Obrolan Warung Kopi: Seputar Paten

Macintosh, Social, Technology Add comments

Beberapa hari ngaso di Jakarta sempet lihat dimilisnya jeung Merry ada obrolan seputar paten. Mas BR mancing pertanyaan kemana nih Om Macnoto dalam kaitan kasus infringement

“Budi Rahardjo” wrote:
Lihat artikel ini:
http://www.engadget.com/2007/07/04/apple-facing-two-lawsuits-for-alleged-copyright-violations/

waaahhh…
Mana nih om Macnoto?

— budi

Berikut jawaban saya buat diskusi temen-temen sambil minum ngopi:

Ga aneh sih mas kalo Patent jadi bisnis baru. Sebenarnya itu ga terlalu krusial kasusnya karena kelihatan user mau riding corporate yg sukses dengan sesuatu hal. Baca aja contentnya.

Yang lebih krusial itu kasus dengan linux dmana sekarang sebenarnya linux pun sudah dikuasai Microsoft (over its money lewat tangan Novell yang punya license UNIX lewat SCO) bingung? (UNIX patent dimiliki SCO, SCO dibeli Novell, Novell sekarang di”inject” Microsoft). Punten kalo ada Orang Microsoft disini. Bukan anti sih, tapi mikirin nasib gimana masa depan Open Source aja kalo semua sudah dikuasai satu korporat. Pasti sudah pada denger kalo Microsoft bilang Linux infringe UNIX patent nya dia.

Kasus lain yang menarik (urusan pengen bagi-bagi jatah duit) adalah Label Company (big 3) pada minta bagian atas setiap penjualan iPod hardware. Maksudnya bukan atas setiap pembelian musik yang di jual lewat iTunes, tapi karena duitnya gede, mereka gatel juga pengen pieces of iPod sales karena katanya karena musik mereka iPod jadi sukses. *bisnis license iTunes Music Store buat Apple ga gede-gede amat cuma sekitar 1 milyar dollar (dibandingkan dengan share yang dia peroleh paling 25-35 cents of every 99 cents harga musik yang di jual di iTMS, tapi kan Apple harus urus operasional iTMS dan biayain semua R&D pengembangannya, sedangkan Label (baca: Recording Label) enjoy every profit yang ditransaksikan disana dengan widemargin. Bandingkan dengan bisnis iPod yang 40 milyar dollar. Karenanya Apple mikir the revenue sekarang balik di hardware (software adalah selling point/value added/compelling factor agar hardwarenya laku dan memberikan margin yang baik). Beda dengan bisnis murni software (seperti MS) yang mau ga mau memaksakan sistem legalitas karena bentuk revenuenya tidak akan terbangun tanpa ada penegakan hukum.

Saya sebenarnya menunggu mas Budi membahas GPL v3 di blog nya, dan issue2 yang menarik diluar sampingan band Bandelnya 😛 hehehee…

Kasus patent infringement yang paling sukses besar perusahaan kecil bisa “nyecam” perusahaan sukses yang paling menarik adalah kasus Eolas menuntut Microsoft 500 juta dollar karena penggunaan “methods” yang dia patenkan dan digunakan di Internet Explore. Dan berhasil! pula 😀

Emang enak sih di negara-negara maju yang bisa main “bisnis lain” selain murni development. Bisnis tuntut menuntut di sini baru berhasil bikin kaya para konsultan hukum/lawyer dalam kasus KPU dan pejabat. nah kalo yang kita-kita ini yang bukan itu mo ngomong apa? Cuma bisanya jadi swallow (swasta loyow) dan paling banter nulis cuap-cuap deh 😀

adinoto.org
macnoto();
hare gene pake mac? sapa suruh 😀 *ngacirrr

disambung oleh komen Pak Menteri KK :

Saya teringat 2 kasus serupa yang pernah terjadi di tanah air:
1. Logo P bernuansa Pierre Cardin .. dimenangkan Pierre Cardin, Perancis.
2. Majalah Time vs majalah tempo.. dimenangkan majalah Tempo

Menarik juga disimak menghilangnya logo Espass di mobil minibus Daihatsu (bukan Duitsaha lho !) yang katanya ditentang oleh Renault yang telah terlebih dahulu mendaftarkan model Espace.

Memang urusan merek dagang ini hukum yang diterapkan senantiasa berdasarkan siapa yang terlebih dahulu mendaftarkan dan mendapat legalisasi dari pemegang otoritas yang tentunya pemberian status legal-nya telah mempertimbangkan dengan matang berbagai pertimbangan.

Khusus untuk kasus Intel-Inside, banyak yang mengira itu merek komputer (PC) lho? Ini serupa dengan kasus yang populer yaitu tembakau Warning…
padahal kita tahu Warning yang tertera di bungkus tembakau tsb merupakan peringatan dan bukannya merek dagang.

Jabat erat,
KK

komen saya:

Salah satu kasus yang menarik Pak adalah penggunaan paten bersama yang blon saya dengar pernah dipake disini.

Kasus Apple bolak balik ke pengadilan karena patent infringement penggunaan nama Apple (yang dimiliki Apple Recording, induk perusahaannya Beatles) yang katanya Apple, Inc (dulu Apple Computer, Inc.) mendistribusikan perekam (mic) pada setiap distribusi Mac, melanggar paten karena berarti setiap user bisa merekam dan memproduce sound. Setelah 2x ke pengadilan dan Apple (komputer) kalah, dan membayar sejumlah uang dalam nilai yang lumayan, mereka kembali ke pengadilan lagi untuk yang ke 3 kali dalam kasus iTunes. Kali ini settlementnya rukun boleh sama-sama pake nama Apple (tapi teteup setelah membayar uang kompensasi yang ga kecil).

Hahaha… nasib kita disini dibayar kagak, cuma jadi swallow aja jadi penonton 😀

*ngacirrr

Semoga kasanah diskusi ini berkembang positif sebagai kontribusi kepada masyarakat pengguna/pemerhati/perduli pengembangan IT di Indonesia. Hare gene masih fakir benwidth? Cucian deh jadi bangsa Indonesia. Mo main dikonten gmana jalannya aja masih ngeden banter sama kebutuhan perut dan fakir benwit 😛 Sapa suruh jadi orang Indo. Halah itu sih bawaan orok kaleeee

16 Responses to “Obrolan Warung Kopi: Seputar Paten”

  1. Jay Says:

    Saya sebenarnya menunggu mas Budi membahas GPL v3 di blog nya, dan issue2 yang menarik diluar sampingan band Bandelnya hehehee…

    Sepakat!
    Sebagai tetua yang sudah lebih dulu memakai GNU dan juga GNU/Linux…

    Atau mungkin Pak Priyadi sedang menyusun tulisan soal GPLv3?

    *summon Priyadi*

  2. matahati Says:

    salam kenal buat mas budhi raharjo. Lho..? Salah yo?
    *thingak thinguk..ra dong*

  3. Yohanes Nugroho Says:

    Wah, tulisannya agak menyesatkan nih. Tolong diperbaiki lagi penggunaan istilahnya:

    kekayaan intelektual: intellectual property. Meliputi semua yang saya sebutkan di bawah ini:

    copyright/hak cipta: perlindungan untuk tulisan (buku/artikel, dll), musik, gambar, atau hal TANGIBLE lainnya, copyright melindungi expresi dari suatu ide, tapi tidak ide itu sendiri (saya boleh bikin buku yang inti ceritanya sama dengan inti cerita orang lain). Apple dituduh menggunakan musik dan gambar yang hak ciptanya dimiliki orang lain.

    trademark: perlindungan merk dagang (yang mendaftarkan pertama, punya hak atas merk itu). Merk boleh sama untuk produk berbeda (misal: tepung merk Rose dengan buku tulis merk Rose), asal bidangnya nggak bersinggungan. Dalam kasus Apple vs Apple Record, apple dituduh telah menyimpang ke bisnis musik (nggak lagi bisnis komputer).

    paten: perlindungan terhadap ide untuk membuat sesuatu, tadinya ini tidak mencakup algoritma dan metode, tapi sekarang hukum amerika sudah mencakup algoritma dan metode (ide terhadap cara melakukan sesuatu). Dalam kasus Microsoft vs Eolas, microsoft menggunakan IDE penggunaan plugin di IE.

    paten != trademark !=copyright

    Kita bisa memberikan sebagian hak kita dengan yang namanya LISENSI. Misalnya: Microsoft membeli lisensi untuk memakai beberapa teknologi SCO.

    ada lagi kekayaan intelektual yang namanya “trade secret”, yaitu rahasia perusahaan.

    Sampai sekarang statusnya:
    (1) SCO menuduh IBM menggunakan sesuatu yang dipatenkan di kernel Linux, tapi sampai saat ini tidak ada bukti secuilpun yang membuktikan demikian
    (2) Microsoft memberikan “proteksi lisensi” kepada Novell, jadi Microsoft menjamin JIKA ada paten microsoft yang dilanggar Novell, maka Novell tidak akan dituntut
    (3) Microsoft “menyumbang” ke SCO dengan melisensikan paten SCO untuk dipakai diproduknya (misalnya SFU: services for UNIX)

    Jadi nggak bener juga kalo Microsoft memegang paten Linux, karena gak ada satupun yang terbukti (dan dari beberapa expert yang pernah saya temui: hal itu tidak akan terjadi).

  4. Irvan Says:

    iya yach, tunggu aja pak Budi yang bahas. hehehe

    -IT-

  5. Ariya Says:

    “copyright” itu lain sama “patent”. jadi “copyright violation” sama “patent infringement” juga lain (walaupun problem & isunya mirip).

  6. probodj Says:

    *clingak clinguk, takut salah masuk rumah orang*
    lho? blog adinoto jadi mirip blognya BR? terjadi “konvergensi” kalo kata RLP

  7. adinoto Says:

    -> to Mas Proboj:

    Beda atuh mas, Yang ini ada tagline:

    #
    About

    Adinoto — known as Macnoto; the infamously “supposed-to-be-the-next” Apple Indonesia Country Manager; is a geek CEO who concerns about IT as much as social life, and committed himself to serve the community by proposing himself to be the next Bandung city mayor. He can be reachable at yahoo messenger: macnoto, or email at: adinoto_at_adinoto_dot_com or mobile phone: +62 855 218 1888.

    *ngacirrrr

  8. adinoto Says:

    # Yohanes Nugroho on July 5th, 2007 1:16 pm (Edit)

    Wah, tulisannya agak menyesatkan nih. Tolong diperbaiki lagi penggunaan istilahnya:

    kekayaan intelektual: intellectual property. Meliputi semua yang saya sebutkan di bawah ini:

    copyright/hak cipta: perlindungan untuk tulisan (buku/artikel, dll), musik, gambar, atau hal TANGIBLE lainnya, copyright melindungi expresi dari suatu ide, tapi tidak ide itu sendiri (saya boleh bikin buku yang inti ceritanya sama dengan inti cerita orang lain). Apple dituduh menggunakan musik dan gambar yang hak ciptanya dimiliki orang lain.

    trademark: perlindungan merk dagang (yang mendaftarkan pertama, punya hak atas merk itu). Merk boleh sama untuk produk berbeda (misal: tepung merk Rose dengan buku tulis merk Rose), asal bidangnya nggak bersinggungan. Dalam kasus Apple vs Apple Record, apple dituduh telah menyimpang ke bisnis musik (nggak lagi bisnis komputer).

    paten: perlindungan terhadap ide untuk membuat sesuatu, tadinya ini tidak mencakup algoritma dan metode, tapi sekarang hukum amerika sudah mencakup algoritma dan metode (ide terhadap cara melakukan sesuatu). Dalam kasus Microsoft vs Eolas, microsoft menggunakan IDE penggunaan plugin di IE.

    paten != trademark !=copyright

    Kita bisa memberikan sebagian hak kita dengan yang namanya LISENSI. Misalnya: Microsoft membeli lisensi untuk memakai beberapa teknologi SCO.

    ada lagi kekayaan intelektual yang namanya “trade secret”, yaitu rahasia perusahaan.

    Sampai sekarang statusnya:
    (1) SCO menuduh IBM menggunakan sesuatu yang dipatenkan di kernel Linux, tapi sampai saat ini tidak ada bukti secuilpun yang membuktikan demikian
    (2) Microsoft memberikan “proteksi lisensi” kepada Novell, jadi Microsoft menjamin JIKA ada paten microsoft yang dilanggar Novell, maka Novell tidak akan dituntut
    (3) Microsoft “menyumbang” ke SCO dengan melisensikan paten SCO untuk dipakai diproduknya (misalnya SFU: services for UNIX)

    Jadi nggak bener juga kalo Microsoft memegang paten Linux, karena gak ada satupun yang terbukti (dan dari beberapa expert yang pernah saya temui: hal itu tidak akan terjadi).

    -> Terima kasih atas komennya Mas Yohannes. Ada beberapa hal yang saya kurang teliti nulis. Soal bisnis yang dimaksud adalah bisnis SoSueMe (sue business) malah tertulis Patent bisnis (bisnis yang mencakup infringement di bidang Patent, Copyright, etc.

    Namun untuk Microsoft vs Eolas tetap walaupun ide penggunaan plug-ins di IE yang dilanggar Microsoft, tetap saja ide tersebut di patent-kan duluan olah pihak Eolas (Patent Infringement).

    Saya sendiri tidak membahas sesuatu yang berkaitan dengan copyright di tulisan atas, hanya mungkin topik loncat (di milis) dengan bahasan mancing Mas BR untuk nulis topik rada serius sedikit (GPLv3) yang kebetulan soal copyright ga cuma soal jenaka keseharian. (Band dan Technogaul).

    Again, thanks Mas. You’re mostly welcome here.

    Best regards,
    Adinoto

  9. ambar Says:

    hak cipta dan hak patent beda. Apple sejak awal sudah digugat Creative soal sistem navigasi iPod. Creative-lah yang menciptakan mp3 player dengan navigasi pertama yang kemudian dikopi iPod. Cretaive berhasil meminta Apple membayar per unit iPod.
    Apple vs Creative : The Big Picture
    http://www.invbiznews.com/wordpress/?p=432

    Sebut aja : nama iPhone sendiri ?

  10. adinoto Says:

    ambar wrote:
    hak cipta dan hak patent beda. Apple sejak awal sudah digugat Creative soal sistem navigasi iPod. Creative-lah yang menciptakan mp3 player dengan navigasi pertama yang kemudian dikopi iPod. Cretaive berhasil meminta Apple membayar per unit iPod.
    Apple vs Creative : The Big Picture
    http://www.invbiznews.com/wordpress/?p=432

    Sebut aja : nama iPhone sendiri ?

    -> Mbak Ambar, yup. Status terakhir tapi Creative sudah happy enough dengan settlement Apple dan malah living happily after setelah dikasih peluang bisnis bikin complementary (accessories) for iPod. Duit juga. 😀

    nah kalo Indosat hobby banget pake i- something…. rasanya dia juga punya i-Phone hahahaa gmana nih pak Guntur Siboro, Marketing Director Indosat?

  11. idarmadi Says:

    absen dulu ah…. 🙂 *nyeruput kopi panas…. slrruuupppp*

    Bagaimana dengan orang Jepang dan Amerika yang sudah mematenkan tempe? Dan perusahaan2 Jepang yang mematenkan tumbuh2an herbal untuk pengobatan tradisonal padahal di Indonesia sudah dipakai sebagai obat tradisional?

  12. Romantis.net Says:

    absen dulu ah…. kok ada absen dulu ah…. yach, kek MPR aja 😛

  13. Darmawan Susanto Says:

    Mohon bantuannya temen2 & para ahli, saya ga mengerti mengenai persoalan hukum/ hak cipta/hak paten. Sebelumnya mohon maaf bila ada kata2 yang kurang pas/kurang berkenan. Semoga pertanyaan/tulisan saya dapat mewakili keraguan masyarakat tentang hukum di Indonesia.
    1. Apakah sebuah konsep/ide/gagasan/proses yang memiliki nilai ekonomis yang belum pernah digunakan oleh umum bisa didaftarkan untuk memperoleh hak cipta / hak paten?? Selama ini setau saya,yg bisa memiliki hak paten/hak cipta hanya sebuah ciptaan berupa lagu/barang/merk/sofware saja.
    Studi kasus deh ya, Soalnya kadang2 kita temui dilingkungan kita, ada TEMEN KITA punya ide bisnis yang TOP berhubungan dengan teknologi selular & belum pernah ada selama ini dan diasumsikan bakal meledak bisnisnya, trus ada org laen denger/nguping/ diem2 mempelajari ato dkasih proposal kerjasama org tsb ga mau ato dll gitu deh. Nah trus ujug2(baca aja dah = tiba-tiba) org tadi pake ide TEMEN KITA itu buat bisnisnya dan TEMEN KITA itu dah capek2 mikir, wkt tenaga dan biaya buat ide itu ga dapet apa2 dah. Padahal si temen kita tadi udah mati2an dan berdarah2 lho buat ide bisnis tadi, utang kanan kiri lah dll dah buat biayain idenya tadi. Nah kita pernah juga kan punya kejadian seperti itu. Menurut temen2 dan ahli hukum gimana tu soal Hak Cipta/paten ide/konsep/gagasan buat TEMEN KITA tadi bisa ga ya??
    Mohon dan tolong juga dijelaskan juga
    2. Bagaimana perlindungan penuh secara hukum bagi pemegang Hak cipta/hak paten tersebut?? karena pandangan yang berkembang dimasyarakat sampai saat ini (maaf saya kutip pendapat dari banyak masyarakat) adalah “Percuma aja didaftarin Hak paten/hak cipta, itu kalo ada yang niru kalahnya ama uang”. ketidakpercayaan masyarakat terhadap perlindungan hukum itulah yang berkembang di masyarakat.
    3. Dan bagaimana pula Departemen Hukum dan Hak asasi manusia memberikan perlindungan kepada masyarakat yang telah membayar hak perlindungan hak cipta maupun hak paten tersebut??
    4. Bila ada suatu kasus pelanggaran hak cipta/hak paten, bagaimana bantuan dari Dirjen HAKI terhadap pemegang Hak tsb?? Banyak banget lhooh masyarakat yang merasa takut & ngeri bila berurusan dengan hukum karena dasar faktor biaya untuk proses hukum tersebut. Jujur aja semua deh masyarakat yang punya hak paten ataupun hak cipta belom tentu ngerti dan punya biaya buat proses2 hukum lhooo. “Mikir biaya pengacara, mikir biaya pengadilan, moso mau jual rumah buat biaya itu sih??” kata TEMEN KITA.
    5. Apakah ada bantuan secara proses hukum dari Dirjen HAKI / lembaga yg bersangkutan mengenai Hak Cipta/Hak paten ini??? Ibararat beli mobil baru dari dealer ga ada garansinya konsumen puyeng2 dah neh.
    Mohon jawaban dan saran, karena banyak kalangan yang masih berpandangan seperti saya juga banyak mengalami masalah seperti TEMEN KITA tadi. Semoga jawaban tersebut dapat merubah pandangan masyarakat luas terhadap Perlindungan Hukum Hak Cipta maupun Hak Paten. Terimakasih banget lhohhh.
    Moga moga bermanfaat buat semua masyarakat. AMIIIIIIINNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN

    NB; Mohon saran dan Jawaban bisa dikirim juga ke email drmawan_gama_tekto@yahoo.co.id

  14. adinoto Says:

    Darmawan Susanto Says:
    December 23rd, 2007 at 8:03 pm e
    Mohon bantuannya temen2 & para ahli, saya ga mengerti mengenai persoalan hukum/ hak cipta/hak paten. Sebelumnya mohon maaf bila ada kata2 yang kurang pas/kurang berkenan. Semoga pertanyaan/tulisan saya dapat mewakili keraguan masyarakat tentang hukum di Indonesia.
    1. Apakah sebuah konsep/ide/gagasan/proses yang memiliki nilai ekonomis yang belum pernah digunakan oleh umum bisa didaftarkan untuk memperoleh hak cipta / hak paten?? Selama ini setau saya,yg bisa memiliki hak paten/hak cipta hanya sebuah ciptaan berupa lagu/barang/merk/sofware saja.
    Studi kasus deh ya, Soalnya kadang2 kita temui dilingkungan kita, ada TEMEN KITA punya ide bisnis yang TOP berhubungan dengan teknologi selular & belum pernah ada selama ini dan diasumsikan bakal meledak bisnisnya, trus ada org laen denger/nguping/ diem2 mempelajari ato dkasih proposal kerjasama org tsb ga mau ato dll gitu deh. Nah trus ujug2(baca aja dah = tiba-tiba) org tadi pake ide TEMEN KITA itu buat bisnisnya dan TEMEN KITA itu dah capek2 mikir, wkt tenaga dan biaya buat ide itu ga dapet apa2 dah. Padahal si temen kita tadi udah mati2an dan berdarah2 lho buat ide bisnis tadi, utang kanan kiri lah dll dah buat biayain idenya tadi. Nah kita pernah juga kan punya kejadian seperti itu. Menurut temen2 dan ahli hukum gimana tu soal Hak Cipta/paten ide/konsep/gagasan buat TEMEN KITA tadi bisa ga ya??

    => Hehehe begitulah dunia kang. 😀 Coba rekan-rekan hukum angkat bicara deh.

  15. Arnold P. Siboro Says:

    bung idarmadi, apa bener tempe udah dipatenkan di jepang?
    saya lumayan tau2 dikit soal patent (di jepang udah nulis 4 patent, dua sudah disubmit dan publish), rasanya gak mungkin tempe di patent kan di jepang, sbb utk menjadi patent syarat dasarnya ialah shinkisei (new) dan shinposei (progress), jadi tidak hanya harus baru tapi juga perlu ada progress dibandingkan yang lama. jadi tempe yg biasa dibuat dan dimakan di indonesia jelas gak bisa dipatentkan karena tidak baru. kalo orang jepang bisa buat tempe warna hijau misalnya, yah mungkin baru, tapi progress nya tidak ada kecuali dia bisa buktikan bahwa warna yg berbeda itu adalah suatu progress yang bermanfaat. tapi jika ada orang jepang yang menemukan proses pembuatan tempe yg baru, misalnya tempe bisa dibuat dalam waktu 1jam gantinya berhari2 dan kandungan gizi serta rasanya tetap, nah itu bisa jadi patent, dengan catatan tidak ditemukan cara pembuatan yang sama dimanapun di seluruh dunia. jika nanti kemudian ditemukan bahwa cara tersebut sudah dilakukan oleh orang2 di kampung di indonesia sebelum patent application diajukan, maka patent application itu tidak akan jadi patent. jadi tidak perlu takut ada milik indonesia yg dicuri oleh org jepang lalu dipatentkan. btw, prinsip patent di jepang selama ini adalah siapa yg temukan duluan dia yg bisa menerima hak patent, beda dengan di amerika dimana siapa yg mengajukan duluan dia yg bisa menerima hak patent (beberapa tahun lalu mulai ada perbicangan utk menyeragamkan ini jadi mungkin sudah ada perubahan). jadi tidak mudah utk mematenkan sesuatu (di Jepang).

  16. Jasa Pembuatan Aplikasi Android Says:

    absen dulu ah…. 😀

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in