Ribut-Ribut di TV Soal Reaktor Nuklir (Sosialisasi… Again?) Ouch!

Social, Technology Add comments

Gua lagi sakit flu demam meriang, nonton TV TPI malem ini ada diskusi dipandu oleh sapa sih lupa pembawa acara yg dokter itu, Dr. Zaki Su’ud (Ini Zaki Fisika ITB?), Agusman (Anggota DPR), Merry? PhD (mewakili pemerintah, Sektor ketenagaan).

Zaki sebagai scientist sangat bersemangat menerangkan reaktor generasi 4, which is typical scientist yang dikasih mainan semangat. Agusman keliatan typical politisi yang dengan bahasanya menenangkan audience dengan bahasa-bahasa yang ala pejabat.

Well intinya diskusi kebaca banget… tidak lebih dari sosialisasi soal rencana pembangunan reaktor nuklir tahun 2016. Sibuk-sibuk soal nuklir dari dulu jaman kuliah juga (early 90an) udah iya-iya ga-ga rencanaya di Jepara. Yang malah mengagetkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang tajam dari para akademisi adek-adek mahasiswa UI. Salah satunya saya catat “Lah nanti kalo sudah dibangun PLTN apa ada jaminan 46 persen masyarakat Indonesia yang katanya tidak terjangkau listrik dapat memperoleh listrik? Bukannya masalahnya pada akses bukan cuma ketersediaan sumber daya listrik?”… yang ditanggapi dengan pembawa acara dengan komentar “Wah pertanyaannya lumayan”. Lumayan? Why don’t you say it’s brilliant/great question? (Malu kalah telat mikirnya say?).

Well, Nuklir adalah selalu topik yang debatable. Sudah berkali-kali saya juga nulis sindir-menyindir di blog ini bukannya banyak alternatif energi lain yang layak dan murah? Can you say Zero Point Energy, EMG and friends? Ga tau deh, scientist emang demen kalo udah dikasih mainan-mainan dan sibuk dengan dunianya masing-masing, dan pemerintah selaku pemain, bermain cantik memanfaatkan anak laki dengan mainannya. Dan rakyat hanyalah rakyat yang terlupakan, terlepas bakal jadi korban atau tidak.

Pertanyaan berikutnya dari saya, “Jangan-jangan ntar jadi alesan another Bush wannabe administration untuk invation ke Indonesia dengan alesan produce nuclear weapon seperti halnya Iran hari ini.”

Hare gene masih tergantung dari listrik? Please deh ah!

19 Responses to “Ribut-Ribut di TV Soal Reaktor Nuklir (Sosialisasi… Again?) Ouch!”

  1. aRdho Says:

    emangnya sampeyan gak tergantung sama listrik??

    oh iya denk.. sampeyan kan tergantungnya sama batere….

    *ngeloyor*

  2. IMW Says:

    Makanya pakai PLTB : Pembangkit Listrik Tenaga BatNoto. Soal reaktor nuklir yang paling mengerikan adalah disiplin penerapan SOP di Indonesia.

  3. JalanSutera.com Says:

    PLTN Aman itu…

    Kalau memang aman, mengapa PLTN ini tidak dibangun di samping rumah sampeyan saja?

    Di televisi akhir-akhir ini gencar disiarkan iklan layanan masyarakat mengenai PLTN. Saya tidak tahu pihak mana yang membayar pemasangan iklan itu di media pandang-deng…

  4. daus Says:

    emang batere chargernya pake apa?
    pake daun apa

    macbooknya juga emang bisa diengkol kaya notebook yang $100

    kalo bisa baru ngomong haree gini tergantung ama listrik

  5. adinoto Says:

    daus said,
    September 11, 2006 @ 11:10 pm · Edit
    emang batere chargernya pake apa?
    pake daun apa
    macbooknya juga emang bisa diengkol kaya notebook yang $100
    kalo bisa baru ngomong haree gini tergantung ama listrik

    -> Hayah, anda gagal baca esensi tulisan itu bosss.. Kamsudnya kalo hare gene masih ribut masalah listrik mau jadi negara apa nih, kebutuhan dasar aja tidak terpenuhi. Pikirkan soal penggiliran listrik, lah semua yang hidup mengandalkan listrik gimana? Mengandalkan genset? Gimana kalo Level 4, Level 5? Application crashed people die, Tiba2 di rumah sakit digilir mati listrik, switch ke genset, lah tau2 ada jeda orang lagi operasi, ato di lift tau2 pemadaman listrik, ada orang dll.

    Kita negara kaya bung, sumber listrik aja ga bisa provide gimana ceritanya. 1 juta barrel sehari dari minyak = 700.000.000.000 rupiah dikemanain duitnya tuh! utang aja ga mau kalah 700.000.000.000.000 dengan bunga 70.000.000.000.000 mau bayar pake singkong?

    Maksud gua gimana kalo anak bangsa bisa provide listrik bebas? Energi bebas? Situ negara mau tanggung jawab ga main culik anak orang aja? Kalo ga sanggup masih banyak mafia-mafiaan di negara ini ya sorry aja deh, mending mikirin ngidupin sumbu kompor sendiri.

  6. Ncus Says:

    Urusan Bush invasi Indonesia mah urusan nanti. Toh, dia gak mungkin jadi presiden terus-terusan.

    Aku kira bakal dimulai tahun 2010, koq jadi 2016..weleh weleh… Batubaranya keburu abis tuh. Minyaknya keburu jadi 20 rebu per liter.

    Tunggu Pro dan kontranya ajah tuh listrik tenaga nuklir..pasti kaya pro dan kontranya RUU app …:D

  7. Priyadi Says:

    sumber listrik aja ga bisa provide gimana ceritanya

    mau provide mungkin bisa, tapi usernya mau bayar gak? maksudnya bayar full, bukan bayar disubsidi 🙂

  8. adinoto Says:

    Priyadi said,
    September 12, 2006 @ 2:12 am · Edit

    sumber listrik aja ga bisa provide gimana ceritanya

    mau provide mungkin bisa, tapi usernya mau bayar gak? maksudnya bayar full, bukan bayar disubsidi 🙂

    -> Hahahaa bayar siapa yang ga bisa pak? Tapi kalo bayar kemahalan gara-gara proyek markup yang kebablasan rasanya rakyat mana mampu lah makan aja susah 😀

  9. beta Says:

    @Ncus

    Menurut Pak Kurtubi, pengamat perminyakan itu, cadangan minyak Indonesia tinggal 18 tahun lagi. Batubara masih panjang, sekitar 300 tahun. Itu didapat dari rasio: cadangan yang sudah teridentifikasi/produksi per tahun. Nah, sebenarnya diperkirakan masih ada potensi yang belum teridentifikasi di luar cadangan yang sudah teridentifikasi tsb. (disampaikan pada seminar mengenai investasi asing di Indonesia, Univ Indonesia bbrp saat yang lalu).

  10. rendy Says:

    husss… jangan ribut…

    beli batere aja di gudangbatere.com

  11. Eep Says:

    ayo Di.., cerita dong tentang listrik gratis itu…, pengen tau apa elo jadi diculik ama mafia ga ya…?
    *kaburrrr

  12. Yuda Says:

    Kenapa ga bikin pembangkit listrik tenaa angin ?? kan angin kita kuenceng banget trus kan lagi panas2nya keanpa ga bikin pembangkit listrik tenaga surya ??? emang mahal pas bikin pertamanya doank taip kan selanjutnya….
    It’s cleaner then nuclear isn’t it ?????

  13. Nananging Jagad Says:

    Yang paling realistis di Indonesa mbangun PLTD(Pembangkit Listrik Tenaga Dalam), di sini kan banyak paranormal dan dukun, daripada buat nyantet orang atau masang susuk para pejabat birokrat dan artis lak mending untuk ngubengke kincir utwa generator to?

  14. Eep Says:

    kenapa ga niru kinu rivs di film Chain Reaction..? atau Pal Kilmer di The Saint? Fusi dingin..?? hehehehe
    Pal Kilmer.., dasar sunda..

  15. weedee Says:

    …..drpd buat bayar utang singkongnya lebih enak digoreng…nggorengnya pake kompor listrik……listriknya dari PLTN…hayyah…. emang dah bisa ya bikin PLTN? …..

  16. arsad Says:

    wah..rame juga mbahas pltn di sini..saya mau meluruskan beberapa hal disini.
    1. Saya kebetulan kemarin ketemu pak eden, staf ahli dari PLN, beliau menyebutkan, bahwa permasalahan listrik yang dihadapi di Indonesia tidak hanya masalah akses, tetapi lebih pada kurangnya sumber daya listrik. Saat ini saja, kita sudah kekurangan listrik sampai ribuan bahkan lebih gigawatt!! buktinya: tidak terhitung sudah berapa kali dan berapa banyak daerah yang mengalami penggiliran pemadaman listrik. Tidak itu saja, dengan pasokan sumber listrik yang tidak bertambah atau bertambah hanya sedikit setiap tahunnya, PLN selalu menerima permintaan sambungan listrik baru dengan jumlah sekitar 1,5 juta setiap tahunnya. Jika masalahnya akses, apa yang mau diakses jika kita masih kekurangan listrik??? semakin banyak pemadaman!!! Jadi, permasalahannya adalah sumber daya listrik. Tidak hanya secure (baca: jumlahnya cukup) tapi juga harus selalu ada (mencukupi) sampai kapanpun.
    Nah, untuk itu, pemerintah sudah memikirkan hal ini. Yang dibutuhkan adalah pilihan energy mix yang cocok bagi indonesia, karena indonesia tidak mungkin mampu hanya bergantung pada satu jenis pembangkit saja. Sehingga jika terjadi suatu masalah dari energy yang dipake untuk pembangkitan listrik, maka listrik masih bisa dipasok dengan tenang. Mengingat energy mix harus melihat kapasitas dan kemampuan negara. Nah sampai tahun 2025, bbm masih menjadi pilihan terbesar, diikuti batubara, kemudian diikuti oleh sumber2 senergi lain, termasuk nuklir, angin, surya, biofuel dll. nuklir ini cuma sekitar 2% kurang lo…dengan nilai sekitar 4000MWatt. Kita tu masih butuh banyak!!!! angin dan surya juga bisa digunakan, tapi untuk mengidupi 1 kota, perlu tempat seluas hampir 2x-nya!! dan mungkin lebih apa lagi kalo itu kota industri…tambah besar lagi lokasi yang diperlukan. Mau dipasang dimana??? memang bersih, tapi juga ada minusnya.
    2. Tentang negara kita yang kaya… Ini sudah lama tidak kusetujui.. Memang sumber daya alam negara kita sangat banyak. sangat sangat banyak. Tapi ingat jumlah penduduk kita itu berapa??? 200juta lebih!! berapa GNP kita??? Anggap saja tulisan produksi minyak kita yang senilai dengan Rp 700.000.000.000 itu benar (tapi saya ga yakin itu semua diekspor, ingat kita juga masih beli dan dipake sendiri lo) dibagi 200 juta lebih penduduk, tu paling senilai sekitar Rp3000 per orang!!! apa yang kaya???
    3. IMW said :Soal reaktor nuklir yang paling mengerikan adalah disiplin penerapan SOP di Indonesia. Mau sampai kapan kita tidak percaya pada bangsa sendiri? saya pernah ikutan forum, ada seorang engineer yang protes karena banyaknya orang yang takut PLTN karena tidak percaya disiplin dalam hal pembangunan maupun operasinya. seperti engineer itu, saya pun akan menjawab: “Jangan salah! SDM kita tidak kalah! SDM kita tidak kalah baik dalam disiplin maupun knowledge dengan SDM2 dari luar negeri!!” Kalaupun memang ada yang tidak benar, itu hanya oknum2 tertentu. Mengenai pengalaman pembangunan reaktor, Indonesia sudah pernah mbangun sendiri kok: Reaktor Kartini di YOgyakarta itu dibangun sendiri oleh putra-putri Indonesia dan dijalankan sendiri oleh putra-putri indonesia pula. sampai sekarang masih berjalan! tidak ada masalah. So..Let start trying to believe our own people and country!!
    Duh. maaf sekali kalo terlalu banyak.. terlalu semangat.. Silakan diedit oleh si empunya bloggnya deh…
    maaf kalo ada salah, lain kali mungkin bisa dilanjut. Terima kasih

  17. adinoto Says:

    Terima kasih buat temen2 semua yg sudah sharing nulis di comment soal post PLTN/PLTD (tenaga dalam)/PLTB (tenaga batere :P) ato whatever it is… ok

    go on:
    1. Mas Arsad, yup saya setuju kalo memang kita kekurangan supply. Lah kalo ga kekurangan mana ada rencana pemutusan bergilir. Rasanya semua orang bisa liat itu deh.

    Rasanya anda salah tangkep soal statement tulisan saya diatas, soal adek2 temen2 mahasiswa ada yang menanyakan soal AKSES. Yang dimaksud ditulisan itu kaitannya dengan pertanyaan diskusi seputar pernyataan salah satu nara sumber yang katanya indonesia baru 43 persen?? masyarakat dapat menikmati listrik (NAH ini baru jawabannya aksesibility). Dan saya kasih kredit buat mahasiswa yang nampol dengan statement itu.

    2. Soal 700.000.000.000 dollar hasil minyak perhari. Wah tolol banget (sorry for my rough Job) anda kalo ngitung dibagi 200.000.000 penduduk. Untung anda tidak jadi pakar bapenas ato salah seorang pengambil keputusan di negeri ini. Namanya uang segitu bukan pake itung-itung bodong dibagi tiap warga mas, uang segitu dipake buat muterin RODA ekonomi dan membangun INFRASTRUKTUR. Namanya tugas pemerintah adalah menyediakan infrastruktur dan penggerak roda ekonomi dengan regulasi, fasilitas (baik fisik maupun non-fisik = regulasi), dan keamanan sisanya swasta punya gawe. Ekonomi tumbuh = masyarakat punya lapngan pekerjaan = hidup. Memang nya anda tahu berapa produksi minyak Brunei? tidak lebih dari 100.000.000 barel perhari bos. Dan apakah berarti kita cuma ngandalin minyak? Lah ya ga. Pajak, Export Import, dan banyak lagi (malah pajak sudah menyaingi sektor Migas), lah apa ga cukup dipake untuk menggerakkan roda ekonomi? Ga kali ya (kata anda). Kalo dibagi pake itungan bodong anda juga 3000 x 365 hari = Rp.1.095.000 rupiah per kepala/ per tahun. Lah skrg GNP kita berapa sih?

  18. mr.yahya Says:

    1. Ada masalah yang tak kalah pentingnya, yaitu penggunaan energi listrik itu sendiri. Selama ini di Indonesia sebagian besar penggunaan listrik adalah untuk kepentingan konsumsi (kegiatan non-produktif), buktinya beban puncak terjadi pada jam 20.00-22.00 (waktu saat sebagian besar orang sudah pulang ke rumah).
    Nah, kalau fenomena ini masih dipertahankan, maka peningkatan pasokan listrik pun hanya akan berarti peningkatan biaya belanja.
    2. Kalo masalah pengelolaan kekayaan negara ini yg masih sulit. berhubung karena namanya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), rasanya masih sulit untuk mengajak pemerintah untuk itung2an jangka panjang dalam mengelola kekayaan. Sebaiknya namanya diganti aja jadi APIN alias Anggaran Pendapatan dan Investasi Negara, biar mikirnya investasi, bukan shopping mulu….

  19. andi_ic4nk Says:

    hehehhe mending kita manfaatkan sumber daya yg satu ini
    PLTD (pembangkit listrik tenaga dukun)
    bacay uraiannya di blog saya
    http://andiiccank.blogspot.com/2008/07/pltd-pembangkit-listrik-tenaga-dukun.html

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in