SMS ato Narik?

Social, Technology 25 Comments »

Bagaimana teknologi sudah meracuni hidup kita semua. Buat operator yang penting pulsa SMS jalan. Buat pelaku ah yang penting gua happy lupa anak istri yang penting gua happy. Ato jangan-jangan suzzon, tau-taunya lagi nerima SMS-an panggilan tarikan? ๐Ÿ˜€ teuing ah… kata para pakar kan teknologi emang akselerasi pertumbuhan ekonomi. Mau iya apa ga bukan urusan dah ๐Ÿ˜€

Bagaimana Kualitas Produk Dalam Negeri? (Kasus Pertamina Fastron) dan FAQ Oli Buat Warga

Social, Technology 63 Comments »

Saya ga coba jadi pakar oli. Pakar mobil, oli udah lebih banyak yang lebih layak di quote. Mas Saftari misalnya, artikelnya bagus di www.saft7.com, artikel tentang olinya juga ada. Diskusi di kaskus juga banyak. Pak Pri juga pernah ngangkat topik ini. Jadi tulisan ini semata dibuat oleh pakar komputer non pakar mobil bwakakaka… so let’s say saya adalah orang awam seperti kebanyakan ibu-ibu yang taunya cuma idupin mobil dan bawa kabur. Oli apakah yang baik? Dan dengan panetrasi iklan Petronas gua juga jadi penasaran perbandingan oli Petronas Syntium 800 10W-40 dengan Pertamina Fastron 10W-40.

Ok, berikut konsiderasi FAQ tulisan ini:

  1. Kebanyakan orang adalah awam masalah mobil. Kalo pun kemudian jadi jago itupun setelah mengalami proses dibodoh-bodohin sekian tahun oleh produsen dan bengkel.
  2. Hampir semua orang pasti pernah punya mobil ato minimal naik mobil. Jadi minimal mengetahui seluk beluk soal nyawa mobil. *Kalo metromini mogok mungkin bisa bantu ๐Ÿ˜€
  3. Oli mirip seperti darah dalam tubuh, keperluan pengetahuan akan oli menjadi penting.
  4. Jaman edan, segala mahal. Mending beli mahal terus bener, udah beli mahal kena sekem kan bikin malu.

Mengingat kepentingan diatas, maka perlu pemahaman minimal buat ibu-ibu, rekan-rekan super sibuk bukan pencinta otomotif.

  1. Kalo mobil anda sudah tua mungkin butuh oli SAE 15W-50, kalo mobil anda masih dalam hitungan baru dibawah 8 tahun mungkin lebih cocok SAE 10W-40.
  2. Tiap oli ada gradenya bukan cuma SAE tadi, ada lagi yang namanya API Service, SL/CH ada yang SM/CH. ada lagi standard API Service SL/CH ato SM/CH …. S = bensin; L ato M makin gede hurufnya makin bagus (SM lebih bagus dari SL), paling tinggi skrg SM.
  3. Oli ibarat darah dalam tubuh, ganti oli dalam ukuran 4000 km (walaupun dianjurkan 5000 km lebih baik sebelum itu daripada lebih), maklum macet, manasin mobil kan nggak nambahin kilometer.
  4. Per bulan iseng liat deepstick (colokan oli, kurang apa ga, kalo kurang ditambahin 1 liter), liat Air juga wajib! ๐Ÿ˜€
  5. Oli prinsipnya ada 2 macem oli… 1). Oli Hydrocarbon (Pertamina Mesran, Shell yg murah-murah ato pokoknya yg paling murah) 2). Oli Syntethic (biasanya yg sedeng-sedeng harganya itu Semi Synthetic).
  6. Oli Synthetic ga bikin berkerak mesin, tapi pasti berkurang (nguap dikit) jadi kudu di cek.

Nah pertanyaan krusial berikutnya adalah: Bagaimana dengan kualitas Oli Pertamina Fastron? Secara itu adalah oli produksi pertamina yang sekelas (specnya) dengan oli Petronas Syntium 800. Ambil contoh: Pertamina Fastron 10W-40 dengan Petronas Syntium 800 10W-40. Pertamina harganya Rp.135rb/4 liter, Petronas 170rb/4 liter. Secara apakah bedanya karena ongkos import doang (lumayan toh bisa ngirit ganti oli, kadang mobil besar kan butuh ga cuma 4 liter).

Ada yang bisa jawab orang Pertamina? Kalo emang kualitasnya sama, ya ga usah pake iklan Pake Ini, Bangsa Untung, gua bakal pake kok.

Selamat Ulang Tahun Bandung! (Kok Puncak Acara Dirayain Kemaren Ya?)

Social 46 Comments »

Bandung adalah kota dengan seribu satu history. Kota tempat peristirahatan para meneer meneer kumpeni dahulu yang berubah menjadi kota pendidikan, kota mode, kota jajanan yang diserbu warga ibukota setiap akhir minggu. Soal sejarah kota Bandung sih saya tunggu ulasan komprehensif dari rekan-rekan seperti Jay Yulian Firdaus, atau Amal yang emang spesialisasinya menulis dalam paparan yang menarik. Ayo! Tapi pengalaman saya dengan kota Bandung ini bermula dari tahun 1983, ketika saya pertama kali menjejakkan kaki di kota berhawa dingin ini.

Ketika itu, saya ikut menghantarkan kakak-kakak saya yang mengenyam pendidikan SMA di Bandung, Bandung sebagai kota tujuan wisata liburan buat saya kala itu (umur 10 tahun) merupakan kota yang sejuk dan menawan. Masuk ke pintu Pasteur kita sudah disambut oleh deretan pohon-pohon Palem berjejer serasa di Florida saja. Ayah saya pernah berujar, bahwa ketika beliau mengeyam pendidikan di Bandung, tinggal di Bandung masa itu siang hari mengenakan jaket di alun-alun Bandung merupakan sesuatu pemandangan yang biasa saja (secara Bandung dingin banget bo!), tapi sekarang kalo ada yang pake jaket siang bolong di alun-alun, kayaknya perlu ditanya udah ke dokter belon? ๐Ÿ˜€

Bandung masa itu baru diisi oleh satu outlet jeans, IBC di jalan Cihampelas, kemudian berkembang menjadi Batman, Superman, whatever tokoh wayang ala hollywood yang pernah anda bayangkan. Plus bonus kemacetannya. Pengalaman on and off 24 tahun di Bandung (dan consecutive 17 tahun tinggal di Bandung) membuat saya jatuh hati untuk menetapkan diri tinggal di Bandung itu merupakan pilihan hidup yang paling tepat (Sorry orang Jakarta!), secara masih ingat salah satu rekan bercerita (Jay?) kalo mengapa orang masih pada betah tinggal di Jakarta, padahal di Jakarta itu kalo hujan macet, banjir pula, nah kalo di Ubud itu hujan = romantis! Wah Bandung juga atuh!

Nah sekarang tinggal bagaimana kita bisa menjadikan tempat tinggal kita ini merupakan tempat yang baik dan layak untuk mencari penghidupan yang layak, membangun masyarakat kecil dan UKM, menyumbangkan sedikit pemikiran buat masyarakat yang belum beruntung memiliki akses ke informasi, teknologi, dan pemasaran sederhana, sekaligus menjadikan tempat untuk kita semua membangun sebagai kota yang baik untuk mendidik anak dan keluarga.

Siapkah anda semua terpanggil untuk membangun kota yang anda cintai ini? Tanyakan pada hati kecil anda semua. Masih mau jalan sendiri-sendiri ato bergandengan tangan membangun kota yang anda cintai ini?

Vote Aa Nata for Walikota Bandung!

Renungan: Kerugian Negara Di Darat Dan Laut

Social 15 Comments »

Gara-gara iseng berguru dari internet soal UKM, beternak lele, memajukan masyarakat pedesaan, pengolahan hasil pertanian, dan peternakan, bagaimana bisa membantu masyarakat pedesaan dalam meningkatkan kesejahteraannya dengan sumbangsih kita selaku masyarakat yang lebih memiliki akses terhadap informasi, nyampe juga ke postingan di tempointeraktif soal seberapa besar hasil illegal fishing di Indonesia. Ternyata angkanya ga main-main, 30 trilyun rupiah. Bo’. Gedenya coy. Bisa buat mensejahterakan petani ga tu sih? Ato cuma segelintir orang?

Lebih jauh ternyata hasil pembalakan liar di darat dari illegal logging mencapai 562 trilyun. Halah. Kayaknya udah kebayar deh utang negara ini kalo emang ditertibkan. Sedihnya.

Jual Toshiba Untuk Donasi OpenSource

Social, Technology 30 Comments »

Barusan dapat telpon dari Bos Vavai soal update Linux Conf di Jogja weekend ini, gua sih belon tau bisa hadir karena sudah kadung ada janji. Bos Vavai bilang coba akan distribusiin CD OpenSUSE di event tersebut dan IndoComtech di Bandung minggu ini juga. Berhubung 1000 keping donasi CD OpenSUSE dari PT. Adinoto Indonesia sudah habis didistribusikan di acara PestaBlogger 2007 dan dibagikan ke sekolah-sekolah, kelihatannya kita masih perlu memperbanyak dan mencetak keping baru. Para pengusaha non-swallow (bukan swasta loyow) kelihatannya belum pada tergerak untuk mengetuk hatinya mencerdaskan masyarakat dimana mereka menghasilkan kehidupan yang layak selama ini (Hallo boss kemana aja boss?? Ayoo dong ini masyarakat anda juga, anda ga mau kena sekem kalo masyarakat ga jadi pinter kan dan melakukan hal-hal yang ga baik kan?).

Berhubung ada Toshiba hasil trade-in user ke MacBook Pro tempohari masih ngejogrok ga kepake di kantor, gua kepikiran mo dijual aja untuk didonasikan sepenuhnya untuk membantu donasi Open Source dan mencetak CD untuk keperluan masyarakat Open Source di sini.

Ok, jadi berikut Toshiba tersebut akan dijual dengan lelang penawaran tertinggi untuk tujuan sosial tersebut:

Toshiba Satellite M40
Intel Centrino 1,86GHz
1GB RAM
40GB HDD
DVDCombo
Ethernet 100Mbps
WiFi
Card Reader

Ditawarkan dengan harga Rp.5.000.000 saja. Lengkap dengan dus, CD drivernya.

Ayo buat anda yang tergerak membantu silahkan ditransfer ke rekening BCA 2331033113 a/n: Adinoto A Kadir

Foto terlampir:

Semoga pahala anda diberikan imbalan yang setimpal dari YME.
Hormat saya,

Aa Nata (Calon Walikota Bandung Perduli Warga).

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in