Membaca ulasan detik.com soal Penyitaan Terhadap 63 Komputer PT.EPT membuat perasaan ini campur aduk.
Pertama mengingatkan jaman trauma ketika saya masih memiliki bisnis Game Center. Tiap hari aja kepala dan hati dibuat tidak tenang karena ada aja oknum polisi yang datang. Beberapa rekan bahkan karena ketidaktahuannya membiarkan dirinya dizalimi dengan pengangkutan seluruh unit komputernya atas dasar tidak memiliki ijin gangguan (dan tidak dikembalikan).
Permasalahannya bukan pada software bajakan, atau ijin terkait. Tapi lebih ke arah, sadarkah para aparat hukum bahwa usaha kecil tersebut relative tidak ada artinya dan dibangun dengan keringat hanya dengan mengumpulkan duit recehan?
Untuk industri besar, yang selalu menjadi masalah adalah bagaimana dengan kelangsungan para pekerja yang tiba-tiba kehilangan lapangan pekerjaannya, dan biasanya berdampak pada hilangnya data-data penting yang ada pada komputer tersebut.
Saya pribadi anti dengan pembajakan software, karena hidup saya pun tergantung pada bidang usaha ini, namun pertanyaannya bagaimanakah sikap pemerintah (Juklak) terkait dalam masalah ini? Karena dapat dipastikan 99% (RS banget) pelaku industri masih belum bisa 100% memiliki licensi penuh terhadap aplikasi perangkat lunak yang dipergunakannya.
Beberapa hal yang saya amati adalah semakin pintarnya pihak kepolisian dalam menginterogasi pemilik usaha, misalnya beberapa quote dari Detik.com saya perhatikan menyinggung pernyataan lebih kurang berbunyi “ini Adobe nya gimana? Yang lain-lain gimana”, menggambarkan licensi yang dikejar di luar produk Microsoft (sebagai pelaku pertama yang selama ini diuntungkan dengan diberlakukannya Undang-Undang Hak Atas Kekayaan Intelektual Pasal 19 Tahun 2002.
Hmm… sadarkah pelaku industri dan perangkat hukum negara bahwa lisensi tersebut kadang tidak masuk akal harganya?? Silahkan baca “How Much Our Money Goes…” Microsoft Office yang harganya bisa mencapai 5juta (atau hampir 2juta versi OEMnya) tetep dibeli padahal Lotus SmartSuite (IBM) yang diobral s/d 20 dollar ga ada yang beli? 😛 ….
Sudah saatnya kita semua berpaling ke Linux? Atau ke Mac saja dengan aplikasi bawaan standar saja, plus tool-tool open source??? Apakah pemerintah tidak care bahwa banyak calon pelaku industri sektor teknologi informasi jadi berpaling? Sektor yang sudah keras persaingannya, tapi sepi untungnya.
Kadang saya pikir ada sedikit penyesalan jadi orang sekolahan. Hidup di Indonesia itu sudah susah. Makin dibuat susah. Kapan habis susahnya ya? Kalo saja tahu begini lebih baik saya memilih bisnis panti pijet saja.
Ngomong-ngomong komputer-komputer yang ada di kepolisian itu masih sebagian pake DOS dan WS (WordStar) apakah berlisensi ya Pak? Hmmm… Mungkin belum ada konsultan yang bisa menginformasikan bahwa licensi software yang sudah EOL (End of Life) ikut ke software versi lain yang tersedia (Jadi disini licensi DOS disetarakan dengan harga Microsoft Windows XP sebagai produk minimal, Home di 169 dollar?) WordStarnya Pak? Dapet keinstall gratisan juga kan? Hmm kalo gitu bisa kumpul semua kita ya di hotel Prodeo. Buka Panti Pijet khusus services para koruptor kakap di hotel Prodeo juga kayaknya menarik.
Recent Comments