Insert Sux :D

Social 21 Comments »


Acara Insert di TransTV bikin mata gatel. Dah lama banget gua perhatiin tapi makin lama kok ya makin gatel ga nahan komen ๐Ÿ˜€ wakaka… Hmm itu PowerBook 15″ Titanium (Keluaran 2001-2003) dari dulu ga pernah diidupin tapi tetep aja mejeng disana…. alesannya:

1. Itu barang lama, baterenya pasti dah ngedrop, ga pernah keliatan dicolokin power listrik.
2. (Ga ada hubungannya) seh tapi belakangan logo Apple ditutup sama stiker Insert yang sux ๐Ÿ˜€ hmm eh ada ding hubungannya, kalo ga ditutup ketahuan kalo PowerBook ga pernah dinyalain, karena kalo dinyalain Logo Apple akan keliatan berpendar (nyala).
3. Lebih parah sekarang kok ya kertas pada seliweran di meja pembawa acaranya. Ngelirik ke layar PowerBooknya juga ga pernah. ๐Ÿ˜›

Basbang lu Sert (singkatan untuk Insert)… untung ga kena Del (Delete). Basbang.

Pentingnya Batere Untuk Notebook (dan iPod) Anda! (Advetorial :P)

Social, Technology 25 Comments »


Hare gene pasti semua orang pake (paling ga sering dapet pinjeman) laptop. Satu dari hal paling sederhana paling mengganggu dari sebuah laptop adalah ketika sedang asyik-asyik mau surfing di internet cafe, eh baterenya soak. Giliran mau cari colokan listrik, sudah ditungguin orang lain yang sedang dengan antengnya juga nge-wifi. Wakakaka.. mau rebutan? Ga lucu lah yauw. Hehehe…

Batere emang suatu perangkat yang sering suka luput dari perhatian kita. Perlu perlu ga perlu. Giliran perlu suka makan ati. Giliran pede ada colokan listrik ya rasanya ga perlu. Masalah yang paling krusial sebenarnya adalah bukan batere itu sendiri. Tapi harganya pek. Ga murah! ๐Ÿ˜€ Makanya giliran mau spending ya rasanya perlu ga perlu. Selama ini pun pedagang ga mau stok batere ya karena untungnya hampir ga adaan tapi modalnya gede. Melihat banyak kasus seperti ini, dan ngalamin sendiri dengan laptop-laptop tua saya (IBM ThinkPad X21) yang baterenya dah ga mau ngecharge lebih dari 15 menit, maka saya iseng-iseng kontak manufacturer. Saya ajak kerjasama bagaimana batere bisa lebih terjangkau. Hmm gayung bersambut. Kita bisa bikin promo price dengan harga yang saya tawarkan, break ceiling harga dibawah 1 juta rupiah (harga yang relatif terjangkau di Indonesia) tapi dengan kapasitas yang jauh lebih besar (high capacity). Dengan syarat… order minimum 500 unit!! Wakakakaa.. pusing deh kepala :)) Karena itu saya mau share kembalikan ke rekan-rekan milis Apple, IBM, iPod ya kalo situ emang butuh kenapa kita ga kerjasama wakakaka.. mau murah ya itu tadi, berani order minimal 500 unit ga? ๐Ÿ˜› Bandingin dengan harga order satuan ke Apple (ya karena saya taunya Apple :P) kena 135 dollar ๐Ÿ˜€ Mau jual berapa coba ๐Ÿ˜€

So here I am launching my new Macnoto’s Battery business. A quality battery for your PowerBook, iBook, ThinkPad, and iPod at the price you can afford ๐Ÿ˜€ … Orderan pertama saya sudah berjalan, semoga bisa panjang (ga merugi), dan our special introductory price is US 99.9 dollar!! Ayo siapa yang butuh battery?? Sayang anak-sayang anak ๐Ÿ˜€ wakakakakaka….

Cerita Dibalik IGOS, Apple dan Seorang Bonek

Macintosh, Social, Technology 39 Comments »

Barusan pagi ini membaca tulisan di detik.com seputar Menkominfo Kurang Pahami IGOS, Siapa Yang Salah? menggelitik ingatan tua saya. Rasanya sudah saatnya saya pantas membuka buku sejarah yang sudah lama saya simpan. Semua berawal dengan perjalanan hidup seorang bonek bernama Macnoto. Yup that’s me. Bonek. Saya walaupun lebih dikenal sebagai Macnoto aslinya pernah tidak menggunakan Apple lagi sejak tahun 1997. Padahal saya adalah seorang pencinta Apple Mac sejati sejak perkenalan saya dengan Mac di tahun 1987 dan menjadi Apple Product Specialist ditahun 1994. Mac was fun. Not anymore. By 1997 standard. Lalu saya mewakili BeOS (another technology breakthrough on its time) 1996, lalu bekerja di Lotus. Lotus was fine, tapi greget evangelism nya jelas tidak sama dengan fanatisme BeOS atau Mac! (BeOS users lebih fanatik daripada Mac users!!). Lalu saya membuka usaha sendiri, semua consulting firm kecil dengan ambisi besar (*wakakaka)… saya pernah bertemu dengan Bapak Syamsul Mua’rif (Menkominfo pertama) dan memberikan pandangan tentang pentingnya pemerintah memperhatikan INFRASTRUKTUR IT di Indonesia, karena apabila tidak, maka kata saya yang pintar paling bekerja di multinational company, dan yang lain sibuk ngurus bandwidth (baca: bikin warnet). Sayang sekali padahal potensi mereka besar sekali untuk naik ke level yang lebih tinggi, instead of, cuma ngurusin bisnis yang bukan bidang mereka (baca: bisnis infrastruktur adalah bisnisnya telcos company). Pertemuan tersebut cukup memberikan kesan baik dimata Bapak Syamsul sehingga saya dijuluki “Bill Gates dari Bandung”… *narsis mode.

Lalu Open source, hampir seluruh solusi yang dikembangkan oleh saya dan tim adalah berbasis open source, termasuk kami pernah menggarap (bahkan sudah sampai tahap negosiasi dengan salah satu distribusi besar) untuk menjual secara retail Sistem Operasi berbasis Open Source (yang pada prinsipnya hanyalah membuat DE = Desktop Environment yang lebih baik/dan lebih familiar (baca: Windows-like) dibandingkan GNOME dan KDE), it never materialize! Kenapa? Ya dihitung-hitung duitnya ga cukup untuk membiayai development 2 tahun, karena namanya membuat OS = Lifetime Commitment yang berarti never ending update cycle (kalo ga salah sekitar pada saat Firefox masih diversi 0.6-0.7 dan Thunderbird masih 0.1-0.2).

Lalu Apple, cinta saya kembali bertaut di perusahaan buah ini adalah ketika Apple memutuskan untuk membangun sistem operasi barunya berbasis UNIX dan membuatnya Open Source. Tentu, buat para aktivis Open Source gaung Darwin sebagai salah satu oprekan tidak seheboh Linux. Darwin merupakan nama Sistem Operasi yang dipergunakan Apple saat ini fully 100% Open Source, KECUALI! component GUI nya yang disebut AQUA. Nah mensosialisasikan hal sesederhana ini saja untuk ukuran seorang Bonek kadang sudah membawa tenaga ke level yang ga ada habisnya. Lelah.

Pada tahun 2003, saya memiliki kesempatan bisnis untuk membawa migrasi client besar saya dari suatu sistem operasi yang banyak dipergunakan orang ke basis Apple Mac OS X. It was huge opportunity. 16,000 units! to be exact. Baca rants saya yang lain disini. It never took off. Silly you Apple!!

Lalu tahun 2005, saya berpikir, hmm dengan company sekecil sekoci begini tidak pernah membawa ambisi saya menjadi pemain IT berpengaruh dikelas dunia. Why not riding the big ship? Lalu saya kembali menghubungi Steve Jobs dan tim untuk menyampaikan niat saya menjadi seorang agent_of_change keberadaan Apple di Indonesia sehingga terbentuknya Apple Indonesia, Inc. It was went great. Saya berhasil pertemukan banyak direktur Apple kelas kakap ke Menteri Riset Teknologi Bapak Kusmayanto, dan I was behind the scene, saya pikirkan semua topik yang harus dibahas, dibicarakan, yang salah satunya adalah BAGAIMANA APPLE BERPERAN DALAM POSISI IGOS!!!…. Wow… It was great opportunity. Steve pernah menawarkan Mac OS X gratis ke Kementerian Pendidikan China. Namun mereka lebih memilih Linux. Nah saya tangkap peluang bagus ini kenapa tidak meminta Steve untuk memblessing Mac OS X secara gratis untuk konsumsi masyarakat Indonesia *yung negara lu ini loh… Bahkan salah satu poin adalah mengatur rencana Steve Jobs untuk datang bertemu dengan Bapak SBY di Toba pada acara peresmian salah satu sekolah IT non-profit yang luar biasa di Laguboti milik Bapak Luhut Pandjaitan. (Last minute rencana peresmian oleh SBY gagal, dan kami gagal berangkat ke sana dengan tiket di tangan, karena acara dibatalkan setelah kejatuhan pesawat Mandala di Polonia September 2005, Acara berlangsung seharusnya 1 hari setelah kejatuhan pesawat tersebut, dan Presiden juga membatalkan keberangkatan karena kondisi Dollar yang waktu itu tiba2 membumbung = rapat Bidang Ekonomi).

Bapak Deputi Menteri pun aktif melakukan pendekatan ke Apple, ketika melakukan lawatan ke Malaysia beliau pun memberikan kartu nama kepada Apple Malaysia. So sorry bahwa kartu nama tersebut malah diteruskan ke distributor Apple di Indonesia yang *mohon maaf! tidak memiliki kompetensi sama sekali berkenaan dengan Open Source dan negosiasi ditahap strategis selain berjualan dan memberikan support atas jualan produk Apple di Indonesia.

Sampai suatu saat saya kesal, capek, lelah dengan semua upaya yang sudah saya kerjakan. Saya kembali menulis surat kepada Steve Jobs yang intinya mengatakan… “Steve gua udah capek. Bukannya ga ngupayain, tapi urusan sama regional office lu bikin capek. Nah ini Pak Kus, kenalin ini Steve Jobs, Steve ini Pak Kus. Mulai sekarang silahkan saling menghubungi.”

Itu adalah bentuk frustasi saya yang paling mendalam dengan upaya yang telah saya lakukan selama ini. Janji-janji surga yang dilontarkan Apple regional, dan perlunya saya untuk lebih berpikir jernih sudah sejauh mana hasilnya selama ini. Saya sudah tidak mengharapkan hasil apa-apa sampai 2 minggu kemudian salah seorang direktur Apple menghubungi saya dan chit chat sampai dengan 45 menit, yang ujung2nya menyatakan… “Adi anyway, email2 lu ke Steve Jobs juga akhirnya pasti diteruskan ke kita-kita juga. We’re pretty much retail company. I can say You’re ready. We’re not.”… Ah… gua yakin ini sih bukan jawaban dari seorang Steve Jobs. Tapi emang males aja mereka mikirin diluar konteks Apple sebagai pedagang Mac dan iPod.

Sekarang Bonek dah capek. Lelah. Tua kaleee. Nah bagi siapa saja yang pengen meneruskan usaha ini silahkan go ahead. Mungkin saya memang tidak mampu melakukannya, karena saya hanyalah seorang bonek. Mungkin sudah saatnya Presiden/Menteri menelpon sendiri Steve dan bilang “Steve, let’s build a better world”.

Bonek perlu merasa membuka cerita ini karena mungkin berguna buat rencana pembangunan masyarakat Indonesia ke depan. Yang lebih cerdas dari sekedar masyarakat pemerhati sinetron dan gossip, porno aksi dan pencita demit.

Sibuknya Indo Cuma Gossip! Entertainment, Ga ada Yg Substantial! Ga Penting Banget!!

Social 36 Comments »

Pagi ini gua lagi neg, neg liat siaran tivi semua isinya ga jauh dari Glen this that, Sandra this that… ah lu orang tivi, orang mau kawin mau apa sebodo amat, sibuk banget. TV apa ga ada yg lebih penting mikirin gimana rakyat makan aja susah? Gimana kontrib biar rakyat jadi pinter gitu kek? Buat Sandra and Glen, selamat! buat Surya selamat juga! Sapa tau ente juga dapet yang baru. Masa gitu aja ga bisa. Banci lu.

Buat urusan ribut-ribut Nia Paramitha dan PAN? Ah bodo amat, mau siapa kek yang buntingin elu mana gua pikirin. Males banget.

Buat urusan orang-orang papua yang minta suaka politik ke Australia, bodo amat, mau semua kabur ya silahkan, lah namanya orang mau cari penghidupan lebih baik. Buat mahasiswa yang demo-demo ah ente apa ga ada yang lain diurusin, kuliah aja duluuuu… di Mexico sekian ratus ribu orang tiap tahun nyebrang mau ngubah nasib masuk Amrik juga pemerintahnya ga ribut. Mau mati semua ya silahkan.

Soal ribut-ribut karikatur, siapa dulu yang mulai! Pak SBY kudunya berangus koran lokal itu dulu kalo ga mau dapet tanggepan balesan yang bikin bete. Toh karikaturnya juga reaktif atas responds karikatur sama yang dibuat koran lokal.

Pikirin dulu aja infrastruktur internet nih mana? kagak muncul2. Dah 10 tahun lebih masih aja Indonesia masih sibuk ngurusin kemiskinan bandwidth. Fakir bandwidth. Yang lain masih aja sibuk carding alias jadi maling Internasional. Itulah foto kondisi rakyat Indonesia saat ini. Sedih! Masa kalah sama Rwanda.

Ah sudahlah. Mau gua menggonggong juga ga ngepek. Ceunah orang sunda. Mendingan ngelus dada dan cari kesibukan lain sendiri lari, menghibur diri…. nonton gossip lagi!!… Ga mutu banget tinggal di Indo!!

Classic Story: Kegundahan Seorang Teman di Kantor (Mac direplace PC)

Macintosh, Social, Technology 10 Comments »

PenCil

Huahaha… baca postingan seorang temen di id-apple Pinot ato di blogspot bener2 bikin hidup ini rasanya de ja vu. Lah Mac nya mau di embat sama PC, while he’s in the creative department, what the heck does the management know about using PC to replace a Mac while all his competences lies on Final Cut and Motion software ๐Ÿ˜€ *which not run on PC for you PC dork ๐Ÿ˜€ …. hahahaa…. ya kadang-kadang geli aja kejadian gini, kok ya berulang-ulang ketemu. Management knows nothing about bit from byte. While the rest is a lamb. Read my comment here.

Lah gua? Jujur dua2 nya polemik, gue orang gila nguprade hardware *penyakit!! Hobbynya latest hardware while it cheap ๐Ÿ˜€ — which ini PC habbit banget ga seeeh…. Lah punya mac konsekuensinya mau upgrade mulu jebol kantong =)) wakaka…

Solusi: Kalo saja Steve mau dengar: Let’s open Mac OS X to PC generic!! Mac a whole new business to compete with King Bill.

Mau share dikit: Urusan dengan komunitas kecil gini aja *Mac kadang-kadang bikin negg… Urusan jualin barang temen aja bisa berujung capek atee.. wakakaaka.. Kenapa?? Lah semua terlalu personal, the small audience. Puter balik itu lagi orangnya, dan they took me too much for granted ๐Ÿ˜€ Goozzz you dork!! Pelajaran berharga yang gua hampir lupa, bahwa dulu alasan gua kerja lagi itu karena kalo pick market seperti ini ujung-ujungnya: Capek atee… wakaka…. Now I learn *almost the hard way, bahwa mendingan apa-apa urusannya corporate aja kaleee…. (ga ngerti ya? decrypt aja sendiri ya…. :P)

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in