Pandangan Saya Seputar Kenaikan BBM (Menaikkan Harga BBM = Tidak Mampu Memanage Keuangan Negara!)

Social 73 Comments »

Pemerintah akan menaikkan harga BBM. Biarpun Presiden SBY sudah menyatakan tahun lalu bahwa pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM, kenyataannya mau ga mau pemerintah menjilat omongannya sendiri tahun ini dengan solusi HARUS Menaikkan harga BBM.

Pemerintah dengan rajinnya me”sosialisasikan” via media televisi dan lain-lain bahwa konon “Yang menikmati subsidi BBM itu adalah masyarakat mampu”. Beberapa kali pejabat teras negeri ini menyatakan “Loh yang naik mobil ini orang mampu kan?”. Ajaib serasa saya harus mendengarkan ocehan orang tua mutlak ke anak kecil.

Ini agak aneh. Negara ini adalah PRODUSEN MINYAK. Kita memproduksi minyak lebih kurang 1 juta barrel per hari (Setara dengan harga minyak dipasaran hari ini yaitu 120-an dollar se barrel berarti setara dengan lebih kurang 1,150,000,000,000 rupiah per hari). Pembenaran bahwa kita adalah produsen minyak mentah tapi bukan produsen minyak jadi (siap dipergunakan) adalah sama dengan buang body, lah salah sendiri kenapa sudah dikasih waktu sekian lama malah ga pernah mau mengolah sendiri? Lebih aneh lagi adalah tahun 70an ketika harga minyak meroket karena perang Timur Tengah, kita justru menikmati Petro Dollar. Loh kondisi yang sama sekarang kok kita sama sekali ga menikmati hasil produksi minyak kita?

Para pakar dan eksekutif di pemerintahan bisa bilang bahwa kita kekurangan alokasi APBN, bahwa APBN mengasumsikan subsidi minyak di harga 80 dollar per barrel (yang pada kenyataannya sekarang di kisaran 120 dollaran), nah yang pernah dipikirin para pejabat itu apa sih? Apakah tidak ada pilihan lain??

Jangan-jangan memang pemerintah tidak pernah mikirin dan nonton film Dave (1993). Salah satu adegan di film Dave adalah ketika Charles Grodin berhasil mengalihkan alokasi pengentasan dan pendidikan buat orang-orang tak memiliki rumah dan anak jalanan lain. Pak SBY blon nonton? Saya saranin wajib nonton buat semua anggota kabinet biar keluar lagi hati nuraninya Pak!

Ketika harga BBM dinaikan, para pejabat sih ga masalah meng-adjust pendapatannya. Pernah kepikiran ga pak dampak kenaikan pangan di masyarakat bawah? Makan warteg udah ga bisa dibawah 10 ribu rupiah lagi, dan dijamin makin banyak masyarakat makan nasi aking!

Wawancara Adinoto Di Radio Singapore International

Bandung, Social 18 Comments »

Dua hari yang lalu saya disempatkan ditodong untuk suatu wawancara singkat dengan Radio Singapore International, radio berbahasa Indonesia ke-3 terbesar setelah BBCNews dan ABC Australia, seputar issue pencalonan diri saya menjadi Calon Walikota Bandung dari jalur Independen.

[audio:http://adinoto.org/audio/Wawancara_Adinoto_di_Radio_Singapore_International.mp3]

File ini juga bisa didownload secara manual disini.

Seputar Pencalonan Diri Menjadi Walikota Bandung (Part 2)

Bandung, Social 41 Comments »

Menyambung topik seputar pencalonan diri saya menjadi Walikota Bandung Perseorangan (Independen) (baca: Manifes saya), berikut beberapa update yang ingin saya sampaikan:

1. Menilik responds yang saya terima dan dukungan dari rekan-rekan lewat comment, telpon, dan SMS, saya putuskan untuk meneruskan pencalonan diri tanpa harus menunggu 300 comment di blog.

2. Kemaren saya sudah mendatangi kantor KPU Pilwalkot Bandung untuk mengambil formulir pendaftaran, juga menyempatkan diri berbincang-bincang dengan Bapak Ridwan Effendi (Kasubbag Hukum & Humas) dari KPU tentang sosialisasi pencalonan independen. Pembicaraan juga ga melulu masalah teknis, tapi juga masalah pengharapan soal kelancaran pelaksanaan KPU pilwalkot ini, kurangnya tim teknis di lapangan untuk membantu verifikasi suara di PPS, dan kondisi umum masyarakat di negeri ini. Harapan beliau juga (dan kita semua) bahwa siapapun yang terpilih merupakan pilihan terbaik bagi kota ini, dan harus dapat diterima oleh semua pihak baik yang menang maupun yang kalah.

kpuwalkot.jpg

3. Per kemaren tanggal 8 Mei 2008, sudah ada 20 calon independen yang mendaftarkan diri di KPU Pilkot Bandung. Hal ini merupakan suatu sinyal bahwa calon independen/perseorangan disambut meriah oleh masyarakat. Bahwa Kota Bandung merupakan percontohan pertama implementasi Undang-Undang yang baru disahkan soal calon perseorangan/independen, merupakan hal menarik untuk dicermati. Dengan kinerja partai seperti sekarang, sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk menunjukkan kepada partai bahwa tugas yang mereka emban adalah sebagai wakil rakyat bukan hanya mewakili partainya.

Saya sendiri sehari sebelumnya sempat di hubungi oleh Paman Tyo, ngobrol-ngobrol ringan seputar pencalonan ini, beberapa hal yang saya quote menarik adalah statement beliau bahwa “Yang anda bangun ini adalah jalan setapak, mungkin yang menikmatinya nanti adalah orang lain”. Ya Paman, perjuangan untuk memberikan pembelajaran, minjem istilah rekan Made Wiryana adalah diskursus (discourse) bagi masyarakat bahwa kita semua sudah capek dengan model perpolitikan seperti sekarang, 1o tahun kita jalani tanpa perubahan yang berarti.

Rekan JaF juga kemaren ngagetin dengan melakukan wawancara untuk Radio Singapore International (www.rsi.sg/indonesian), wawancara publik saya pertama sehubungan dengan karir politik, dilakukan via telpon selama 20 menit untuk kebutuhan on air 10 menit. Ga tau deh apa yang di potong nantinya.

Secara tidak sengaja juga saya kemaren bertemu dengan Sdr. Sonny Soedharsono, Ketua Umum Asosiasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang notabene juga merupakan Calon Independen Pemilihan Calon Gubernur Jawa Barat kemaren (yang belum beruntung belum mendapat pengesahan Undang-Undang pada masa itu), kami banyak ngobrol seputar kondisi masyarakat dan perpolitikan yang ada.

Sebagai catatan akhir, ada beberapa pengalaman penting dan menarik yang saya alami selama proses ini berlangsung. Pertama, secara tidak langsung mengalami proses pengayaan diri terhadap interaksi langsung kepada masyarakat, seperti ketika salah seorang anggota masyarakat yang dengan sukarela membagikan Manifes saya dihadang dan dibentak dengan perkataan “Maneh rek nantang aing?” dan pertanyaan-pertanyaan masyarakat yang muncul seperti “Titelnya apa ya?”, dan upaya beberapa calon independen lain untuk mendiskreditkan dengan melakukan black campaign. Sungguh pembelajaran ini adalah sesuatu yang mahal, tapi sungguh suatu pengalaman tak ternilai rasanya ketika kadang pada satu malam memperoleh SMS langsung dari warga

“Saya salah seorang yg setuju dgn niat Bp, namun lebih baik klu latar belakang Propesi/Jabatan soalnya saya orang gagap Teknologi, Bagaimana pa? Trim’s”Saya kemudian memberikan balasan…

“Terima kasih kang atas dukungannya, buat kita yg penting ada pembelajarannya bagi masyarakat semua bahwa partai bukan satu-satunya jalan untuk bisa berkontribusi ke masyarakat dg menjadi pemimpin. Soal teknologi, itu cuma hobby kang, tentunya kita bangun solusi yang mengedepankan rakyat dan berbasis ekonomi kerakyatan seperti pemikiran pemikiran saya di www.adinoto.org sekali lagi hatur nuhun.”

kemudian… “Trm ksh atas jawaban dari bp nmn ltr blkng bp saya msh blm th saya engga bisa mengakses Internet jadi saya hnya tahu tujuan bp saja,saya brd d lain tmpt-” “saya hanya seorang msrkt kecil yg merasa simpati dengan tujuan bp,dan untuk mdnsosialisasikan bp saya kesulitan diplomasi,karena keterbatasan ilmu-nyambung”

Saya hanya bisa menjawab…

“Oh ya kang. Yang penting kita sama sama coba membangun kota tempat tinggal kita ini menjadi tempat yg lebih nyaman dan baik bagi semua kang. Caranya bisa macem2, dimulai dari kesadaran dan lingkungan terkecil kita. Setuju ga kang? Kalo ga kita yg perduli dgn tempat tinggal kita sapa lagi? Hormat saya.”

Betapa suatu perasaan tersendiri untuk bisa langsung berkomunikasi dengan masyarakat kecil. Dimana pada saat sekarang perekonomian sedemikian sulitnya bagi sebagian orang, maka kepedulian dan ketajaman perasaan makin terabaikan.

Satu catatan kecil, terakhir tapi tidak kalah pentingnya, saya rasa berat bagi seluruh calon independen untuk dapat memenuhi persayaratan administratif 80.000 KTP (3% dari jumlah penduduk, dan minimal 50% dari seluruh kelurahan yang ada). Dengan jumlah penduduk 2,1 juta jiwa, setiap calon independen pilwalkot Bandung minimal membutuhkan 63 ribu kopi KTP (ditambah dengan resiko duplikasi dukungan dan kopi KTP yang tidak sah maka angka 80.000 merupakan angka minimal yang masuk akal). Apabila syarat sedemikian berat dipersyaratkan untuk Calon Independen/Perseorangan, kenapa syarat yang sama tidak dipersyaratkan untuk Calon dari Partai? Atokah hanya akal-akalan partai besar saja agar keincumbent-an nya tidak tergoyahkan? Bagaimana menurut anda?

Antri LPG (Gas) di Bandung Masih Terjadi (Lagi)

Bandung, Social 18 Comments »

Seperti laporan beberapa waktu yang lalu, kelangkaan gas kembali terjadi di Bandung. PT. Limas Raga Inti sebagai distributor LPG di Bandung (Jalan Emong dekat BPI) kembali dibanjiri antrian warga yang membutuhkan gas untuk sekedar memasak.

Kalo dengar cerita seorang rekan bahwa di Surabaya sudah menggunakan meteran (selang gas ke rumah-rumah) kok ya rasanya Bandung jauh banget ya. Tapi menanam selang gas di Bandung yang hobby banget bikin galian malah bikin saya serem juga.

Kebutuhan dasar hidup sering tidak terpikirkan karena kesibukan sehari-hari. Coba bayangkan betapa vitalnya apabila kita sampe 1-2 hari susah makan. Makan (Pangan), Sandang, Papan. Baru berikutnya Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan, Kesehatan, Kematian (kebutuhan akan lokasi pemakaman yang layak). Sekarang masak buat masyarakat kelas bawah juga sudah tidak sederhana lagi, punya uang 5 ribu rupiah per hari sudah tidak lagi bisa ngecer minyak tanah dan sayuran.

Sampaikan pendapat anda.

Manifes: Seputar Pencalonan Diri Menjadi Walikota Bandung

Bandung, Social 164 Comments »

Hidup adalah suatu destinasi. Menjadi berguna bagi masyarakat banyak dalam kaitan umur yang dititipkan hanya seumur jagung bagi kita adalah masalah pilihan hidup. Sebagian dari rekan-rekan penggunjung blog ini mengetahui bahwa saya, Adinoto A. Kadir atau dikenal pula dengan panggilan Aa Nata, berketapan hati untuk mendarmabaktikan diri sebagai abdi masyarakat dengan mencalonkan diri sebagai Pak Wali bagi kota Bandung yang kita cintai, sesuai dengan catatan pinggir di bawah blog ini.

Saat ini masa pembukaan untuk pendaftaran sudah dimulai. Beberapa calon dari partai dan independen sudah mulai mendaftarkan diri. Rumor yang berkembang beberapa calon bahwa sudah melakukan “Setor Tanda Pinangan” ke partai hingga nilai sekian miliar rupiah sampai 10 miliar rupiah dari informasi yang beredar di kalangan tertentu. Suatu nilai yang luar biasa. Apabila gaji seorang walikota hanyalah 5 juta rupiah, dengan 5 tahun masa jabatan (5 juta perbulan x 12 bulan x 5 tahun = 300 juta rupiah yang diterima dalam 5 tahun!) Bagaimana mungkin semua orang bisa berminat melakuan Pinangan Setoran ke partai untuk punya niat untuk tidak memperoleh pengembalian uang hasil setoran tadi selama masa jabatannya??

Saya hanyalah seorang manusia biasa yang perduli dengan lingkungan tempat tinggal saya selama 17 tahun terakhir, Bandung, dan mungkin sampai sisa hidup saya. Bagaimana mungkin tutup mata terhadap tempat tinggal yang akan menjadi rumah saya sampe akhir hidup yang singkat ini (we won’t live till 100 years, my friend!), atau pilihan menjadi warga negara kelas dua di tempat lain yang lebih menjanjikan? Saya pilih hujan batu di negeri sendiri, syukur-syukur kita bisa mengubah tempat ini menjadi suatu yang lebih baik bagi semua orang.

Calon independen sudah dibuka. Dibutuhkan 80.000 dukungan tanda tangan dari setiap warga penduduk kota Bandung untuk dapat meluluskan satu paket calon independen. Saya mungkin tidak akan pernah melihat dukungan 80.000 tersebut, tapi apabila teman-teman merespons dengan lebih dari 300 komentar positif di komen blog ini, mungkin saya akan mempertimbangkan untuk serius melangkah untuk mencalonkan diri menjadi Calon Walikota Bandung Independen. Dan apabila ada rekan dari partai yang benar-benar bermimpi untuk membangun kota yang menjadi tempat kita hidup ini, tanpa motivasi uang — karena saya disamping tidak memiliki uang, saya sangat tidak setuju dengan model kontribusi uang tersebut! — mari kita sama-sama membangun kota yang kita cintai ini dengan niat lillahita ala.

Kita tidak akan hidup 100 tahun teman. Apa yang kita lakukan hari ini mungkin berarti bagi orang lain! Tunjukkan dukunganmu.

Hormat saya,

Adinoto A. Kadir (Aa Nata) — 08552181888.

Form dukungan: daftar-dukungan-pemilihan-walikota.doc

Dukungan via FaceBook

UPDATE:

Saya membutuhkan dukungan 80.000 copy KTP Kotamadya Bandung dan tanda tangan dukungan yang sudah harus disubmit sebelum 10-16 Mei 2008 untuk melengkapi administrasi pencalonan dari independen. Bagi rekan-rekan yang mendukung dan percaya dengan amanah yang akan diberikan, harap mengunduh/mendownload dan mendistribusikan ke kerabat/sanak/rekan-rekan/simpatisan yang ada. Form ada di sini.

Untuk Calon Wakil Walikota sedang menunggu konfirmasi secepatnya dalam 1-2 hari ini. Form nanti bisa dikumpulkan ke Sekretariat yang sedang dibentuk.

Terima kasih buat rekan-rekan semua.

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in