Beberapa waktu yang lalu saya akhirnya memutuskan untuk memesan Apple MacBook Pro. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi hayah lagi banyak kerjaan proyek pake Acer Aspire malah yang ada kena virus “Start menu” melulu (alias “Start Menu” jadi ga bisa diclick dan system jadi ga responsive). Saban kali install ulang, beres tapi tau2 ada lagi. Discan sama aja scam π ga ketemu. Capek. Walau mostly kerjaan menyangkut Linux dan Server Mac OS X, tapi saya butuh client OS untuk bisa remote machine tersebut di client desk (kecuali anda kuat berada diruang server seharian yang dinginnya 17-19 derajat seharian = halah yang ada kepala saya migrain tempohari). So there it comes my MacBook Pro.
Impresi pertama saya adalah pada packagingya. Halah tipis banget. Ukurannya cuma 1/2 tebal box PowerBook G4. Kelihatannya Apple sudah mulai mikirin nilai ekonomis untuk packaging barang. Instead memuat 1 unit box, packaging MacBook Pro saat ini bisa memuat 2 biji π … (sama halnya dengan packaging iPod yang sekarang ukurannya cuma 1/4 dari model cubical iPod generasi 4 dahulu).
Well, beberapa hal yang menarik dari MacBook Pro tentunya ya Intel Core Duo itu sendiri dan salah satunya adalah ini adalah portable Apple pertama yang dapat menjalankan Windows secara native!! Gosh. Buat anda yang ketinggalan berita silahkan baca Bootcamp. Setelah puas mengumpulkan aplikasi yang Universal Binary (binary yang jalan native baik di Intel processor dan PowerPC processor) saya akhirnya coba install Bootcamp. Proses pertama adalah Upgrade Firmware. Berbeda dengan PC biasa, Apple mengimplementasikan EFI instead of BIOS. Dengan update Firmware maka Apple memberikan patch pada EFI untuk dapat mengemulasi fungsi BIOS (karena Windows XP tidak mengenal EFI, EFI adalah standar baru yang akan diadopsi PC standar yang memungkinkan user mengupdate driver dan kebutuhan lainnya sebelum proses instalasi OS itu sendiri). Proses patch Firmware pun di MacBook Pro jauh lebih manusiawi dibandingkan dengan updating BIOS di PC. Yang perlu kita lakukan hanyalah menekan tombol Power beberapa detik sambil melihat lampu lid berkedip2 kemudian layar akan menunjukkan proses updating EFI yang berlangsung.
Bootcamp membantu user memudahkan proses resizing partition (seperti PartitionMagic) dan mengcopy driver ke dalam CD Blank yang berisi driver2 yang dibutuhkan mesin MacBook Pro itu sendiri. Setelah proses patching EFI saya iseng masukin CD Windows XP SP2 tanpa menjalankan Bootcamp, halah ternyata bisa boot. Jadi kalo mau diformat abis jadi Windows Only laptop yo monggo mas π
Cerita diatas sedikit basi dan saya ga mau mengulas lebih lanjut. Silahkan lakukan googling sendiri untuk informasi selanjutnya. Dan kalo mau lihat-lihat mesin Intel Core Duo monggo survey di www.apple.com/macbookpro.
Yang saya mau bahas dan saya tertarik berat justru produk yang namanya Parallels. Instead of dual booting Windows dan Mac OS X saya sih lebih butuh Dual OS naik dalam saat yang bersamaan. Sehingga saya bisa switch environment Mac OS X, Windows dan Linux hanya dengan semudah Cmd + Tab apabila dibutuhkan, sambil menunggu Leopard muncul.
Beberapa hal yang menjadi mithos umum adalah EMULASI ITU LAMBAT, adalah suatu pandangan yang salah karena kurang paham terhadap apakah proses emulasi itu sendiri. Produk Emulasi OS yang biasa dikenal user Mac adalah Virtual PC (now part of Microsoft) yang memang cenderung lambat karena harus mengubah instruction Intel (x86 instruction) ke PowerPC instruction on the fly. Mirip proses yang dilakukan Rosetta, yaitu mengubah instruksi PowerPC ke instruksi Intel pada mesin Intel Mac. Namun Parallels adalah menjalankan Windows yang sudah notabene x86 di mesin Intel sendiri yang memang x86. π … (bingung ya) pegangan. Well, ya in short ya ga bakal proses overhead besar-besaran itu terjadi, yang ada adalah Parallels “hanya” menyediakan layer VM dan sisanya instruksi Windows akan dikenal langsung dan dieksekusi secara near native speed!
Disini yang orang awam (kebanyakan pengguna PC) dan bahkan sebagian besar user Mac masih rancu. Halah, masa sih secepat near native? Dan bagaimana definisi near native itu sendiri? Berikut adalah skrinsot dari benchmark Windows di environment Parallels.
untuk skrinsot yang lebih besar silahkan klik ini
Dan berikut adalah skinsot dari benchmark dengan SiSoftSandra 2007 Lite:
dan:
Hayah ga salah nih? Yoi man, rasain sendiri deh baru tau enaknya rasanya make Intel Mac. Ternyata emang ga main-main kuencengnya. Bahkan dibanding Acer Aspire saya yang Celery 1.5GHz pantes rasanya mirip naik delman. Alon alon mas… Guess rasanya musti cari yang nampung Acer tuh ada 2 biji masih brand new yang satu tadinya mau buat kerja proyek huehehehe…
(tambahan: Banyak yang salah kira bahwa benchmark ini membandingkan Windows VM dg Acer yang lemot, BUKAN. Coba perhatikan itu Intel Core Duo T2500 yang reference (Jalan Windows Native) dengan Current Processor (yang juga sama Intel Core Duo T2500) jalan di Virtual Machine (Parallels.com) di Mac. Cepet Mana Hayooo…
*Perhatiin clock speed yang didetect variable dalam range yang cukup lebar 1100MHz s/d 6400MHz sebagai bentuk false detect environment VM. Tapi benchmark ini valid karena dia langsung access CPU. Lebih cepat karena UNIX based Mac OS X memberikan manajemen memory yang jauh lebih baik daripada Window? Indeed.
*referensi dilakukan terhadap mesin-mesin yang biasa saya pake yaitu Pentium 4 3GHz, Celeron M 1.5GHz (ga ada jadi pilih 1.7GHz), dan Athlon64 3200+ (2GHz).
*yang baru ngorder Vista Beta 2 Public Release (9 dollar)… hayah hare gene masih pake PC? π …
Recent Comments