ID3 Tag For Everyone

Macintosh, Social, Technology 46 Comments »

Gara-gara postingan Kaisar Blog soal ide menarik soal menambahkan Cover Art di produk Digital Beat Store mendatang? dan seringnya komen gua kena banned akismet disana kalo 2x posting? (apa domain adinoto.org udah kena banned akismet gara-gara banyak pake kalimat sekemmm dan scamm πŸ˜€ ) jadi posting komen gua yang ketiga juga ga muncul (komen kedua juga soal alumni IA ITB juga udah capek-capek nulis ga muncul), jadi aja perlu merasa menulis disini.

Ok berhubung ditulis Sang Kaisar Blog πŸ˜€ kalo kacamata gua kacamata techie gua copot dulu deh kacamata gua, hehehe emang secara ini kacamata minus 3, kalo soal techie ato ga nya tergantung kebutuhan, karena gmana-gmana juga biasa tampil multi peran mau sebagai engineer, mau sebagai CEO, atau mo sebagai marketing (ato mo sebagai calon walikota?) πŸ˜€ bwakakaka… pake softlens toh ganteng ga keliatan techienya mas πŸ˜€

Here we go, kacamata kuda dicopot dulu, biarlah kita bicara non techie (walopun rata-rata basbang karena kebanyakan yang ngakses internet juga dari kalangan techie). Ok deh anggep nyak gua pengen tau ID3 Tag.

1. Apa sih ID3 Tag?
Jawab: Bahasa paling gampangnya adalah: “Di setiap musik MP3 yang ibu, opa, tante, kakek, nenek, adek, neng geulis beli di mana aja (bisa di Kota Kembang, Bandung) ato Glodok ato download dari LimeWire ato Bittorrent ato download P2P lainnya (Peer to Peer), ada informasi tersembunyi yang berisikan info seputar Judul, Artis, Album, dan Komentar. Kemudian dalam iterasinya ID3 Versi 2 (ID3v2) yang di develop setahun kemudian yaitu tahun 1998, sudah menambah fitur informasi ID3 Tag menjadi selain kandungan informasi diatas (Judul, Artis, Album, dan Komentar) juga ada informasi yang mengandung Cover Art, Copyright, License, dan Lyrics lagu itu sendiri (dan lain-lainnya, kalo mau lebih lengkap bisa baca ini).

2.Mengapa Player MP3 ku tidak bisa menampilkan informasi tersebut? Hanya menampilkan teks judul lagi.mp3 doang lagi…?
Tidak semua MP3 Player di desain dengan mengakomodasi semua fitur yang ada. Setiap perangkat di desain dengan “budget in mind”, jadi produsen memutuskan berapakah biaya produksi perangkat tersebut, dan berapa nilai jual yang akan diset untuk bertanding di pasar bebas nantinya. Jadi setiap produk dalam proses deliverynya pasti akan ada trade-off, yaitu perlu ga perlu ga jadi, perlu perlu ga perlu, ya gitu deh (ga perlu diterangin lagi lebih jauh kan πŸ˜€ ). Mungkin produk A berbeda dengan produk B. Ya namanya produk pasti beda-beda atuh kang, teh, ada yang rasanya cukup asal ada suaranya ada yang sukanya bodynya kudu semok, ada yang sukanya yang ringan-ringan, ada yang sukanya yang ribet-ribet settingannya, ada yang suka-suka aja yang penting murah.

3. Emang gua pikirin tuh mau ID3 Tag mau ID4 (film Independence Day, 1996), sebodo teuing ah, nu penting jeh nong!
Tong kitu atuh A’, Teh, Ceu’, maksud Aa Nata pan alus yeuh. Ini mah dalam rangka sosialisasi bahwa calon walikota Bandung mendatang teh nteu gaptek! lan bisa mensosialisasikan ka warga soal bahasan-bahasan rumit menjadi bahasa yang bisa diterima warga sadayana. Kitu. Iyeu mah dalam rangka menambah wawasan we, mun daek ngarti mah silahkan, mun dibejakeun nteu bogah waktu maca ya parantos pisan, nteu nanaon. Mun bahasan nu leuwih penting soal kumaha cara peningkatan kesejahteraan warga nah eta mah kudu kumpul bareng Aa atuh… maknyak dibere janji-janji hungkul. Nah eta tong khilaf nyak milih Aa Nata. πŸ˜€

4. Nyaklah sok nggeus ngarantos ID3, terus rek naon ngarti kitu?
Nah kitu atuh cep, kumaha mun nggeus di edit kabeh eta ID3 Tag terus bisa display album siga kiyeu?

Pan leuwih ngeunah nyak? Bisa milih Lagu pake browsing dari Cover Art nya ketimbang milih-milih dari deretan teks yang hafal-hafal ga? Lah kumaha deui mun dibere trick kiyeu?

Naon tah? Nyak eta mun ID3 Tag nya bener (bisa dibenerin sendiri mun make iTunes ketik Apple+i) ato mun meli lagu legal nyak biasanya ID3 Tag nya nggeus bener, mun Lyrics bisa di copy paste ato di sedot sendiri secara otomatis dari software-software GimmeSomeTune kalo ID3 Tag nya udah bener otomatis Cover Art dan Lyricsnya dapet!

Mun bade gampil bisa organize ID3 tag, bisa unduh iTunes as a JukeBox…. (eta rada gede 49MB mun kegedean bisa minta tolong tetangga ato menta CD nya di copy-in dari Aa Nata (08552181888) ge nteu nanaon, ganti kirim cemilan nyak? πŸ˜€ ), terus ketik Apple+I lalu editlah informasi ID3 Tag nya di sana.

Bayangin mawa-mawa lagu yang udah ke organize rapi ada Cover Art, ada Lyrics (buat contekan tea kalo mo nyanyi) + iKaraoke mun daek mah. Nyak kitu we heula nyak penjelasan Aa. Lamun daek penjelasan lebih panjang atuh nyari menantu tong nu gaptek gaptek teuing pan lumayan bisa buat tempat naroskeun (bertanya). Kekekee… sekemm πŸ˜€

So? Gimana penjelasan Aa Nata soal ID3 For Everyone, nteu kacamata techie kan? Secara gitu loh calon walikota masa nteu bisa menjelaskan dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti warga? Halah halah….

Sok then now back to techie stuffs, Mo menjawab komen di Kang Kaisar Blog yang ke banned sama Akismet πŸ˜€

Budi Rahardjo
September 30th, 2007 at 3:55 pm

Kebayakan MP3 player yang dipakai anak-anak adalah MP3 player buatan entah dari mana yang tampilannya hanya teks saja. Tentu saja mereka tidak menggunakan iTunes πŸ˜€

Selain itu informasi mengenai siapa pembuat sampulnya, pemain biola, pemain tambahan, sound engineer, dan seterusnya itu umumnya tidak ada. Ini yang membuat ganjelan dari musik digital saat ini. Tentu saja saya bilang, biar pakai piringan hitam atau CD pun belum tentu informasi lengkap tersebut diperhatikan oleh pendengarnya. Kalau memang mau mencari informasi kan bisa menggunakan internet. Jawaban tersebut belum memuaskan, ternyata.

Aa Nata menjawab:

-> Wah jawabannya malah melebar kemana-mana hehehe.. Kalo player yang ga menampilkan Cover Art ato info lainnya hanya teks itu sih concernnya pembuat perangkat ga ada hubungannya dengan spesifikasi pemuatan Cover Art itu sendiri dong? Setiap perangkat kan di desain dengan budget in mind, kalo emang di desain dengan budget A, sekian perak, dan tidak mengakomodasi fitur A, B, C sih masalah pilihan produsen untuk menetapkan placement produk itu sendiri di pasar yang akan dia ikut bertarung.

Soal informasi Sound Engineer segala, (kok malah jadi ngebahas ke sana ya?), hehehe tentu situs-situs khusus seperti http://us.imdb.com yang cukup memuat secara detail informasi seperti itu, Soal siapa yang membuat Cover Album rasanya ga akan ditaruh di bundle lagu karena bisa jadi mempengaruhi (bakal lebih ngetop/ato malah menurunkan rating) lagu itu sendiri, karena yang dijual lagu ato sampulnya??

Saya punya teman percetakan, semua sampul album lagu dangdutan dan lagu-lagu sunda ribuan unit dia yang desain, apakah produsen mau nama dia tercantum ke sana? Belon tentu mas.

Lucu-lucuan aja, gini deh, pada saat booting perangkat Apple Mac (mulai dari PowerMac tahun 1994) memiliki suara yang khas (beda dengan komputer Apple pre-1994), suaranya pasti pernah dengar booonggggg gitu… tahukah anda semua kalo itu adalah suara gitar musisi sekaligus engineer handal Jim Reekes http://en.wikipedia.org/wiki/Jim_Reekes dan http://www.reekes.net/ dan http://musicthing.blogspot.com/2005/05/tiny-music-makers-pt-4-mac-startup.html

dan sound chimes “Sosumi” yang bawaan Mac OS Classics itu sebenarnya nyindir “Beatles mothership company named Apple Recording Inc.–bernama mirip dengan Apple Inc.” yang hobby banget nge sue Apple (baca: minta duit) karena setiap Mac ada voice recordernya. (terus nge sue lagi pada saat Apple keluarin iTunes, terus nge sue lagi pada saat Apple ngeluarin iPod). Enak bener hidup ngesue πŸ˜€ .. Sosumi itu prank dari “So Sue me” hehehe apa artinya perlu di setiap perangkat keluaran Apple ada tulisan audio created by Jim Reekes? Walah walah rame dong tulisan di body Mac ku nanti πŸ˜€ hehehee

Kalo yang rada intern (ato inside story) rasanya ga perlu ditulis semua itu sih adanya di info-info khusus yang ada di spesifikasi item itu sendiri, dalam kasus ini mari bicara ID3 Tag.

ID3 Tag versi 2.4 yang baru sesuai dengan spesifikasi http://www.id3.org/id3v2.4.0-structure membahas struktur format baru versi 2.4 relatif terhadap versi 2.3 atau keterangan sesuai dengan FAQ di http://www.id3.org/FAQ ato keterangan non teknis di http://www.id3.org/ID3v2Easy

# Album/Movie/Show title
# BPM (beats per minute)
# Composer
# Content type
# Copyright message
# Date of recording
# Playlist delay
# Encoded by
# Lyricist/Text writer
# File type
# Time of recording
# Content group description
# Title/songname/content description
# Subtitle/Description refinement
# Initial key
# Language(s) used in the audio
# Length
# Media type of audio original
# Original album/movie/show title
# Original filename
# Original lyricist(s)/text writer(s)
# Original artist(s)/performer(s)
# Original release year
# File owner/licensee
# Lead performer(s)/Soloist(s)
# Band/orchestra/accompaniment
# Conductor/performer refinement
# Interpreted, remixed, or otherwise modified by
# Part of a set
# Publisher
# Track number/Position in set
# Recording dates
# Internet radio station name
# Internet radio station owner
# Size
# ISRC (international standard recording code)
# Software/Hardware and settings used for encoding
# Year of the recording
# User defined text information frame

Jadi rasanya sudah ada semua kebutuhannya disana (ID3 Tag) cuma orang suka selewat aja ga mengenali dan sambil lalu ga bisa exploit full fungsionality nya. Ato sesuai kata Starchie mungkin ambil dari P2P ato bajakan-bajakan MP3 glodok yang asal nge-ripped.

Semoga bermanfaat,
Sincerely,

Macnoto
http://adinoto.org

Scam Korporat: Pricing GSM Scam

Social, Technology 25 Comments »

Tertarik dengan omongan temen gua yang sering nelpon ke keluarganya di Bali dengan XL jauh lebih murah dari IM3 dia, gua lama-lama penasaran juga nyobain XL. Secara telpon GSM gua dalam range spending 1,5-2jt sebulan, pikir-pikir barangkali lebih hemat kalo pake provider ini, terutama dengan iklan 1 rupiah satu detik dan free SMS nya.

Beuh, begitu dicoba kok ya turun pulsanya tidak sesuai iklan πŸ˜€ kekekee.. iseng gua hubungi customer support, dan bla bla dah keluar penjelasan scam corporate nya. “Pak lokasi Bapak dimana? Ya pricing itu mulai dihitung setelah menit ke 2 pak, alias 2 menit pertama = 10 rupiah per detik, terus menit ke dua ke atas baru dihitung 1 rupiah per detik, nanti baru berulang lagi 10 rupiah per detik di menit ke 10 s/d ke 12, lalu 1 rupiah per detik di menit ke 12 ke atas sampe ke 20 dst”….

Ya elah scam juga hahahaha… jadi XL ini menerapkan minimal charging 2 menit (120 detik) x 10 rupiah = 1,200 rupiah nanti kemudian charging baru naik 1 rupiah per detik, jadi katakan anda menelpon 8 menit (8-2 = 6 menit = 360 detik x 1 rupiah) + 2 menit (120 x 10 rupiah) = 1,560 rupiah. Kekeke… pantes scam2an di iklan kayak TelkomFlexi bilang 49 perak per menit ini tidak ada minimal telpon bener-bener nyindir πŸ˜€

Gratis 25 SMS nya pun maksain bahwa pulsa aktif hanya akan seminggu. Halah bakalan mati lah ni nomer soalnya sapa juga yang mau repot-repot ngisi pulsa bolak balik kecuali abegeh yang doyan sms-an πŸ˜€ kekekekee….

So, kalo anda mo hemat emang rasanya masih Esia, Fren dan Flexi…. Nah Esia per jam berapa? 1,000 perak sekian? Fren per menit 1,300 seluruh Indonesia… Kalo Flexi bisa nasional dengan tarif cuma 49 perak per menit dengan 01017(+kode wilayah+nomor Flexi).

Lucu emang iklan-iklan “perang tarif ini” tetep aja ga ada yg berpihak ke rakyat. Makan berapa persen dari penghasilan rakyat hanya untuk biaya komunikasi? Kasian deh jadi rakyat Indonesia. Doyan amat disekem.

For references:  Tarif XL, Tarif Telkomsel, Tarif Indosat, Tarif Esia, Tarif Fren, Tarif Flexi.

TelkomFlexi Migrasi Ke 800MHz?

Social, Technology 17 Comments »

Sejam yang lalu saya dapet telpon dari rekan ke nomor GSM saya, karena ngobrolnya lama gua saranin ybs untuk menghubungi nomer Flexi gua. Tunggu punya tunggu ga ada telpon balik, pas gua liat HP Flexi gua tulisannya “Searching for networks…”, sampe tadi sejam kemudian masih kadang dapet kadang ga tulisan TelkomFlexi. Apakah ini sinyal Telkom mulai migrasi ke frekuensi 800MHz?

Focus On The Substance!! Not Shitty Bitty

Social, Technology 10 Comments »

Just got buzz from a friend on his IT story and notably Microsoft weird licensing scheme. While I wrote an article around strange Microsoft licensing and “hidden costs” years ago for public awareness since most people are non IT literate like the chart I drafted, I should comment:

2. Aa Nata INDONESIA Mac OS X Camino 1.5.1 says:

Windows XP Home is also forbidden for Virtualization. My suggestion is: get rid of IT stuff, mostly Microsoft shit, and go on with your life and find yourself a real work.

READ: Too much time supporting shitty stuffs will consume your life and not making any money.

If Linux and OpenOffice will do, then just do it. Most ordinary people can settle with Browsers, Emailer, and OpenOffice. DonÒ€ℒt complicate yourself or (even worse) spend money and time for wasted things.

Go figure on how many days youÒ€ℒve spent in your life figuring out how the bugs work? In real life, if you find a bug, smash Γ’β‚¬Λœem. Why not smash all the non sense with IT stuffs?

Go figure. Look around. People still live in poverty and donÒ€ℒt need IT. They need clean water, foods and education. Vote for Adinoto for a better world!

Sincerely,

Calon Walikota Sidak Ke Wong Cilik

Social 12 Comments »

Ga sengaja baca postingan Sasongko di milis id-apple@googlegroups.com soal MacJalah asli bikin ngakak bwakakaka.. Sas sas ga tau gua tuh ada artikel sekem ginian bwakakakak… Top top πŸ˜€ Secara kalo gitu MacJalah mendukung Aa Nata nih? Siapppp kumendan πŸ˜€

Artikel selengkapnya dapat dibaca disini.

sidak_calon_walikota.jpg

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in