemimpin SEORANG DIKTAKTOR yang berKETUHANAN dan berKEMANUSIAAN…!!!
Jika demokrasi membawa sengsara dan terpuruk nasib bangsa, buat apa demokrasi?
buat apa demokrasi kalau yang menang mereka yang anti demokrasi? buat apa demokrasi kalau secercah harapan ternyata datang dari satria piningit yang cuma ingin kelihatan cerdas tapi dasarnya bermental jongos-tukang pukul profesional dan kaum fundamentalis religius berwatak oportunis habis. buat apa demokrasi kalau semua partai dan caleg berjanji setia kepada para fundamentalis pasar bebas.
“buat apa demokrasi kalau makan tikusâ€.
May 20th, 2010 at 2:03 pm
tidak disiplin itu asyik bisa bebas dari apapun yang kita meu. kan kita rang buru-buru. wajar dunk ngelanggar sedikit. supaya tidak telat ke kantornya.