Turut berduka cita buat semua. Buat temen saya Eko, dan buat keluarga rekan-rekan yang belum jelas juntrungannya. Buat keluarga yang ditinggalkan, buat semua. Kejadian ini membuat kita tersadar kalo kita hanyalah debu di hadapan Yang Maha Kuasa. Kudu banyak-banyak amal ibadah dan ingat tabungan akherat. Betapa besarnya alam semesta ini dan kemungkinan malapetaka apa saja bisa terjadi (discam meteor amin abis semua). Mungkin perlu siap-siap “rumah masa depan” juga.
Tapi satu yang agak mengganjal perasaan saya kalo lihat tanyangan breaking news di TV saat ini adalah “Dimana peran Bupati dan Gubernur dalam hal ini?”… Cicing wae jang?
May 27th, 2006 at 8:11 pm
nah, taunya mereka cicing wae darimana?
May 27th, 2006 at 8:14 pm
Laporan terakhir sampe hari ini bantuan kemanusiaan tidak tersalurkan pakde. Sehingga ribuan para korban yang ada sampe berbondong-bondong ke tempat dinas kediaman Bupati. Bukan shu’uzzan ya. Tapi gitulah kenyataannya.
May 27th, 2006 at 8:16 pm
Bener, tidak ada peran aktif dari gubernur atau keraton yogyakarta. bahkan, kekuatan pangkalan TNI AU pun tidak diberdayakan. Wooii.. sultan, wake up!!!
May 27th, 2006 at 8:24 pm
Sedihnya jadi double double…. Singapore aja kirim pasukan sudah nyampe dari kemaren. Instant gitu loh. Jadi wakil rakyat sudah lupa amanatnya semua. π
May 27th, 2006 at 8:35 pm
Sultan HB X mana perannya? kok gak ada berita? apa kurang publikasi
May 27th, 2006 at 8:46 pm
Nah ga tau soal itu boss. Peran sih aku yakin ada. Tapi kok kurang POLLL gitu loh kayaknya. Laporan per skrg 10:45 AM bantuan masih belum tersalurkan.
May 27th, 2006 at 9:28 pm
Priyadi said,
nah, taunya mereka cicing wae darimana?
Eep:
Pri…, ga tau ya si meknoto sudah jadi pecandu televisi termasuk tontonan gosip…
wakakaka
dari pagi ampe sore nongkrongin tv mulu..
*ngacirrrr…
May 27th, 2006 at 9:28 pm
ada beberapa kemungkinan:
1. beliau2 sibuk di belakang layar
2. beliau2 dah keluarkan instruksi, tapi ada miskomunikasi
3. (terkait poin 2)jangan lupa, TELEKOMUNIKASI putus…
4. jangan terlalu ngandelin beliau2, urusan mereka dah banyak, mestinya STAFNYA PUNYA INISIATIF
*eh, ini Adinoto Fisika ya?*
May 27th, 2006 at 9:34 pm
Wakakaka… nggeus cicing we maneh Ep.. urang kehed jeung meteor siah beul π wakakakaka scam π http://eepinside.com/?p=137
May 27th, 2006 at 10:21 pm
saya pernah berdialog dengan seorang birokrat di aceh, yang juga salah satu pengungsi korban tsunami. silakan baca di –>
Catatan dari Aceh
Pengungsi yang Mengurus Data Pengungsi
http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/02/tgl/20/time/122129/idnews/543094/idkanal/399
satu yang bisa saya tangkap dari diskusi dengan beliau. pada saat bencana terjadi, maka potensi lokal (masyarakat, lsm, pemerintah, dll) seakan-akan menjadi “lumpuh”. bukan berarti mereka tak ada di lokasi.
tetapi secara psikologis, mereka mengalami trauma yang dahsyat. belum lagi kalau ada anggota keluarganya, masyarakatnya, anak buahnya, dll. yang turut menjadi korban.
sehingga perlu waktu yang cukup untuk “memulihkan” mereka, sehingga bisa kembali menjalankan fungsinya dengan optimal.
selain itu, dalam keadaan bencana yang dahsyat, beberapa infratruktur (non-teknis) kelembagaan terputus atau tercerai-berai. artinya, struktur komando dan koordinasi akan babak-belur dan butuh proses untuk memulihkan.
ini yang menjelaskan mengapa kalau kita lihat di tayangan TV tentang berbagai bencana yang ada, terkadang kita melihat penduduk lokal yang tak seolah tak banyak berbuat apa-apa, pemerintah daerah yang kelihatan linglung.
inilah maka dalam beberapa kejadian bencana, seolah-olah tim dari luar lokasi bencanalah yang banyak bergerak. ya, mereka bisa leluasa bergerak dan terkesan lincah, karena memang mereka tidak memiliki trauma sebesar mereka yang makin dekat dengan episentrum (titik pusat) bencana.
kita bisa lihat, bencana di aceh atau jogja, maka yang banyak bergerak adalah mereka (pemerintah, lsm, masyarakat, dll) yang berasal dari aceh / jogja. demikian pula pada skala nasional, yang kelihatan lebih merespon bencana di indonesia adalah dunia internasional, karena “indonesia” pun mengalami trauma juga, dengan kadarnya sendiri.
ya memang, di tv kita mendapatkan informasi hanya terbatas, apa yang tampak di layar kaca saja + dengan durasi yang sangat terbatas.
nb:
tetapi memang kebiasaan kita (masyarakat indonesia) memang belum piawai dalam berkoordinasi. ditambah dengan beberapa faktor di atas, maka segala kemungkinan bisa terjadi. semisal lambatnya penyaluran bantuan, dsb.
mudah2an bermanfaat.
-dbu-
May 27th, 2006 at 10:24 pm
ralat atas komentar saya di atas==>
“kita bisa lihat, bencana di aceh atau jogja, maka yang banyak bergerak adalah mereka (pemerintah, lsm, masyarakat, dll) yang berasal dari aceh / jogja”
seharusnya ==>
“kita bisa lihat, bencana di aceh atau jogja, maka yang banyak bergerak adalah mereka (pemerintah, lsm, masyarakat, dll) yang BUKAN berasal dari aceh / jogja”
dengan demikian, ralat telah disampaikan π
-dbu-
May 27th, 2006 at 11:12 pm
Bener boss Donny, begitulah adanya. Dua-duanya benar. Ybs mengalami trauma sehinngga tidak responsive, informasi yang disampaikan di TV terbatas durasinya, dan/atau mereka sudah bergerak (pasti), di sisi lain juga mungkin mereka ga bereaksi selanyaknya pekerjaan/amanah mereka sebagai wakil rakyat. Two side of coin.
Which the point is, dua sisi ini debatable, yang saya ingin sampaikan cuma “sentilan” karena ga banyak yang kita bisa lakukan selain menyumbang dan nyentil. Karena laporan yang ada sampai hari ini = belum tersalurkannya bantuan ke hampir seluruh pelosok (paling ga ini output yang keliatan di mata public, kecuali kalo media bermain? — ga tau deh itu tanggung jawab moral media).
Ga mungkin kan boss udah kita cuma nonton doang terus komentar positif “Heubat, penyaluran bantuannya lancar terkendali”… kalo kenyataannya kita bisa nyumbang juga dengan ngebantu ngejewer.
As you said, indeed, para komponen pengayom masyarakat itu ga siap dengan kejadian-kejadian seperti ini. Apalagi yang namanya Gempa. Gempa salah satu musibah paling cilaka karena ga bakal bisa predictable. Makanya heran dengan komentar om Oy yang bilang mau kumpul2 di hotel mana tadi ya bilang sekalian mau nanyain “Early Warning System”. Oy, maneh blah mana sih? Minta dukungan masyarakat ato bukannya sudah wakil rakyat? π
Early Warning System itu hanya bisa buat Tsunami dong mas *semoga beliau baca. Lah kalo gempa apa yang mau diwarn lah itu instanious.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, dan ketabahan. Sekarang semoga pergerakan plate jawa-sumatera ga mengakibatkan kerusakan bencana di tempat2 lain π *sieun urang mah tinggal di bandung π
May 27th, 2006 at 11:15 pm
wah om sekarang dipantau sama wartawan detik *ahem* LOL
May 27th, 2006 at 11:17 pm
wakakaka mau dilamar donny kali. Detik ato tempat baru nya nanti boss? π
*ngeloyor π
May 28th, 2006 at 3:46 am
Barusan liat di TV sultan lagi ketemu ketua DPR Agung Laksono, Muladi, Hari Tanu, Sultan lagi bercerita sambil nyedot Sam Soe, dan Muladi lagi ngelus2 kepala.
Hmm Sultan udah bikin dapur umum ga Boss? Meni abdi dalem sampeyan kan buanyak, bisa diberdayakan atuh. Kumaha boss? cengli nteu?
May 28th, 2006 at 5:30 am
To Junkerz Side B:
Lah ini Fahmi Kisah Sebuah Sepatu ya π kikikikiki π
Emang elu Fisika juga Mi? Sorry ingatan ku dah rusty π
Btw, tips aja kalo beli sepatu baru biar ga lecet tumit belakang, coba pada saat baru beli dikasih koran basah yg dimampatin di belakangnya, dijamin ga lecet lagi kakinya. Kalo ga kakinya yang lecet, paling ga sepatunya yang lecet wakakkaa.. scam pisan π
May 28th, 2006 at 7:40 am
Lah, kantornya SBY kan sudah “dipindahkan sementara” ke Jogja, jadi mungkin seperti yang diutarakan mas Donni, belajar dari kasus Aceh, orang di luar Jogja (birokrat Jakarta) yang bergerak cepat. Kalo dibandingkan dg Aceh yang luluh lantak, malah keceptannya birokrat Jakarta ini lumayan juga. Yah, Jogja di Jawa sih, infrastrukturnya lebih bagus…:-) Atau, biarlah org-2 jakarta yang omong di TV, nanti dikira pejabat daerah “melangkahi” atasan.
Tadi pagi pas ceting jam 5, daerahnya saudara temenkupun (dia ceting dari tempat pengungsian di Sleman), di salah satu daerah di Bantul, belum dijangkau apa-2. Yah, kita disini nggak tahu keadaan sebenarnya disana bagaimana, kecuali mengandalkan berita saja.
May 28th, 2006 at 8:09 am
early warning system utk gempa? wah hebat kalo bisa, jepang aja, salah satu negara termaju didunia urusan gempa, gak mampu buat. impian adallah satu langkah menuju penemuan, asal jangan asbun aja ya, seperti selebritis nasional kita.
May 28th, 2006 at 9:04 am
bos, itu komen sebelum yg terakhir jam 3.30 subuh he euh? edun…
*numpang lewat…
May 28th, 2006 at 9:17 am
barusan nonton tv, iseng aja lagi sulit tidur.
acara di tv7, talkshow empat mata yang bawain si tukul.
bintang tamunya adalah adiknya sarah azhari dan model arlien (alien?).. whatever…
yang diomongin tentang keseksian tubuh wanita… wahaha…. miris… tapi ya itulah mungkin, kapitalisasi media… you are what you see, you see what you are not π
-dbu-
May 28th, 2006 at 10:48 am
to Siboro:
Itulah herannya para so-called Pakar kita. Ngomongnya kenceng (baca: ngebut) tapi kok ya kayak mikirnya ketinggalan. Parahnya ya media pake dia mulu sebagai nara sumber yang katanya moralnya terpercaya (ref: http://priyadi.net/archives/2006/04/12/talkshow-tentang-blog-di-deltafm/ )
Jepang itu invest teknologinya untuk Earth Sciences udah no.1 di dunia (ref: Super Computer paling kencang dan paling mahal ~300 juta dollar adanya di Jepang), tidak sanggup predict gempa. Yang paling feasible adalah deteksi cuaca (storm, etc, etc). Lah gempa cik? Ya ampun. As I said earlier, kalo tsunami feasible (dengan catatan sensor terpasang), begitu boom ada gerakan pergeseran, hmm butuh 30-45 menit untuk ousted sebelum kelibas, lah kalo gempanya sendiri mau didetect gimana? Begitu boom orang keburu kena scam mati. Roy roy.
I have to said, I’m not against you, tapi now I know why some people are do, your passion to get famous and your stupidity that what make does.
May 28th, 2006 at 10:52 am
Wakakaka… Don, dua-duanya kepake kok di indonesia. Body bagus, ok in.. bisa jualan di playboy.com, tampang ancur sekalian nah bisa join tukul masuk gank srimulat cs. Nah yang repot kalo body dan muka pas-pasan cuma ngandelin otak doang disini… alamat kena scam dimana-mana hahahahaa…. π
*yang masih mikir kadang sedihnya melihat pedesaan dan rumah2 nyempil2 gang di bandung (dan mirip2 di kebanyakan kabupaten seperti bantul tentunya) π … indonesia yang sudah merdeka…. berapa tahun cik 61 tahun? hmmm sementara yang lain bisa enteng nyumbang 1 milyar, 2 milyar kayak buang uang 100, 200rb perak saja π
May 28th, 2006 at 11:04 am
To bos Jaya:
Iya boss… si RI-1 dah mindahin markasnya sementara ke Jogja. Ya seperti kita bahas diatas kan, kalo dua-duanya bisa benar. Kita cuma membantu menyampaikan dan mencoba membantu dengan cara kita. Saya ga punya 1 milyar, 2 milyar boss sehingga paling ga dengan kita menuliskan keprihatinan bisa sedikit menunjukkan kepedulian.
Yang saya worry adalah bagaimana penanganan sumbangan yang sudah ada. Balik lagi bukan shu’uz zan…. tapi ya itu penyakit di Indo salah satunya yang termasuk akut, sumbangan juga biasa ditilep. Uni Eropa sudah menyumbang 3 Juta dollar, dari dompet perduli Metro sudah 5 milyar 270 juta sekian, nah kalo cuma angka sekedar angka tapi rakyat yang memerlukan ga kebagian alias pungli kiri pungli kanan ya miris ati dong bosss…. jadi inget musibah jaman Galunggung dulu, Bapak Yogie SM ? pernah nyumbang ribuan sarung, lah kenyataannya apa sampe ke masyarakat boss? yang ada ditilep dan dijualin so-called abdi pengayom masyarakat.
Gua kok lebih setuju diberlakukannya hukuman mati ya buat para koruptor di Indonesia? kalo ga negara ini ya muter muter disitu aja π … diarak tiap minggu di bawa ke pasar-pasar sebelum di eksekusi kayak di Cina skrg tuh yang bikin ampuh. Banyak pejabat yang kunjungan ke Cina pada keder begitu tau praktek pemberantasan korupsi di Cina modelnya kayak gitu π … huehehe.. tapi balik-balik laporannya nihil… sieun batur π
May 28th, 2006 at 11:07 am
Hmm Budi, jamnya jam server kali yee? Lah itu malah postingnya sore/malem… nah kalo sekarang malah jam 1:06 AM subuh π 29 May 2006. Ga bisa tidur gua, malah kebangun tengah malem… π
May 28th, 2006 at 7:41 pm
sampeyan ndak tau ya,
kalo saya ikut kena trauma juga.
mana sempet ngurusin mereka…
mending ngurus diri sendiri dulu…
*ngumpet*
May 28th, 2006 at 10:56 pm
setuju…
hukum mati koruptor
*ngeloyorrrr…
May 29th, 2006 at 3:26 am
kayaknya, harus disetting di wp admin ke options -> general -> beda waktunya dijadiin 7 hours (WIB), bos π
May 29th, 2006 at 7:05 pm
test
May 29th, 2006 at 7:05 pm
hehehe sip bud, thanks! maklum ga pernah oprek2 menu option π
May 30th, 2006 at 9:46 am
Yth Pak Adinoto,
Saya mau nanya-nanya nih..tentang notebook apple..tertarik sama macbook..bagusnya apa? apakah cukup cepat dan stabil? Sori..masuk lewat comment nu teu nyambung eyeu….
tks berat Pak.
.aswin.
May 30th, 2006 at 2:52 pm
…..”Early Warning System itu hanya bisa buat Tsunami dong mas *semoga beliau baca. Lah kalo gempa apa yang mau diwarn lah itu instanious.”……
Menurut beberapa literatur, gempa tektonik “sebenarnya” bisa dibuatkan early warning systemnya berdasarkan penjalaran gelombang P yang 2 kali lebih cepat dari gelombang S (sebelum terjadinya getaran/goncangan akibat gempa).
Kendalanya, dari pendeteksian gelombang P ini, waktu yang ada utk early warning system hanya dalam orde detik (maksimum ~10 detikan) sebelum goncangan dahsyat terjadi, jadi ya memang kurang cukup untuk bisa memberikan informasi/warning dan mengevakuasi penduduk ke tempat yang aman, apalagi kalau sedang tidur nyenyak. Paling2 waktu itu bermanfaat untuk mengambil tindakan darurat pada instalasi2 penting, atau mungkin untuk perencanaan tindakan pasca gempa.
Alternatif yang lebih baik ya mungkin dengan memasyarakatkan atau membuat konstruksi rumah yang tahan gempa, atau rumah yang jangan terlalu berat atapnya. Saya baca di detik.com, kandang ayam yang terbuat dari bambu di sekitar lokasi gempa masih tetap berdiri dan sekarang dijadikan tempat pengungsian. Dari dulu memang sudah diketahui dan terbukti bahwa bangunan dari bambu memang cukup kuat menghadapi gempa. Hanya saja, kan nggak bisa ngelarang juga kalau penduduk lebih suka rumah Spanyolan… π
May 30th, 2006 at 4:44 pm
Ya mas… As I said it’s instanious.. gimana mau warn *jelek-jelek gini juga dapet A kuliah Gelombang Pak Tjia May On wakakaka…
Hmm soal konstruksi rumah, itu yang susahnya… lah kita ga terbiasa sebagai negara yang jadi langganan gempa (padahal kita berada di daerah barisan gunung berapi).
Negara yang langganan kayak Jepang emang sudah masukin agenda gempa sebagai design landmark dan bangunan mereka. Contoh yang baik adalah Jembatan Akashi Kaikyo yg menghubungkan selat Akashi http://en.wikipedia.org/wiki/Akashi-Kaikyo_Bridge
Pembangunan jembatan terpanjang ini sempat dilanda gempa besar Kobe th. 1994, namun jembatan ini tetap kokoh berdiri (hanya bergeser 1m konstruksi) = sejauh yang saya tahu presisi jembatan ini pada saat pembangunan sampai dengan 1cm.
Contoh yang jelek adalah Tacoma Narrow Bridge
Instead meredam getaran, konstruksi jembatan ini menguatkan angin (resonance) sehingga kecepatan angin yang cuma 60km/jam mampu merontokkan jembatan ini π
Scam pisan! π
May 30th, 2006 at 6:34 pm
papua ikutan gempa juga bos…
http://metrotvnews.com/videonews.asp?id=17609&tipe=AKTUAL
May 31st, 2006 at 11:29 pm
yang diuntungkan dari gempa ini ya..si BT and bini mudanya. Tul ,nggak?
June 6th, 2006 at 9:28 am
Kejam banget pas isu tsunami itu nambah korban aja.
Yang jelas itu bantuaan yang dibutuhkan itu uangggggggggg.
Tenda juga boleh gak papa kok.Kalo logistik mungkin udah cukup,yaaa.
February 6th, 2009 at 6:20 pm
Private Collection Sarah Azhari