“Bill Gates Mau Datang Ke Indonesia, Terus Kenapa?”

Technology Add comments

Seminggu lebih saya keluar dari rutinitas saya mencoba menjalani peran hidup sebagai orang lain dengan profesi yang lain. Mencoba mengais rejeki dan meresapi kerasnya kehidupan diluar sana. Masyarakat di luar yang hidup dalam kerasnya rutinitas kota dan harus berjuang untuk makan. Pulang-pulang memperoleh berita duka kehilangan mantan pemimpin negeri ini. “Selamat Jalan Pak Harto, Sampai Jumpa Lagi!”.

Ok back to business and regular boring life… barusan speed reading baca tulisan di detik.com soal komen Menkominfo tentang rencana kedatangan Bill Gates ke Indonesia. Well, saya ga kenal Bill Gates, ga kenal Pak Nuh (Menkominfo), juga ga kenal media yang nulis ini (apa cuma pelintiran media aja?) …. tapi komen saya seputaran kalimat tentang perlu membangun ICT disini biar lebih banyak kerjaan disini saya setuju. Pada saat Pak Syamsul Muarif adalah Menkominfo pertama saya pernah kasih masukan secara langsung kepada beliau:

“Pak yang dibutuhkan negeri ini adalah (konteks IT) infrasktruktur, karena sekarang ada masyarakat yang mengupayakan infrastruktur (back then 2001), jadi anak bangsa yang pinter-pinter kalo ga berenti di warnet (jadi juragan warnet), paling kerja di multi national company”.

Komen saya ke Pak Nuh (saat ini) 6 tahun kemudian dimana infrastruktur semakin lumayan (paling tidak 😛 3G ada deh), apa bisa bikin penghasilan masyarakat pekerja IT disini bersaing dengan di luar pak? Karena kalo ga juga pasti pada kabur tuh anak bangsa. Semakin banyak rekan-rekan yang saya kenal disini posisinya direktur perusahaan swasta nasional, sekarang ngacirr jadi babu berkerah diluar karena bisa dapet 7,000-10,000 dollar sebulan.

Pesan kedua yang saya harapkan banget, para seleb IT yang oportunis disekem aja Pak. Kebanyakan blow up doang. Bandung Hi-Tech Valley, Cimahi Cyber City? dan disetiap daerah rame soal jargon-jargon sekem itu… What so Cyber City when you are talking about 1,000 m2 place? It’s not even bigger than parking lot!

Jakarta – Bill Gates, orang nomor satu di Microsoft, akan sowan ke Indonesia dalam waktu dekat. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh memastikan Gates bakal datang ke Indonesia pada 8 Mei sampai 9 Mei 2008 mendatang.

Menanggapi kedatangan petinggi Microsoft itu, Nuh mengaku cuek. “Trus kenapa kalau Bill Gates datang? Memangnya ada manfaatnya?” kata Nuh dalam jumpa pers di Gedung Depkominfo, Jakarta, Rabu (30/1/2008).

Nuh mengungkapkan semua orang harus pandai memanfaatkan keadaan, jangan mempertentangkan antara open source, proprietary dan ‘saudara-saudaranya’ yang lain.

“Pengguna Microsoft kan banyak disini (Indonesia-red). Bill Gates jangan cuma jualan saja, dan kita sendiri juga jangan jadi pembeli doank,” tandas Nuh.

Nuh berharap Bill Gates mau membangun pusat penelitian di Indonesia. “Orang-orang Indonesia jangan jadi pembeli saja. Kalau ada pusat riset ICT disini, anak-anak Indonesia yang pintar-pintar TI kan gak akan kerja di luar. Mereka bisa balik ke Indonesia karena ada kerjaan disini,” imbuhnya lagi.

Lebih lanjut Nuh mengatakan, Gates akan datang pada 8 Mei malam dan dijadwalkan akan langsung bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Esok harinya, Gates direncanakan akan menghadiri sebuah acara yang digelar Microsoft lalu sorenya langsung pulang ke negaranya. ( dwn / dwn )

25 Responses to ““Bill Gates Mau Datang Ke Indonesia, Terus Kenapa?””

  1. Amal Says:

    Karena saya bukan termasuk anak bangsa yang pintar-pintarâ„¢, jadilah Warnet tak punya, kerja di perusahaan multinasional pun tak sampai. Cukuplah mendukung Tim Kaukus Gandok dalam melancarkan agitasi ke seputaran Cihampelas. Soalnya Aa’ satu ini membuka “front” dari Bandung hingga Cimahi, tapi jika diajak omong cetak-biru TI serius malah kabur ke tukang bubur dengan alasan omset asongan lebih menggiurkan.

    Jadi siapa yang oportunis? Kekeke…

  2. rendy Says:

    kami sudah mendukung Bandung cyber city kok AA Nata…
    membangun kota virtual dari segi content yang juga virtual…
    semoga jika AA Nata di periode mendatang menjadi Walikota Bandung, Fisik Bandung Cyber City yang tidak lebih besar dari lapangan parkir itu terwujud

    Barangkali ada investor yang tertarik investasi di Bandung? Mungkin AA Nata bisa mengelolanya? Jualan Batere mungkin?

  3. IMW Says:

    Gimana mau ngomongin cetak biru TI serius, lha cetak biru cuma akhirnya urusan sekem-sekeman aja. Jadi mending ngasong aja.

  4. Ferry Says:

    kalo yang dateng sowan om SJ ke apartemen macnoto pasti yang bikin heboh…ya..nggak AA Nata..?

  5. Endy Says:

    Dari pengalaman pribadi, skill pekerja TI Indonesia sangat-sangat bisa bersaing dengan luar terutama pekerja TI India yang sangat2 digembar-gemborkan dengan boomingnya Outsourcing beberapa tahun terakhir ini. Cuma ya itu, Indonesia banyak yang super jago bahasa binary, tapi bahasa Inggris nggak bisa, ini yang membuat trenyuh pak. Aku punya pengalaman berkali-kali ‘ngejual’ beberapa teman untuk project di luar, technically mereka super-duper qualified tapi gak bisa komunikasi Inggris jadinya gagal deh. Sayang banget. Dan ini juga yang kayaknya menjadi dasar pemikiran mengapa perusahaan TI MNC gede masih belum mau membangun R&D di Indonesia, dan juga infrastruktur dan political climate yang belum mendukung. Padahal jumlah populasi Indonesia harusnya bisa dipandang sebagai modal kuat untuk sumber pekerja IT dengan rate yg kompetitif.
    Bandingkan dengan China dan India yg infrastrukturnya udah lumayan maju tapi tetap belum menyeluruh, tapi political will pemerintah ada, ada visi dan ada pelaksanaan. Dan juga populasi yang besar dimanfaatkan sebagai modal, rate mereka memang murah banget pak, karena kompetisi antar individu populasi yang sangat banyak. Itu sih pendapat aku yang baru bangun sambil stelpid dan belum mandi hahaha
    Btw, ngomong2 Microsoft, offering mereka menarik pak, hahaha…

  6. adinoto Says:

    # Amal Says:
    January 31st, 2008 at 4:31 am
    Karena saya bukan termasuk anak bangsa yang pintar-pintar™, jadilah Warnet tak punya, kerja di perusahaan multinasional pun tak sampai. Cukuplah mendukung Tim Kaukus Gandok dalam melancarkan agitasi ke seputaran Cihampelas. Soalnya Aa’ satu ini membuka “front” dari Bandung hingga Cimahi, tapi jika diajak omong cetak-biru TI serius malah kabur ke tukang bubur dengan alasan omset asongan lebih menggiurkan.

    Jadi siapa yang oportunis? Kekeke…

    => Membuka front bukan berarti tidak mendukung. Tapi hidup ini cuma sekali nasehat temen jangan disia-siakan kita cepet tua dan pada akhirnya mati. Cerita (tale) seputar Cyber City sudah saya dengar dan mimpi-mimpikan dari ketika saya masih ingusan jadi mahasiswa kegedean topi di negeri ini, sampe sekarang ga berubah pemakaman umum pun ga keurus di negeri ini. Gua cuma worry cerita indah itu akan ikut terkubur sama-sama kita nanti di akhir hayat.

  7. adinoto Says:

    # rendy Says:
    January 31st, 2008 at 6:35 am e
    kami sudah mendukung Bandung cyber city kok AA Nata…
    membangun kota virtual dari segi content yang juga virtual…
    semoga jika AA Nata di periode mendatang menjadi Walikota Bandung, Fisik Bandung Cyber City yang tidak lebih besar dari lapangan parkir itu terwujud

    Barangkali ada investor yang tertarik investasi di Bandung? Mungkin AA Nata bisa mengelolanya? Jualan Batere mungkin?

    => Kalo gitu nanti kita canangkan program Bandung Virtual High Tech Valley, barengan aku titip di trademark-kan bersama jargon sekem nasional 😛

  8. adinoto Says:

    # IMW Says:
    January 31st, 2008 at 6:47 am e
    Gimana mau ngomongin cetak biru TI serius, lha cetak biru cuma akhirnya urusan sekem-sekeman aja. Jadi mending ngasong aja.

    => Ngasong lebih realistis. Yang dipikirin kalo sudah terlalu crowded urusan pertinggi ini, lebih baik bikin bagaimana supaya masyarakat biasa dan para warga bisa belajar ngasong, toh pada akhirnya yang ingin dituju adalah peningkatan taraf hidup bagi mereka semua, lewat ato tidak lewat pendayagunaan IT. Paling yg dibutuhkan masyarakat IT pada tahap yang paling rendah. Bisa mengetik misalnya. Jangan muluk2 dahulu.

  9. adinoto Says:

    # Endy Says:
    January 31st, 2008 at 8:18 am e
    Dari pengalaman pribadi, skill pekerja TI Indonesia sangat-sangat bisa bersaing dengan luar terutama pekerja TI India yang sangat2 digembar-gemborkan dengan boomingnya Outsourcing beberapa tahun terakhir ini. Cuma ya itu, Indonesia banyak yang super jago bahasa binary, tapi bahasa Inggris nggak bisa, ini yang membuat trenyuh pak. Aku punya pengalaman berkali-kali ‘ngejual’ beberapa teman untuk project di luar, technically mereka super-duper qualified tapi gak bisa komunikasi Inggris jadinya gagal deh. Sayang banget. Dan ini juga yang kayaknya menjadi dasar pemikiran mengapa perusahaan TI MNC gede masih belum mau membangun R&D di Indonesia, dan juga infrastruktur dan political climate yang belum mendukung. Padahal jumlah populasi Indonesia harusnya bisa dipandang sebagai modal kuat untuk sumber pekerja IT dengan rate yg kompetitif.
    Bandingkan dengan China dan India yg infrastrukturnya udah lumayan maju tapi tetap belum menyeluruh, tapi political will pemerintah ada, ada visi dan ada pelaksanaan. Dan juga populasi yang besar dimanfaatkan sebagai modal, rate mereka memang murah banget pak, karena kompetisi antar individu populasi yang sangat banyak. Itu sih pendapat aku yang baru bangun sambil stelpid dan belum mandi hahaha
    Btw, ngomong2 Microsoft, offering mereka menarik pak, hahaha…

    => Ya setuju. Itulah pemerintah ini ga pernah berpikir keinginan mengupgrade penguasaan bahasa asing ini bagi masyarakatnya. Jangankan pekerja IT kelas blue collar gitu, kelas manajemen perusahaan nasional saja bisa dihitung dengan jari kemampuan bahasa inggrisnya, ga lebih bermutu dari supir taxi di negeri jiran. Gimana penguasaan IT masyarakat pinggiran/kebanyakan? Kalo beres urusan ini kan mo bicara pemberdayaan tourism juga bisa lebih gampang dijalankan.

    Tawaran Microsoft menggiurkan? Wah makan-makan hehehe… Mungkin kalo Microsoft berminat membeli Apple ato berbisnis batere aku nanti ikutan 😛 *ngacirrrrr

  10. adinoto Says:

    # Ferry Says:
    January 31st, 2008 at 8:05 am e
    kalo yang dateng sowan om SJ ke apartemen macnoto pasti yang bikin heboh…ya..nggak AA Nata..?

    => Wakakaa… diajak nongkrong makan bubur bareng 😛

  11. Adham Somantrie Says:

    jadi, kapan SJ ke indonesia? 😀

  12. M Fahmi Aulia Says:

    What so Cyber City when you are talking about 1,000 m2 place? It’s not even bigger than parking lot!

    lho, Adinoto sekarang mengincar jadi tukang parkir? ckckck…

  13. Diki Says:

    Mbuh, lagi sibuk ngurus asongan juga. Tapi cerita indah tetep perlu juga tuh buat target dan wadah networking antar asongan, ngarepin pemerintah sih susah.

  14. Budi Rahardjo Says:

    hi hi hi … yah beginilah nasib kerja di belakang layar, diomongin terus. pedagang mah ngasong aja. he he he. belum tahu kita jungkir balik mikirin ini itu (kadang pakai duit dari kantong sendiri om – sampai minjem duit om amal segala). perjuangan di belakang layar masih banyak … nggak perlu muncul di permukaan. biar para pedagang aja yang muncul di permukaan ah.

  15. adianto Says:

    haha..setelah taun lalu SJ yang dkabarin kejakarta..sekarang BG. dan aku bukan pengasong apa lagi importir besar. punyak mimpi juga gak tuk indonesia jadi pusat IT..lha wong internetan aja masih kembatkembut.

    bener juga,infrastruktur masih perlu diperluas aksesnya dan dikembangin upaya pe-murah-annya.klo itu saya dukung. tp kog katanya dah jaman virtual tapi masih ngbahas spasial aja. apa masih penting ukurang luasan sebuah lahan klo jaman dah serba virtual gini?

    klo boleh ngimpi seh, jadi orang desa (bertani ato apalah) tp menjadi orang yang dibutuhin. jd klo ada yang butuh harus mencari kepelosok..jd tukang ojek ikut kecipratan rejeki..hehehe…

  16. adinoto Says:

    # Budi Rahardjo Says:
    January 31st, 2008 at 1:04 pm
    hi hi hi … yah beginilah nasib kerja di belakang layar, diomongin terus. pedagang mah ngasong aja. he he he. belum tahu kita jungkir balik mikirin ini itu (kadang pakai duit dari kantong sendiri om – sampai minjem duit om amal segala). perjuangan di belakang layar masih banyak … nggak perlu muncul di permukaan. biar para pedagang aja yang muncul di permukaan ah.

    => Ga perlu muncul dipermukaan gmana Mas? Secara anda blogger paling muncul dipermukaan 😛 kekekeke makan-makan 😀

  17. -tikabanget- Says:

    wakakakak…
    nunggu si steve jobs kesini po?

  18. devari Says:

    saya tamatan sastra dan sama sekali nol dan tidak ada latarbelakang formal pendidikan IT 🙂
    saat ini jadi ‘pekerja’ IT kelas teri di karibia 🙂

  19. Amal Says:

    Hahahaha… Walaupun saya juga tak terlalu berminat membahas yang muluk-muluk di sini, toh percakapan kita di blog (lebih banyak) masih di wacana, grundelan, atau pikiran sesaat lewat; bagus kok jika banyak kritik buat Valley-Valley yang ada. Supaya para pekerja di lapangan lebih semangat bergerak.

    Ayo A’, buktikan… makan-makan di The Valley. Kekeke…

  20. adinoto Says:

    # Amal Says:
    February 1st, 2008 at 7:20 am
    Hahahaha… Walaupun saya juga tak terlalu berminat membahas yang muluk-muluk di sini, toh percakapan kita di blog (lebih banyak) masih di wacana, grundelan, atau pikiran sesaat lewat; bagus kok jika banyak kritik buat Valley-Valley yang ada. Supaya para pekerja di lapangan lebih semangat bergerak.

    Ayo A’, buktikan… makan-makan di The Valley. Kekeke…

    => Bwakakaka setujuhhhhhhh… lah secara situ kan paling sering dipinjemin duit, jadi mari kita sama-sama ke The Valley makan-makan ditraktir om Amal 😛 *ngacirrrr Rendy aku siap meluncur 😀

  21. Arnold P. Siboro Says:

    Kok anti dgn org Indonesia jadi “babu” di luar negeri? (btw 7000-10000 dollar per bulan itu kayaknya enggak deh, kecuali di luar negerinya udah sekaliber aa nata di bandung :p). Terus terang aja utk maju susah dgn hanya lihat dari jauh dan belajar sendiri. Baik Cina, Taiwan, maupun India maju karena banyak org2nya pergi belajar dan kerja di Amerika, lalu pulang kembali ke negaranya setelah cukup lama kerja di luar negeri dan punya knowledge dan knowhow yg cukup. Kalo saya justru berpendapat masih terlalu sedikit orang Indonesia yg belajar/bekerja di luar negeri. Perlu jauh lebih banyak, kalo bisa sampai Jakarta kekurangan tenaga IT! Banjiri negara maju dengan tenaga IT Indonesia, jika belum mampu ke negara maju, banjiri negara sekitar seperti Singapura.

  22. adinoto Says:

    To Siboro:
    Wakakaka emang kita harus cepat membanjiri negara sekitar, karena Jakarta udah keburu banjir mannnn 😛 *ngacirrrr

  23. Anggie Says:

    BG mau beli Wedhus bajakan di deket 1TB ya… 😛

  24. herum4ng Says:

    Saya punya usul, gimana kalo om bill kita kitikin rame-rame, kita bikin supaya dia ngasih source codenya vista.. ok..?? 🙂

  25. ekoa Says:

    Pemerintah Indonesia jangan sampai melupakan janjinya untuk menciptakan software alternatif yang murah bagi rakyat. |Sumbangan Bill Gates disamping karena beliau baik hati tentu memiliki perhitungan Binis juga. Kalo instansi pemerintah dan lembaga pendidikan disumbang software buatan Microsoft, maka dalam panjang software buatan Microsoft adalah satu-satunya pilihan bagi rakyat Indonesia – karena mereka sejak kecil dibiasakan oleh sekolah dan sistem bentukan pemerintah. |Entah disadari atau tidak, baik pemerintah maupun lembaga pendidikan telah menjadi sales gratis untuk software-software Microsoft. |Itu oke saja. |Tetapi tolong dipikirkan juga kebutuhan software murah bagi rakyat banyak. \Selain energi alternatif, sumber pangan alternatif, software alternatif yang murah jelas juga bakal jadi kebutuhan rakyat di masa depan. |Jangan sampai krisis BBM. krisis pangan kemudian juga menular menjadi krisis software. Karena mahalnya software yang biasa dipakai oleh rakyat, sedangkan rakyat tidak diedukasi memakai alternatif lain.
    http://lovepassword.blogspot.com/2008/05/hadiah-mister-bill-gates-kebaikan-hati.html

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in