Sebenarnya Pemerintah (Pemerintah Daerah) Itu Peduli Ga Sih Sama Generasi Penerus Bangsa?

Social 36 Comments »

Saya itu generasi kuliah angkatan tahun 1991. Sebagai pendatang ke Bandung saya tau rasanya jadi anak kos. Tipes, makan warung, kehabisan duit bulanan, pinjem duit temen, naik angkot, semua deh yang lu – lu pada rasain sekarang-sekarang yang masih ngerasain kuliahan. Suka dukanya emang berkesan walopun harus ngerasain pait karena biasa hidup dilingkungan yang serba ada (bukan karena anak orang kaya, nasib aja lahir dilingkungan semua serba gratis!). Medio 1990-an akhir pulang kerja overseas, saya kembali ke Bandung buat kuliah lagi dan start up my own small (but with a lot of potential — pinjem istilah Tom Cruise di film “The Firm”) consulting firm. Nah karena status sekarang setelah jablay karena calon bini lagi ambil doktoral di luar, jadi aja gua “selaku calon walikota ber-Mio” suka puter-puter ngecek harga telor, warung dan jalanan.

Surprise sekali buat saya untuk lihat betapa pemerintah (dan pemerintah daerah itu) apa sebenarnya ga perduli sama generasi penerus bangsa (baca: Mahasiswa!!) yang notabene masih ngandelin uang saku pas-pasan untuk menyabung hidup demi menjalankan sekolah di rantau. Coba perhatikan foto ini:

Simpang Dago di Waktu Malam

Ini Simpang Dago itu loh.. yang katanya famous. Halah. Kacrut banget. Jorok! Jorse. Kagak bermutu. Kagak berkelas. Bayangin berapa banyak mahasiswa kudu makan disana setiap malam. Makan mengharapkan perpanjangan (halah boro-boro: malah ritual harian!!), karena ya emang karena uang saku terbatas. Dahulu jaman Indonesia belon kena scammm (pake 3 m biar ga di banned akismet) , uang saku saya cuma 60 ribu per bulan (1991). Uang kuliah cuma 90 ribu per semester. Cukup bo. Makan bisa cukup sebulan. Lah sekarang taruhlah rata-rata anak-anak mahasiswa punya uang saku 400 ribu? 600 ribu? Sebagian yang lumayan ada yang saya dengar 800 ribu malah mungkin udah diatas sejuta? *halah Tuhan dikemanain nilai duit negeri dongeng ini? Kena scam Amrik aja kok keder. Nah itu duit kan mana bisa dipake buat tiap hari makan di RM Sederhana, Kafe (kalo yang suka gaya biar kere asal kesohor mah sebodo), tapi ya masyarakat calon generasi penerus, perbaikan bangsa yang tiap hari kudu antri beli nasi warung tenda dikemanain. Ga cuma di Simpang Dago loh. Coba liat itu di Maranatha.. di “Aneka Racun” Unpar. Dan di sentra-sentra kampus lainnya.

Mbok ya nasibnya diperhatiin dikit dibikinin tempat makan murah BERSIH SEHAT yang lebih layak buat calon penerus bangsa ini gitu loh. Bikin kayak Hawker Night gitu apa susahnya sih (kalo emang niat). Minimal STANDAR KEBERSIHANNYA diperhatikan. Toh ga jauh dari kediaman resmi wakil gubernur yang cuma berjarak 200 meter dari sana. Hare gene gitu aja ga bisa. Lah bisa nya ngapain Pak? Ngaspal jalan demi KTT ASIA AFRIKA yang terus 2 tahun kemudian jalanannya jebol gara-gara kita ga punya sistem drainase yang baik? Hare gene. Memang saya perhatikan beberapa tahun yang lalu di Simpang Dago sudah ada sedikit perbaikan dengan dibikinin tenda standar, lah tapi apa cuma cukup segitu? Tenda udah marut-marut, jorse lagi. Pantes temen-temen expat kalo lagi kesini paling takut kalo harus makan di pinggiran jalan. Kenapa sih ga bisa bikin foodcourt yang murah layak (jangan sebut-sebut lagi Pujasera yang jelas itu!).

Yah mungkin kita cuma bisa gigit jari. Lah wong siapa sih yang punya kuasa kalo kita kan cuma rakyat yang kata Tukul cuma bisa kembali ke … pohon. *temennya monyet.

Yah kita tunggu saja keseriusan pemerintah (Harusnya namanya PELAYAN!!) melayani masyarakat ini semua. Kalo ga juga ntahlah apa masih banyak yang berminat tinggal di negeri ini.

Eh bonus penutup, gua perhatiin tiap jaman masih ada aja anak borju yang bertingkah di sini. Parkir mobil sembarangan ditengah jalan di simpang dan dia pikir dia paling kaya dah. Halah kalo gua walikota udah gua tampar-tampar lu di depan umum dan gua panggil bokap lu gua banned lu dan sekeluarga dari pernah nginjekin tanah di kota Bandung! Punya manner ga sih? Haare geenee mo jadi mahasiswa borju? Plis deh. Ga jaman tau!

simpangdago31.jpg


Obrolan Warung Kopi: Seputar Paten

Macintosh, Social, Technology 16 Comments »

Beberapa hari ngaso di Jakarta sempet lihat dimilisnya jeung Merry ada obrolan seputar paten. Mas BR mancing pertanyaan kemana nih Om Macnoto dalam kaitan kasus infringement

“Budi Rahardjo” wrote:
Lihat artikel ini:
http://www.engadget.com/2007/07/04/apple-facing-two-lawsuits-for-alleged-copyright-violations/

waaahhh…
Mana nih om Macnoto?

— budi

Berikut jawaban saya buat diskusi temen-temen sambil minum ngopi:

Ga aneh sih mas kalo Patent jadi bisnis baru. Sebenarnya itu ga terlalu krusial kasusnya karena kelihatan user mau riding corporate yg sukses dengan sesuatu hal. Baca aja contentnya.

Yang lebih krusial itu kasus dengan linux dmana sekarang sebenarnya linux pun sudah dikuasai Microsoft (over its money lewat tangan Novell yang punya license UNIX lewat SCO) bingung? (UNIX patent dimiliki SCO, SCO dibeli Novell, Novell sekarang di”inject” Microsoft). Punten kalo ada Orang Microsoft disini. Bukan anti sih, tapi mikirin nasib gimana masa depan Open Source aja kalo semua sudah dikuasai satu korporat. Pasti sudah pada denger kalo Microsoft bilang Linux infringe UNIX patent nya dia.

Kasus lain yang menarik (urusan pengen bagi-bagi jatah duit) adalah Label Company (big 3) pada minta bagian atas setiap penjualan iPod hardware. Maksudnya bukan atas setiap pembelian musik yang di jual lewat iTunes, tapi karena duitnya gede, mereka gatel juga pengen pieces of iPod sales karena katanya karena musik mereka iPod jadi sukses. *bisnis license iTunes Music Store buat Apple ga gede-gede amat cuma sekitar 1 milyar dollar (dibandingkan dengan share yang dia peroleh paling 25-35 cents of every 99 cents harga musik yang di jual di iTMS, tapi kan Apple harus urus operasional iTMS dan biayain semua R&D pengembangannya, sedangkan Label (baca: Recording Label) enjoy every profit yang ditransaksikan disana dengan widemargin. Bandingkan dengan bisnis iPod yang 40 milyar dollar. Karenanya Apple mikir the revenue sekarang balik di hardware (software adalah selling point/value added/compelling factor agar hardwarenya laku dan memberikan margin yang baik). Beda dengan bisnis murni software (seperti MS) yang mau ga mau memaksakan sistem legalitas karena bentuk revenuenya tidak akan terbangun tanpa ada penegakan hukum.

Saya sebenarnya menunggu mas Budi membahas GPL v3 di blog nya, dan issue2 yang menarik diluar sampingan band Bandelnya ๐Ÿ˜› hehehee…

Kasus patent infringement yang paling sukses besar perusahaan kecil bisa “nyecam” perusahaan sukses yang paling menarik adalah kasus Eolas menuntut Microsoft 500 juta dollar karena penggunaan “methods” yang dia patenkan dan digunakan di Internet Explore. Dan berhasil! pula ๐Ÿ˜€

Emang enak sih di negara-negara maju yang bisa main “bisnis lain” selain murni development. Bisnis tuntut menuntut di sini baru berhasil bikin kaya para konsultan hukum/lawyer dalam kasus KPU dan pejabat. nah kalo yang kita-kita ini yang bukan itu mo ngomong apa? Cuma bisanya jadi swallow (swasta loyow) dan paling banter nulis cuap-cuap deh ๐Ÿ˜€

adinoto.org
macnoto();
hare gene pake mac? sapa suruh ๐Ÿ˜€ *ngacirrr

disambung oleh komen Pak Menteri KK :

Saya teringat 2 kasus serupa yang pernah terjadi di tanah air:
1. Logo P bernuansa Pierre Cardin .. dimenangkan Pierre Cardin, Perancis.
2. Majalah Time vs majalah tempo.. dimenangkan majalah Tempo

Menarik juga disimak menghilangnya logo Espass di mobil minibus Daihatsu (bukan Duitsaha lho !) yang katanya ditentang oleh Renault yang telah terlebih dahulu mendaftarkan model Espace.

Memang urusan merek dagang ini hukum yang diterapkan senantiasa berdasarkan siapa yang terlebih dahulu mendaftarkan dan mendapat legalisasi dari pemegang otoritas yang tentunya pemberian status legal-nya telah mempertimbangkan dengan matang berbagai pertimbangan.

Khusus untuk kasus Intel-Inside, banyak yang mengira itu merek komputer (PC) lho? Ini serupa dengan kasus yang populer yaitu tembakau Warning…
padahal kita tahu Warning yang tertera di bungkus tembakau tsb merupakan peringatan dan bukannya merek dagang.

Jabat erat,
KK

komen saya:

Salah satu kasus yang menarik Pak adalah penggunaan paten bersama yang blon saya dengar pernah dipake disini.

Kasus Apple bolak balik ke pengadilan karena patent infringement penggunaan nama Apple (yang dimiliki Apple Recording, induk perusahaannya Beatles) yang katanya Apple, Inc (dulu Apple Computer, Inc.) mendistribusikan perekam (mic) pada setiap distribusi Mac, melanggar paten karena berarti setiap user bisa merekam dan memproduce sound. Setelah 2x ke pengadilan dan Apple (komputer) kalah, dan membayar sejumlah uang dalam nilai yang lumayan, mereka kembali ke pengadilan lagi untuk yang ke 3 kali dalam kasus iTunes. Kali ini settlementnya rukun boleh sama-sama pake nama Apple (tapi teteup setelah membayar uang kompensasi yang ga kecil).

Hahaha… nasib kita disini dibayar kagak, cuma jadi swallow aja jadi penonton ๐Ÿ˜€

*ngacirrr

Semoga kasanah diskusi ini berkembang positif sebagai kontribusi kepada masyarakat pengguna/pemerhati/perduli pengembangan IT di Indonesia. Hare gene masih fakir benwidth? Cucian deh jadi bangsa Indonesia. Mo main dikonten gmana jalannya aja masih ngeden banter sama kebutuhan perut dan fakir benwit ๐Ÿ˜› Sapa suruh jadi orang Indo. Halah itu sih bawaan orok kaleeee

Jam Sakti

Social 17 Comments »

diambil dari Detik.Com

Ini jam nya yang sakti ato wartawannya yang sakti?? Halah YA IYALAHHHH udah 20 tahun pasti mateeee tuh jam. Kalo ga matee ya kayaknya gua kudu antri beli saham Omega. Halah halah. Hare gene bikin berita?? 50+50 = cepe deeeee…..

jamsakti.jpg

Bandung Macetnya Ga Sekolah!

Social 48 Comments »

Kemaren gua sekali-kalinya keluar weekend. Sabtu malem, dan minggu siang. Hayah. Muacetnya ga mutu. Kagak sekolah banget. Gini nih rupanya keadaan Bandung kalo weekend. Masih menarik jadi kawasan wisata? Wisata macet? Halah hare gene… Gini akibatnya kalo pemerintah cuma fokus mikirin transportasi darat, kagak mikirin transportasi massal (public transportation, MRT a like). Kota dengan penduduk 2 juta lebih sudah wajib harus ada transportasi massal publik. Jadi inget salah satu statement pejabat yang bilang Tol Cipularang tidak berakibat pada macetnya Bandung kota. Hayah otaknya pada ditaruh di dengkul kali ye biar kagak kena radiasi handphone? Cape de. Hayo kemaren sapa yang ke Bandung ngacung?bandungmacet01.jpgbandungmacet02.jpg

Steve Jobs and Bill Gates at D5 Conference

Social, Technology 36 Comments »

It’s been a week or so that Steve and Bill once again show themselves altogether in public. I’m aware of that event until I saw the video available on iTunes Music Store. So here I’m downloading the movie. It’s 1GB movie file. It’s an interesting thing to see both the persons who have the biggest impact in this industry show themselves in a very interesting interview.

The interview started with an intro video showing (1983) Steve hosted an event called “Macintosh Dating Software” who’s joined by Mitch Kapor (Lotus CEO — 1-2-3 developer) and Bill Gates himself. It really shows that Steve (and his Apple) still rules the business (while) back then Bill Gates (and his Microsoft) still a developer for Apple Mac platform.

As Steve himself said, that they are both dinosaurs. Or should I say a living legend. Very nice talk-show you put there for us Bill and Steve. Thanks to you all.

Note in Bahasa:
Buat adek-adek (khususnya) dan rekan-rekan yang merasa perlu terinspirasi dengan orang-orang hebat pada masanya (Orang-orang hebat seperti ini hanya lahir 100 tahun sekali dalam sejarah manusia), bisa memperoleh copy DVD film inspiratif seperti ini dengan menghubungi saya langsung di yahoo messenger : macnoto atau email adinoto_at_adinoto_dot_com. Ga dipungut biaya, ganti ongkos kirim aja ke BCA saya 2331033113.

Semoga Indonesia semakin hidup dengan lebih banyak orang-orang besar yang akan mengisi bumi pertiwi yang kita cintai ini. Jangan mau kalah dong. Dua ratus juta penduduk itu luar biasa potensial loh, apalagi pemerintah bantu pendidikan gratis buat meningkatkan mutu SDM kita. Halah sempat-sempatnya nyecam ๐Ÿ˜€

Aku cinta Indonesia!

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in