“What You Do… If You Are?” Contest!

Uncategorized Add comments

Hi rekan-rekan semua, kembali saya ingin mengingatkan bahwa Blog ini bertujuan untuk Rebuilding Indonesia, jadi bukan dibangun untuk mendiskreditkan pemerintah, berniat negatif dsb. Karena itu, saya punya ide, bagaimana apabila kita bangun suatu contest berjudul “What You Do.. If You Are?” …. anda boleh berpartisipasi di contest ini dan menuliskan rencana kerja anda apabila anda menjadi…. bebas! mau berkhayal jadi pak lurah, camat, bupati, gubernur, presiden, dan lain-lain. Dan boleh spesifik.. misalnya mimpi anda apabila menjadi camat atau walikota ditempat anda lahir dan dibesarkan. Apa yang akan anda perbuat….

Ide harus dituangkan kedalam suatu paparan yang jelas dan terinci (dan juga real) bukan berandai-andai yang tidak jelas. Dengan demikian anda sudah membantu menyumbangkan sesuatu kepada bangsa ini.

Saya akan mempertimbangkan program ini menjadi suatu program serius, karena itu anda harus serius, dan kita akan mengundang tim juri dan donatur untuk memberikan hadiah kepada kontestan yang juara.

Let’s the dreams begin! 🙂

12 Responses to ““What You Do… If You Are?” Contest!”

  1. Hendriady Says:

    kalo diperkenankan, saya mau nyumbang pemikiran soal kalo jadi pejabat ya pak adinoto.

kalau saya jadi pejabat, ada berapa hal yang akan saya lakukan:

Rencana 1:
saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk ngumpulin uang sebanyak-banyaknya.tujuannya tidak lain karena:

1. untuk menutupi biaya yang telah saya keluarkan selama masa pemilihan menjadi calon pejabat tersebut. biaya-biaya tersebut meliputi: untuk entertaint pejabat2 yang berwenang (yang telah meloloskan saya menjadi kandidat dan sekaligus memilih saya untuk jadi pejabat, membantu menjatuhkan/menjegalsaingan-saingan terberat saya), menggerakkan masa yang menyatakan mendukung saya, dan kegiatan-kegiatan operasional lainnya yang bertujuan memuluskan langkah saya menjadi seorang pejabat.

2. apabila no.1 telah terpenuhi, saya akan mengumpulkan harta buat diri saya sendiri. karena jadi pejabat itu bukan hal yang gampang.banyak pikiran dan tenaga yang terkuras.sementara gaji seorang pejabat di Indonesia kurang pantas untuk kerja keras saya tersebut.

Rencana 2:
saya akan menempatkan orang-orang yang telah menjadi ‘teman baik’ saya di pos-pos yang strategis.tujuannya yaitu untuk memuluskan program-program kerja yang saya inginkan.selain itu, kedudukan yang saya berikan merupakan wujud nyata ucapan ‘terima kasih’ saya kepada mereka.

Rencana 3:
saya akan menyimpan ‘pendapatan’ saya di Luar negeri dong!! Bank yang jelas-jelas bisa menjaga kerahasiaan saya, dan agar badan pemerintah yang mau memeriksa mengalami kesulitan. gila aja kalo mau nyimpan uang di bank dalam negeri.emang mau suwisayt?

Rencana 4:
Mempersiapkan rencana pelarian yang mulus apabila segala usaha dan upaya saya ketahuan.

Demikianlah pendapat saya. Apabila saya jadi pejabat.
mohon tanggapannya

Hendriady (hendriady@daragroup.co.id)
    8/27/2004 7:28 PM

  2. Okto Jumadhani Says:

    wah, ada yang bakat jadi koruptor nich.
tapi “mungkin” memang begitulah keadaannya sekarang di negara kita ya??! kalau nggak, mana mungkin teman kita bisa berandai-andai seperti itu?

 Okto Jumadhani (ojdhani@ypc.or.id)

  3. Rahmat Says:

    Menurut saya wajar-wajar aja pak Hendri berpendapat seperti itu.Dan lazimnya memang baru seperti itulah keadaan dan kematangan berpolitik masyarakat kita pada umumnya.Hal ini terjadi karena sistem itu telah diciptakan dengan sedemikian rupa oleh penguasa jaman orba,demi mempertahankan kekuasaannya.Mulai dari pelencengan makna Dwi Fungsi ABRI,propaganda2 mengenai PKI dan lain2 yang bertujuan tidak lain adalah membodohi masyarakat,mempersempit ruang gerak politik bahkan mematikan kebebasan berpolitik praktis bagi orang2 yang dianggap bersebrangan secara kepentingan.

Dari sistem yang sudah tercipta tersebut (bahkan membudaya),tercipta suatu kalangan masyarakat yang menjadi elite politik dan akhirnya menjadi golongan koruptor.Hal ini dapat terjadi seperti apa yang di katakan pak Hendri.Untuk dapat menjadi seorang lurah saja,berapa puluh juta rupiah yang harus dikeluarkan,apalagi agar dapat menjadi seorang camat,bupati,gubernur,menteri,presiden di tanah air Indonesia ini??? Dana untuk menjadi seorang pejabat,terkadang didapat dari pihak sponsor,yang jelas2 sebagai pihak yang berkepentingan.Jika sudah jadi pejabat,saat2 itulah untuk “membalas” kebiasaan2 koruptor seniornya dengan cara korupsi lebih gila2an lagi.

Berbeda dengan negara2 lain,contoh seperti Jepang,seseorang yang ingin menjadi anggota Majelis Rendah atau Majelis Tinggi (DPR/MPR kita), haruslah orang2 kaya (dengan batasan minimal punya uang/kekayaan pribadi berapa
ribu/juta Yen?).Sehingga diharapkan saat ia menjadi pejabat,tidak akan korupsi.Justru keadaannya terbalik dengan kita.Saat ingin menjabat tidak punya apa2,tapi sesudah menjadi pejabat,…hmmm…. (kalo gitu saya mau dong ikutan dengan pak Hendri).

Rahmat SIU (rahmat_siu@telkom.net)
    8/27/2004 7:33 PM

  4. Adinoto Says:

    walah.. kalo contentnya gini aku juga bingung gmana mau dimasukin di Rebuilding Indonesia. Nanti aku masuk hotel Prodeo pula hahaha… ga kasian apa kalian :)

Let’s do the smart way.. how? Guess we don’t have to do the same way as everybody does… right?

 Cheers, Adinoto/
    8/27/2004 7:35 PM

  5. Okto Jumadhani Says:

    kalau ini baru saya setuju.
memang kalau mau jadi pejabat,harus dipilih orang yang kaya sehingga si pejabat tersebut tidak akan berpikiran macam-macam untuk memperkaya dirinya sendiri (minimal dapat mengurangi keinginan untuk korupsi karena toh ia
sudah merasa kaya/berkecukupan). beda kalau orang biasa2 saja yang jadi pejabat. karena ia telah menjadi seorang pejabat, tentu ia akan berusaha menjaga citra/prestige dirinya di depan orang lain. nah, yang jadi masalah adalah ; mental budaya orang kita selalu salah dalam hal menjaga prestige diri. bukannya menjaga sikap dengan cara menjadi orang baik dalam perilaku dan tata krama bersosial masyarakat (benar nggak ya bahasanya?) namun ia menjaga prestige dirinya dengan menunjukkan bahwa seorang pejabat itu harus memiliki rumah bagus, perabotan bagus, mobil mewah, uang melimpah dan lain sebagainya dengan harapan akan disegani oleh masyarakat di sekitarnya. sementara ia berasal dari orang biasa2 saja, tentu ia akan berusaha menutupinya/atau meraihnya dengan jalan pintas, yaitu memanfaatkan jabatannya untuk mencapai prestige yang diharapkannya (kata lainnya, KORUPSI). 

Okto Jumadhani (ojdhani@ypc.or.id)
    8/27/2004 7:36 PM

  6. Freddyan Azhar Says:

    Teman2 seperjuangan

Kalo boleh aku ngasih pendapat…. nggak ada yg salah dari tanggapan teman2 semua disini. Sebenarnya cuma satu permasalahan yg selalu menghantui bangsa kita ini “Krisis MORAL”, jadi kembali lagi pada individunya masing2 mo kaya atau miskin kalo emang moralnya udah bejat sama juga bohong (korup teruussss……..)

Wasalam,

 Freddyan Azhar (fazhar@pekanbaru.oilfield.slb.com)
    8/27/2004 7:37 PM

  7. Rahmat SIU Says:

    Bener juga tuh pak Adi,selain kita pusing gara2 mikirin koruptor,bagaimana kalau kita juga mikirin bisnis (biar nggak ikut2 korup),bener nggak pak Deni? Boleh juga tuh soal bisnis sepatunya.Aku juga tunggu infonya.
Thanks…..

Rahmat SIU (rahmat_siu@telkom.net)
    8/27/2004 7:39 PM

  8. Irvan Says:

    Nimpal dikit neh…
Tapi ini bukan hanya utk Hendri lho, tapi utk saya pribadi dan kita semua lah…
Kalaulah memang seperti itu…!!!!!!!!!!!!!!

Mungkin ini adalah indikasi kegagalan pendidikan oleh orang tua kita, kegagalan pendidikan dalam lingkungan/komunitas kita, kegagalan pemuka-pemuka agama dan pemimpin-pemimpin kita, kegagalan budaya yang kita miliki…dan paling penting adalah kegagalan pribadi kita sendiri dalam mengambil sikap dan menentukan tujuan/makna hidup. Untuk itu, mungkin lebih baik kita sesekali dengan cara masing2 utk mendefiniskan ulang lagi makna hidup… Atau mungkin diantara kita mungkin ada yang belum pernah memikirkan makna hidup ini? Caranya gampang kok… Buatlah sebuah titik difikiran untuk memikirkan untuk apa HIDUP INI, dst…dst…dst…


HIDUP INI (Quote from Djohansjah Marzoeki)

Kebutuhan manusia yang paling elementer, yang instingtif, yang sangat primitif, adalah makan dam minum. Kebutuhan manusia yang tertinggi, yang harus dipelajari di atas segala-galanya adalah filsafat. Kebutuhan lain berada diantara makan dan filsafat.Sampai dimanakah tingkat kebutuhanmu? Masih samakah tingkatmu dengan bayi atau kambing? 

Irvan Yusirman (i4van@telkom.net)
    8/27/2004 7:41 PM

  9. Hendriady Says:

    Alhamdulillah….peran antagonis sayah kayanya sukses. tujuannya si nda laen sebagai penyeimbang aja.biar balance, seperti yin dan yang, seperti siang dan malam, atau seperti tom dan jerry kali yee… hehehe…

Terimakasih atas masukan2 dari bapak2 di sini.

wassalam.. Hendriady (hendriady@daragroup.co.id)
    8/27/2004 7:42 PM

  10. Adinoto Says:

    Rekan-rekan,

Kembali saya ingatkan forum ini bukan untuk memandang tinggi negara lain ataupun memandang rendah bangsa sendiri. Saya ingin mengajak rekan-rekan semua berpartisipasi dalam konteks yang paling sederhana yaitu keperdulian kepada bangsa ini dalam format yang paling kita mampu saat ini, yaitu mungkin dengan menulis, menuangkan ide-ide kita, menyempatkan sedikit waktu di hari-hari kita yang sibuk untuk memikirkan nasib bangsa ini, membangun bangsa dan negara yang lebih baik di masa depan baik untuk kita, maupun untuk anak-cucu kita semua di masa yang akan datang.

Saya tidak pernah berniat untuk mengangkat bangsa lain, mungkin keterbatasan wawasan dan kesempatan yang ada pada saya saat ini untuk melihat di negara lain merupakan kekurangan bagi masukan yang berarti bagi forum Rebuilding Indonesia, dengan itu saya mengajak, mengerakkan hati rekan-rekan semua untuk menyumbangkan masukan yang berarti bagi kemajuan forum ini dan bangsa Indonesia pada akhirnya. Saya melihat beberapa rekan bahkan berdiam di negara lain untuk waktu yang tidak sebentar karena itu mungkin sumbangan artikel dan pandangannya menjadi sangat berarti dan berguna bagi kita semua.

 Hormat saya, Adinoto
    8/27/2004 7:53 PM

  11. martono Says:

    Apa masih terbuka dialog ini? smoga aja masih, karena saya juga punya impian pingin jadi pejabat, nggak usah tinggi tinggi cukup walikota atau gubenur tanpa modal. jadi begini: rencana saya setelah impian jadi kenyataan, pertama saya akan membentuk badan anti korupsi, semacam KPK didaerah. kedua akan mengajukan rencana undang-undang korupsi yang salah satu menegaskan bahwa mulai detik itu semua diadakan pemutihan atas kasus korupsi dan bila ketahuan melakukan aksi korupsi akan dilakukan sita atas seluruh kekayaan diri dan keluarga. semua dilakukan atas dasar keihklasan. rencana ketiga, apabila terdapat kunjungan dari pemerintah pusat bahkan dari presiden langsung, saya akan dampingi secara langsung dan selama perjalanan dinas jalan yang dilewati merupakan jalan yang paling buruk kondisinya, penginapan beratapkan daun kelapa dan lainnya. keempat, pendidikan menjadi tempat prioritas utama, sarana dan bea menjadi tanggungan pemerintah. Pemberian kursus atau dana untuk mereka yang akan berusaha dan memberikan peluang untuk berbisnis. demikian angan dan mimpi saya, mohon responnya!terima kasih

  12. adinoto Says:

    to Kang Martono:
    Betul kang, makanya mari kita telurkan semangat membangun dan disiplin diri ke lingkungan kita. Hanya dengan cara demikian bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukannya. Kalo ngandalin pemerintah sampe kapan juga keburu scam deh jadi rakyat.

    Saya doakan anda bisa berhasil menggalang massa rekan-rekan yang satu pemikiran dan sudah jenuh dengan kondisi keterpurukan seperti sekarang.

    Salam sukses!

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in