Jan 15
Tiap tahun saya kalo nonton TV serasa de ja vu. Tiap kali juga sepanjang musim hujan berita ga jauh dari banjir, dan pada akhirnya demam berdarah. Ini udah gue rasakan dari jaman gue masih balita kalo ke jakarta liburan.. pasti aja pas ribut lagi banjir 🙁 … lah banjir kok ya tiap tahun, bagaimana apa ga ada penanggulangan yang bener-bener nih pak??
Apalagi soal DBD, trauma dah gue. Paling parah tahun 2003 pernah komplikasi DBD, gejala sakit kuning, dan thypus sekaligus… ga elit banget sih!! Jadi inget di KL udah ga pernah ngerasain nyamuk, kecuali geser dikit ke pinggiran kayak Serdang masih ada nyamuk. Di Ciumbuleuit sih ga terlalu ngerasain nyamuk, tapi kok ya kalo inget di Bintaro.. ampun nyamuknya segede-gede bagong!!
Yah nasib jadi rakyat!!
Jan 13
Wah tadi malem emang apes banget. Jam 18.30 gue tiba-tiba harus ke ATM BCA untuk suatu keperluan. Balik dari sana gue udah rencana mau mampir ke Alpha Mart dan mau ke warnet bentar check project gue. Lagi jalan kaki dari ATM menuju warnet, tiba-tiba di depan Unpar (Universitas Parahyangan) gue sudah berada dibawah got!!… Got ato apa namanya 1,5 meter boooo’… Anjrit… dengan terbengong-bengong gue tiba-tiba sudah berada di gorong-gorong air. Jadi ternyata pedestrian di sana punya beberapa block yang emang ga pernah ditutup… edan apa!!… Gue tahu disana tepat didepan rumah seorang mantan pejabat tinggi daerah ini, lah apa yang bersangkutan ga pernah nyadar ato selama ini juga ga pernah jalan kaki???
Ini pengalaman kedua gue nyemplung got. Pengalaman pertama gue dapet pada saat gue berumur 5 tahun, ketika sedang berjalan digandeng bokap tau-tau gue sudah dibawah got yang penuh sampah dan air busuk di Jakarta. Untung saja gue dalam kondisi berpegangan tangan dengan bokap, kalo ga mungkin gue udah almarhum.
Nah gimana keadaanya gue jatuh tadi malem? Jangan minta skrinsot! ™ yang jelas tangan gue luka berdarah semua, rusuk gue memar berat dan siku gue bengkak 10 cm… jadi jeplak masuk got lancar tapi siku tangan bertumpu di jalan sehingga dapat benturan yang paling keras dan rusuk kena sudut got, untung ga sampe patah.
Bagaimana mau memanjakan pedestrian, hare gene mau ngomong pariwisata. Jadi warga sendiri di negara sendiri aja gini nasibnya. Pantes ga heran kalo kita lagi nyetir liat para pejalan kaki jalannya milih di bahu jalan. Ternyata pedestriannya bolong-bolong semua. Kampret!
Jan 09
Aneh. Itu kalimat yang tercetus dibenak saya. Saya pun menjadi aneh. Aneh karena saya sekarang sudah seperti Picasso yang berubah dari seorang Naturalis menjadi Surealis. Gaya menulis saya pun sudah meletup-letup karena ya itu tadi Aneh. Satu kalimat saja cukup menggambarkan semuanya. Ada sesuatu hal yang mengganjal besar kalo kita mencermati segala sesuatu disekeliling kita. Harga membumbung tinggi, daya beli tidak meningkat, DPR minta naik gaji, Pemerintah Daerah sibuk cari posisi, semua Aneh. Yang paling Aneh buat saya adalah lah kok ya rakyat sudah kelaperan sudah makan tapi tidak ada suatu sistem revolusi (atau katakanlah evolusi yang dipercepat yang bisa diperbuat pemerintah).
Jalanan, infrastruktur, semua kacau balau. Bandung yang dulu saya dambakan sebagai salah satu tempat liburan (maklum saya dahulu orang daerah), sekarang setelah saya tinggali 15 tahun lebih menjadi Aneh. Aneh semrawut ga lebih dari kota kecil tempat saya tinggal yang lebih mirip kampung belantara.
Aneh karena tidak ada yang membiasakan masyarakat untuk mulai menggeliat berubah. Apa yang salah ya? Hari-hari ini saya lagi terkesan dengan Zinio.com suatu layanan online penyedia majalah digital maupun versi cetak. Diawal kemunculannya saya sempat ngunduh (bahasa yang Aneh!) Zinio, tapi berhubung saya waktu itu masih fakir bandwidth (fakir kok 10 tahun!! Pemerintah yang Aneh!), saya ya nge drop lagi. Apa yang paling Aneh dari Zinio?? Ya itu kok iya majalah bisa dijual cuma 12 dollar, 9 dollar per 12 edisi!! … lah itu berarti dibawah 1 dollar doang per edisi…. bayangkan dengan rata-rata harga majalah di Indonesia yang berkisar 30-35 ribu per edisi = 360 – 420rb per tahun!! … Lah kok? Dan Zinio juga bisa menjual versi cetaknya hingga 68% – 80% off (angka yang Aneh!) dan dengan kisaran harga yang sama dengan versi onlinenya. Astaga… lah ya gimana orang Indonesia mau pinter, kalo harga majalah saja tidak terjangkau boro-boro beli buku kuliah!!
Yah kalo ga Aneh bukan Indonesia namanya. Kayaknya mimpi saya untuk melihat Indonesia bisa berkembang menjadi negara super makmur sebelum saya menutup mata hanyalah mimpi yang Aneh semata. Aduh Gusti 🙁
Jan 08
Membaca berita di detik.com pagi ini membuat saya rada mengernyitkan alis mata. Apakah detik.com kurang berita sehingga jadi terkesan menjadi media cemen, atau karena penulisnya tidak semua memiliki standar profesional yang sama sehingga menulis sesuatu yang hanya dibuat sensasional (seperti sering salah kutipan tulisan detik hasil main sadur saja dari online news berbahasa asing), atau memang ada yang salah dengan ini semua.
Loh apanya yang musti kuatir Pak? Yang namanya VOIP kan memang sudah evolusi dalam proses pengadaan jaringan komunikasi. VOIP udah bukan barang aneh. Jaman suara diperlakukan sebagai suara sudah lewat Pak, jaman ini sudah mirip teori fisika tentang unifikasi (*ehmm yang alumni Fisika tea mas :D)… Elektromagnet (bukan lagi dipandang sebagai suatu kesatuan terpisah elektronika dan magnet, tapi ya elektromagnet), Wave-icle, dimana partikel dan gelombang diperlakukan sebagai sebagai suatu kesatuan yang sama. Partikel pun bisa dihitung dengan persamaan gelombang Schroedinger. Demikian juga dengan suara hanyalah komponen dalam gelar jaringan NGN (Next Generation Network) hari ini.
Lah urusan VOIP jadi ribut-ribut sampe berujung orang masuk hotel Prodeo rasanya sudah lewat (Aduh Fisika deui, dasar anak fisika yang aneh!), nah sekarang kenapa musti pusing dengan VOIP? Yang gelar VOIP saja sudah diatur dengan peraturan pemerintah penjamin kestabilan dapur perangkat pemerintah dan segelintir orang kok.
Yang namanya Carrier dimana-mana ga bakal bangkrut boss. Dan Telkomsel juga tidak banyak menggelar kabel (yang jelas tidak sebanyak Telkom), Carrier harusnya menyediakan last mile yang banyak sampe ke seluruh penjuru pelosok negeri ini (Jangan pake alesan lagi yang dibutuhkan rakyat adalah nasi bukan internet! Ini lagi bicara internet bukan bicara Menko Kesra punya job. Urusan pangan kita bahas di obrolan soal pangan dan perut nanti terpisah, ok! Noted: Ini buat Audience rewel). Nah kenapa last mile saja tidak banyak digelar? Dan infrastruktur data berkecepatan tinggi beginilah yang bisa menciptakan domino effect orang agar bisa menciptakan kesejahteraan hidup dalam bentukan pola ekonomi baru!
Nah sekarang gue cuma bisa meringis. VOIP? VOIP ada kan mengisi gap long distance call kan. Telkom punya dengan 017, Indosat punya dengan 016, Telkomsel saya ga tau deh (dah lama ga jadi user Telkomsel dari tahun 1997) < - Tolong di update bagi pembaca yang user Telkomsel ya. Nah yang diributin itu sebenarnya apa sih? Slashing price? Wah ga ada hubungannya dengan VOIP mas, namanya kompetitisi tahun segini emang udah beda banget... 2006 gitu loh. Saingan anda tentunya dengan operator-operator pembanting pricing seperti Esia di layanan CDMA dan Excelcom yang hobby bikin paket-paket aneh dengan harga murah.
Jadi beritanya gimana nih yang bener? Rasanya sih cuma speakernote biasa ga ada yang terlalu dibesar-besarkan. Nah pemerintah musti gimana nih? disana malah ada Om Yoy masih sibuk ngelawak. Sampeyan iki wis dikei posisi ojo ngurus
sing ga ga ae to Mas… Mbok yo prihatin karo rakyat.
Jan 07
I find something interesting when I watch the Ruby developer training… Most of the developers are start or already loosing their hair. Hmm… you might want to check out the screenshot. The second picture even showing everyone on the audience seats. Are you start loosing your hair??
Recent Comments