Terror Via Missed Calls

Social, Technology 41 Comments »

Seseorang dengan nomor telpon 085223129610 melakukan terror via miscalled ke saya 4 hari terakhir ini. Caranya yang dilakukan adalah, missed calls… 1x lalu 1x lagi terus selang berapa jam. Termasuk tengah malam. Sungguh sabar sekali. Tapi saban kali ditelpon balik ditanyakan motifnya tidak diangkat.

Apakah anda pernah mengalami hal tersebut? Saya sudah minta bantuan/info dari rekan yang bekerja di Telkomsel, nampaknya Kartu AS dapat diaktifkan tanpa perlu identitas (Anyway, identitas yang didaftarin di kartu prabayar juga belum 1 persen yang datanya dapat dipertanggungjawabkan), lah terus bagaimana apabila ada pelanggan dapat gangguang demikian? Tidak ada tanggungjawab moral pihak Operator?

Ada barangsiapa yang pernah mengalami hal serupa mohon share informasinya, kuatir gua kilaf bisa terjadi pembunuhan nih sangking keselnya!

Update Open Source Untuk Masyarakat (2): Dukungan Dari Rekan-Rekan, Lembaga, dan Komunitas

Social, Technology 17 Comments »

Mohon maaf atas kesibukan seminggu terakhir jadi baru sempat update status. Setelah posting tentang kepedulian sosial untuk membantu memasyarakatkan open source kemaren, saya banyak sekali mendapat kontak dari rekan-rekan yang antusias, lembaga yang perduli, serta rekan-rekan komunitas yang selama ini mendedikasikan dirinya.

Untuk itu saya perlu ucapkan terima kasih untuk semua rekan-rekan, lembaga-lembaga yang sudah menunjukkan minat dan komitmennya untuk membantu keberhasilan program ini, dan tak lupa pihak Kementerian RisTek yang secara langsung menunjukkan minat dengan mengirimkan paket berisi 200 paket CD IGOS Nusantara. Terima kasih buat teman-teman di RisTek, Pak Kemal, dan Bapak Menteri Kusmayanto Kadiman.

Rekan-rekan dari komunitas Linux, khususnya OpenSUSE pun via saudara Vavai, sudah menghubungi secara langsung, setelah gagal bertemu di Jakarta, akhirnya kemaren sempat juga ketemu dan ngobrol panjang (bersama Rendy) di CiWalk, Bandung.

Salah satu rencana yang dibahas bersama saudara Vavai, adalah bagaimana program ini bisa diselaraskan dengan rencana gathering dan install-fest (belajar menginstall dan penggunaan awal) rekan-rekan komunitas OpenSUSE, yang tentative direncanakan berlangsung setelah lebaran nanti (akan dinotifikasikan belakangan waktu dan tempatnya), dan membahas penyamaan persepsi dan strategi agar program ini dapat berhasil.

Seperti yang dibahas sebelumnya, kunci keberhasilan program ini adalah sosialisasi, yang berarti mau mendedikasikan waktu dan tenaga untuk menyebarkan suatu yang sangat dasar sekali buat masyarakat pengguna awam. Linux for Newbie. kira-kira begitu deh. Nah saya harap masyarakat yang merasa berasal dari latar belakang teknis mau membantu dan mendobrak paradigma bahwa piramida pengguna komputer itu adalah orang awam yang nyaris ga bisa/ga perlu dirumit-rumitkan dengan hal-hal yang sudah rumit buat konsumsi publik. Manner also matters. Kebanyakan orang teknis sangat geek sekali sehingga suka “ga nyambung”, karena itu masyarakat teknis yang mau jadi “Help Desk for Public” beginilah yang perlu diapresiasi. Ayo teman-teman.

Salah satu yang menarik adalah pertanyaan polos dari Rendy. Rendy sempat menanyakan motif dibalik kegiatan ini. Apalagi mungkin saya identik dengan julukan Macnoto, seorang mac nerds… Saya jelaskan ke Rendy walaupun inherit nama macnoto, seorang Adinoto juga adalah linuxer, ngoprek linux dari tahun 1992-93 (SLS Linux), sudah pernah terlibat dalam ratusan pekerjaan-pekerjaan yang menyangkut OpenSource/Linux, pernah membangun distro untuk keperluan spesifik; walaupun saya kenal Apple lebih lama lagi dari jaman Apple II tahun 1982. Hehehe… Mungkin Rendy lupa kalo ini adalah seorang Aa Nata bukan seorang Apple user hahahaa… Secara gitu Ren, kalo tidak ada yang mendarmabaktikan diri untuk membantu masyarakat untuk melek teknologi, siapa lagi?? Jadi philanthropy ga perlu jadi orang kaya kok Ren ๐Ÿ˜€

So, demikian update dari saya, terima kasih atas dukungan semua pihak, dan sampe ketemu di PestaBlogger di Jakarta 2007!

Lampiran Dukungan Kementerian Riset dan Teknologi:

PT. Adinoto Mendukung Open Source Dengan Mendonasikan 1000 Keping OpenSUSE

Social, Technology 54 Comments »

Salah satu momen yang saya tunggu dalam pengembangan sistem operasi Linux adalah kemunculan desktop environment GNOME versi 2.2 dan KDE versi 4.0, dengan adanya sistem operasi yang semakin mudah, maka Linux tidak lagi menyeramkan buat orang awam sebagaimana yang dibayangkan oleh orang awam selama ini.

Dalam rangka mendukung gerakan open source di negeri ini, penghematan pengeluaran untuk yang tidak perlu, mendukung industri teknologi informasi dan informatika ke arah yang lebih tepat, maka PT. Adinoto Indonesia, selaku perusahaan komersial berskala kecil, menunjukkan komitmennya untuk mendukung gerakan open source dengan mendonasikan 1000 keping sistem operasi Linux (OpenSUSE 10.3) yang menarik dan canggih dibandingkan sistem operasi yang anda pergunakan selama ini.

Mengapa kita perlu menggunakan sistem operasi ini? Salah satu alasan penting adalah ketidaktahuan dan keawaman masyarakat semua bahwa ada banyak sistem operasi yang jauh lebih baik dan menarik dibandingkan sistem operasi yang anda pergunakan selama ini. Dan lebih jauh lagi, sistem operasi ini bebas dari pemalakan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan “sweeping atas pembajakan perangkat lunak illegal”.

Tujuan utama lain dari donasi ini adalah mengundang para perusahaan komersial besar lain untuk ikut tergerak mendonasikan sebagian dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) nya untuk antara lain mendukung gerakan open source. Tulisan ini juga ditujukan untuk menggalang bentuk yayasan sosial dan pendidikan bersama-sama menggerakkan dan bergandengtangan mendukung gerakan sosial ini.

Selain itu tercapainya efek domino dan sosialisasi dari program open source itu sendiri, karena apabila hanya dengan mendistribusikan keping CD tidak akan berarti apa-apa apabila tidak disosialisasikan cara penggunaannya dan migrasinya. Biaya yang paling besar justru adalah biaya sosialisasi ini, dan hanya dapat dilakukan dengan bergandengan tangan dengan para pebisnis yang perduli atas transformasi sosial dan transformasi teknologi ini.

Bagi perusahaan yang ingin mendukung program ini, dapat mendonasikan sebagian anggarannya dengan menghubungi email: opensource@adinoto.com atau handphone: 08552181888 / 022-70735532. Atau Yahoo! Messenger: macnoto

Rekening donasi dapat dialamatkan ke:

BCA Cabang Setiabudi Bandung No. 2331033113 a/n Adinoto A Kadir

Hormat saya,

Adinoto A Kadir (Calon Walikota Bandung Perduli Kesejahteraan Rakyat).

Pertanyaan Untuk Para Pertinggi Microsoft Di Indonesia

Social, Technology 36 Comments »

Sehubungan dengan banyak postingan dan kesimpangsiuran masyarakat dengan adanya sweeping-sweeping yang berlaku belakangan ini, dan demi mendidik/memberikan informasi kepada masyarakat luas, mohon kepada pihak-pihak yang berwajib di Microsoft Indonesia bisa memberikan jawaban yang tegas dan jelas disini, sehingga dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak yang menjadi korban para oknum yang tidak bertanggung jawab.

  1. Gua sendiri kadang jadi berpikir (keblinger), apa bener Microsoft Windows XP Home Edition ga boleh dipake buat di kantor-kantoran? Nah bagaimana dengan Laptop-laptop yang pre-configured dengan Windows XP Home Edition?? Apa benar laptop itu ga boleh dipake untuk keperluan bekerja di kantor??
  2. Kedua, nah bagaimana dengan praktek menjual OEM license itu? Secara kan license OEM hanya boleh dijual ke pedagang komputer baru, nah kenapa Microsoft (berikut partner-partnernya) menjual license itu ke end-user, pemerintah (dan Microsoft sendiri) tutup mata? Lah mentang-mentang license BOX/RETAIL EDITION terlalu mahal (Microsoft Windows XP Professional RETAIL BOX = 396 dollaran?) sedangkan OEM (tanpa BOX) Microsoft Windows XP Home Edition cuma dijual 85 dollaran, wah ini keterlaluan. UDAH TAU salah masih dilakukan (demi kejar target penjualan license ya Pak/Bu).
  3. Kalo memang Microsoft mau berkiprah secara benar di Indonesia, saya berharap pricing Microsoft Indonesia bisa disesuaikan seperti di negara-negara lain seperti China seperti 3 dollar per lisensi Operating System atau 10 dollar dengan paket Microsoft Office, SEKALIGUS memberantas praktek-praktek sweeping pihak-pihak oknum yang tidak jelas. Microsoft saat ini merupakan pihak yang sangat dirugikan dari sisi publikasi, image masyarakat bahwa BSA (Business Software Alliance) adalah antek Microsoft sangat kental. Mohon apabila anda berkepentingan, bereskan permasalahan ini once and for all. Jangan cuma jadi retorika yang berulang 2-3 tahun sekali.
  4. Saya sendiri berharap OpenSUSE 10.3 Bisa cepat keluar dalam minggu-minggu depan, semoga ekonomi Indonesia ga perlu membayar lisensi yang tidak perlu. Professional Microsoft ga ada kerja? Tenang Pak, NEGARA FIRST, kalo anda nganggur toh anda bisa kontak saya kalo saya jadi Walikota nanti, masih banyak ruang yang bisa anda kerjakan kalo anda memang bener-bener bersih dan capable. Bener ga?

Hormat saya,

Adinoto A Kadir (Perduli warga tidak melek IT)

Sosialisasi OpenOffice, Kisah Seekor Anjing Dan Polisi

Social, Technology 17 Comments »

Salah satu kendala penggunaan software legal sebenarnya adalah karena kebanyakan pengguna komputer adalah orang awam. Sesuai dengan chart piramida yang pernah saya buat, jadi boro-boro mo ngerti software yang dipergunakannya tidak legal, kadang ngerti juga ga, karena taunya sudah demikian terinstalled dari toko pada saat membeli perangkat komputernya. Nah boro-boro lagi ngerti cara penghitungan lisensi Microsoft yang orang sekolahan aja bisa dibikin keblinger sangking bingungnya, ya karena itu tadi baca paragraf awal, orang semua awam! udah gitu disekem pula oleh pihak-pihak yang memanfaatkan keadaan.

Salah satu kebahagian dari menjual batere adalah sekali-kali bisa menyamar make celana pendek serasa office boy ke client sambil sekali dua menjelaskan teknologi informasi dari kacamata seorang CEO. Halah-halah pasti pada pusing para pembeli batere, ini orang bego-bego amat ngerti banyak komputer dan dunia IT malah cuma jadi tukang anter batere bwakakaa…. indahnya dunia bisa hilang dari stress kali kali kan lumayan ๐Ÿ˜€

Kondisi jadi office boy gudangbatere kadang bisa bermanfaat penuh dalam mensosialisasikan soal OpenOffice, Open Source dan dunia licensing yang penuh jebakan batman. Kadang bisa ketemu para CEO, CEO dunia non IT, dan bantu menjelaskan kalo beberapa perangkat lunak yang terinstalled software bajakan tanpa sepengetahuan mereka. Keuntungan lain menjadi office boy jadi-jadian adalah punya kesempatan menambah network dalam alur non linear dan multi industri, kadang ketemu pengusaha garmen kakap, pengusaha sarung, pengusaha sepatu nasional, dan pemain property. Lumejen kan ๐Ÿ˜›

Pagi ini misalnya, saya sempat iseng nganter batere ke salah seorang calon pembeli yang ternyata adalah owner salah satu perusahaan property di Bandung. Nah sembari iseng ngobrolin abc, dan cek kondisi batere, gua sambil perhatiin komputernya terinstall Microsoft Office XP Professional, nah sempet deh keluar scam-scam-an unseat itu Microsoft Office dan digantikan dengan OpenOffice 2.3, sembari memberikan lungsuran mentahan installer aplikasi open source itu yang bermanfaat itu. Sabar bener yak gua ๐Ÿ˜€

Kenapa perlu sosialisasi demikian, ya itu tadi karena kalo ga piramida itu dipecah, oleh kemauan mengalokasikan waktu, niscaya berat sosialisasinya ke masyarakat awam. Lah mo gimana, orang awam boro-boro mo ngerti <? php(); ?> lah waktunya aja sangat produkti sampe ngerjain hal-hal yang buang-buang waktu seperti blogging gini ga sempet. ๐Ÿ˜›

Baru kemaren gua denger cerita seorang temen kalo rekannya salah satu pemilik perusahaan di kota ini kena scam dengan adanya sweeping. Yang bersangkutan kebetulan masih dalam kategori cukup muda sehingga cukup up to date sehingga software yang dipergunakan pun semua sudah asli. Tapi namanya polisi bisa aja nemuin celah, yaitu katanya “Loh anda kan pake Microsoft Windows Home Edition, nah ini kan dipake di kantor, mana bisa pake versi Home Edition” ya elah akhirnya singkat cerita kena scam lah rekan teman saya tersebut, dan kesepakatannya adalah membayar 15 juta rupiah untuk duit ke oknum tersebut. Yang bisa dipastikan duit-duit tersebut kan tidak disetor ke KPK ato negara? Ntahlah namun yang paling menarik adalah kesepakatan tersebut ditolak oleh sang Polisi dengan ucapan “Gini aja, situ bayar 12 juta cash, nah situ kan punya anjing, gua juga punya anjing seperti itu tapi betina (gua ga inget tipenya), nah bayar 12 juta cash saja sisanya tolong cariin jantannya sehingga gua bisa punya turunan anjing itu” Halah halah… amplop pisan.

Nah ada apa dengan negara ini? Apa semua sudah cukup puas bermuara di scam oleh oknum ato gua kasih ide? Sosialisasikan open source atau siap-siap jangan lupa piara gogok (anjing) di belakang rumah. In case di minta barteran ๐Ÿ˜› *ngacirrrrr

Reference: OpenOffice 2.3 dapat di download di sini (for Windows), (for Linux), atau Call Aa Nata (email: OpenOffice@adinoto.com)

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in