Wireless in Windows XP: Limited Or No Connectivity Workaround

Social, Technology 41 Comments »

Salah satu hal yang paling menyebalkan yang berhubungan dengan Windows networking selama ini adalah busuknya TCP/IP Stacks yang ada di Windows. Mulai dari jaman Windows 3.1 sampe sekarang kayaknya Microsoft ga belajar banyak (ato males udah kaya semua yak?).

Salah satu problem yang sering dihadapi rekan-rekan pemakai Windows yang hari gini demen berhotspot adalah “Limited or No Connectivity”. Beberapa kali saya dan rekan lainnya pernah mengalami “dimintain (kalo ga bilang terpaksa)” tolong oleh pengguna di cafe. Remove device wireless di Device Manager, ato jalanin “ipconfig /renew” ternyata tidak menolong. Sampe penasaran suka tanya ke admin Melsa Hotspot disini berapa IP yang dialokasikan untuk satu spot (karena Melsa memutuskan memberikan IP Public untuk keperluan tracing fraud).

Anehnya sampe penasaran gua kira masalahnya di server side, ternyata kok diliat-liat ada anak nongkrong pake MacBook anteng aja berWiFi. Iseng gua ambil MacBook Pro, weeuleuh lancar jaya ternyata. Kirain tadinya gara-gara IP Publicnya penuh jadi koneksi baru tidak terakomodir.

Iseng browsing, ternyata masalahnya ada di Windows XP SP2, sesuai nomer kode buntut Microsoft (KB884020) Sesuai dengan artikel http://support.microsoft.com/kb/892896 so jadi bukan salah laptop anda teman-teman, tapi salah DarkSide. Solusinya begindang:

“Kalo anda pengguna Windows XP SP2, silahkan download KB804020. Kalo anda masih mengalami keganjilan-keganjilan lain seperti Error 678 ato Error 769 seperti artikel ini berarti anda mengalami masalah yang lain lagi.”

“Kalo anda punya koneksiร‚ย  internet yang cepat, sebaiknya anda mendownload AutoPatcher versi terakhir (Agustus 2007) dari situs yang masih ada, mumpung belum disekem Microsoft”. AutoPatcher ini 332MB jadi buat yang narrow bandwidth mending lupakan. Buat yang ketinggalan info soal AutoPatcher bisa refere ke link ini.

“Kalo anda sudah bosen diperbudak sistem operasi yang penuh dengan onak dan duri (viruses, worms, cycle updating yang kagak ada mati-matinye), dan merasakan waktu untuk bisnis dan keluarga anda lebih penting dari ngurusin komputer mungkin anda perlu mempertimbangkan mengganti komputer anda dengan sistem operasi lain”.

“Namun apabila anda pencinta nomer buntut sejati mungkin saya sarankan ada baiknya anda tetap bertahan dengan Microsoft Windows. Secara gitu loh banyak nomor-nomor aneh tidak berarti yang mungkin bisa jadi ide pemasangan nomor buntut anda.”

11 Years Ago Today

Social, Technology 52 Comments »

Sebelas tahun yang lalu, cita-cita saya untuk memiliki laptop manstap yang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan komputasi saya terpenuhi. Sebuah IBM ThinkPad “Butterfly” 701C yang memiliki julukan tersebut karena kemampuan keyboardnya untuk dapat “mengembang-menutup” seperti butterfly. Notebook itu menggantikan laptop Taiwan saya yang tidak bertahan lama hanya dipakai ga lebih dari 2 tahun (1992), karena sesuai namanya Compal emang gampang “sompal” ๐Ÿ˜€

IBM ThinkPad 701C memiliki spesifikasi luar biasa pada jamannya, yaitu Intel 486DX-2 50MHz dengan MWave co-processor dan modem V.32terbo (19.200kbps melebihi standard kebanyakan masa itu 14.400kbps ato kemudian 28.800kbps). Salah satu yang membuat IBM ThinkPad 701C juga memperoleh julukan ThinkPad “Woooww” karena ketika diulas oleh PC Computing masa itu cukup membuat orang “Woooww”. Begitu dibuka keyboardnya langsung mengembang … “Woooww” ketika itu orang langsung melongo. Menilik layarnya langsung wooww karena notebook ini paling tipis pinggir layarnya pada masa itu (10.4″ TFT) dan mampu menampilkan millions colors (notebook kebanyakan masa itu masih memiliki frame/pinggir layar yang tebal dan kebanyakan masih DSTN = passive matrix screen yang cenderung tidak menarik). Begitu tahu harganya langsung wooowww… ngibrit ga beli. Kekekee (USD 7,000++ dollar pada masa itu dalam konfigurasi standard).

Berikut adalah gambar IBM “Butterfly” 701C:

Cakep kan? Salah satu alasan saya ingin memiliki laptop ini adalah karena Wooowww faktor tadi ๐Ÿ˜€ (Woww factor boso londo ne). Tapi bukan berarti saya anak orang kaya dan banyak duit loh. Secara masa itu sudah jadi kuli korporat dari umur 19 tahun, dan secara juga sudah keluar generasi laptop Pentium pertama, dan saya sudah ngincer Toshiba Portege 610CT, laptop kecil manis 9″. Tapi begitu ke toko liat si Butterfly hati gua langsung godek. Halah… dikira manis kok jauh sama Butterfly hahaha… Secara biar kata specnya lebih rendah (486DX-2 50MHz vs Pentium 60MHz) tetep aja gua putuskan milih si Butterfly. Dan itulah awal kecintaan saya pada portable IBM sampai ditahun-tahun berikutnya. (ThinkPad 560Z pun termasuk laptop paling tipis dijamannya yang paling bikin gua ngacai ๐Ÿ˜› kekekeke). Karena speknya lebih rendah dari harapan kepemilikan sebelumnya, akhirnya gua niatin polin itu memory. Dari bawaan 4MB gua minta toko tambahin 16MB lagi jadi total 20MB! Spek yang termasuk gila-gilaan pada jamannya. Laptop kebanyakan masa itu memory standardnya 4MB dan hanya sebagian kecil sekali orang yang mengupgrade menjadi 8MB. Pihak toko pun sempet ngotot “Buat apa memory banyak-banyak pak??” Saya jawab “Buat saya!”. Secara mereka ga tau kali sistem jauh lebih responsive dengan RAM besar dibandingkan dengan RAM pas pas-an. So jadilah gua upgrade ke Windows 95 dan running Eudora Lite 3.0 untuk emailing on the road dengan manisnya, menggantikan fungsi PowerMac dan LC475 di rumah. Pokoknya maknyusss.

Sebelas tahun kemudian, hari ini, gua ganti laptop lagi dan merenung perjalanan bagaimana evolusi teknologi informasi dan kebutuhan komputasi kita. Hari ini gua baru membuka laptop baru dan memutuskan menggunakan MacBook Pro “Santa Rosa” Intel Core 2 Duo 2.2GHz dengan konfigurasi memory full 4GB jleb! menggantikan MacBook Pro 2.16GHz sebelumnya (sebelum arsitektur chipset “Santa Rosa”) yang memiliki keterbatasan tidak dapat dipasang memory sampai dengan 4GB.

Dengan tipis manis najis! seperti IBM ThinkPad 560Z (1″ thick coyyy) namun dengan drive optikal dual layer DVD writer, MacBook Pro emang kagak ada matinye. Biar kata MacBook (kelas konsumer) “Santa Rosa” sudah gua oprek satu malem dari tadi malem, MacBook Pro ini emang ga bisa ga bikin iler keluar terus!!

Karena ini adalah batch shipping terakhir MacBook Pro yang bawaannya masih Mac OS X 10.4 (Tiger), dalam posisi RAM 4GB ini gua jalanin “top” command di terminal UNIX nya mac dengan skrinsut berikut:

Melihat free memory 2.60GB kagak rela rasanya mau ganti ke Leopard (Ucing Garong) bwakakaka… so gua putusin keep mesin ini dengan konfigurasi Tiger, paling tidak dalam masa yang gua cukup produktif untuk cari uang.

Sebelas tahun berlalu mesin 50MHz dan 20MB RAM tergantikan oleh 2.2GHz dan 4GB RAM. It’s 200 times fold! Sebelas tahun dari sekarang mungkin semua sudah mengharuskan minimal konfigurasi maknyusss itu 128GB RAM ato bahkan! 1TB RAM for portable machine. Time will tell ™ (Oy banget ™ nya bwakakaka).

Pesan moral saya adalah:

  1. Kalo ada duit cukup, jangan lupa tambahin memory sampe sepuasnya 1 ato 2GB adalah konfigurasi yang bikin Mac ato laptop Windows anda terasa nyamannnnn (untuk Sistem operasi terbaru malah mungkin 1GB masih biasa-biasa aja).
  2. Jangan percaya dengan free memory dalam Task Manager ato top utility dalam kondisi ratusan megabyte free, apalagi puluhan mega. Itu artinya sebenarnya mesin/laptop anda sudah melakukan swapping ke hard disk yang secara umum melambatkan kinerja komputer secara significant.
  3. Ingat bahwa yang “free” tadi kan baru memory yang dipakai oleh sistem operasi. Bukan memory yang direserved untuk aplikasi. Jadi aplikasi juga masih butuh nafas memory!
  4. Kalo urusan memory udah beres di polin, investasi berikutnya jangan lupa ngurus batere laptop (halah ini mah pesan sponsor) hahahaa… maksudnya bisnis anda akan sangat berarti dan lancar jaya kalo urusan laptop baterenya top, kalo kagak lancar mah baterenya sama dengan ngegotong brick atuh bos. Bisnis anda nilainya jauh lebih berharga dibandingkan sekeping batere.
  5. Kalo urusan batere dan memory udah beres, naah baru konsentrasi cari duit yang banyak! Untuk anak istri dan tabungan hari tua (termasuk beli laptop lagi). Jangan bolak balik kerjanya liat web aja ada perubahan spek kecil kecil baru. Halah! Anda toh bukan hamba teknologi kan. Sana kerja yang produktif!
  6. Kalo udah kaya jangan lupa ajak-ajak kita ngobrolin ini 11 tahun kemudian. ๐Ÿ˜€

Menjadi Bangsa Inferior

Social 45 Comments »

Saat ini saya sedang menyaksikan acara ulang tahun MetroTV yang ke-7. Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat atas ulang tahun MetroTV ini. Dalam acara ini dihadiri pula oleh Bapak Presiden SBY.

Namun keprihatinan saya adalah mengapa acara ulang tahun MetroTV ini “terlalu” mengusung budaya luar negeri; dengan adanya acara Toast oleh Presiden dan acara dance Tango dan Rumba segala. Disaat sebagian besar bangsa Indonesia dilanda kesulitan ekonomi ditambah dengan kenaikan harga BBM terus menerus (padahal katanya produsen minyak), ekonomi biaya tinggi, dan bencana lumpur Lapindo dan gempa dimana-mana kok rasanya tidak pantas berfoya-foya demikian.

Disatu sisi mungkin ga heran kalo “Rasa Sayange” dan “Reog” diambil oleh negara lain apabila negara ini semakin kehilangan identitas dan kebanggaan atas budaya sendiri.

Tips Survival II, Belajar Memasak Paru Balado (Kuliner)

Social 23 Comments »

Nah ternyata memasak itu gampang, tidak sesulit belajar pemrograman yang katanya baru gape setelah 10 tahun kekekeke *mengutip omongan pakar blog. Walaupun belum segape si Uni, ato si calon raja ikan bakar bali, Bli Made, berikut gua mo share survival tips kedua; Bagaimana memasak Paru Balado. Cocok buat yang dibesarkan dengan lidah padang namun sedang jauh dari kampong halaman (kampuang nan jauh di mato) kikiki….

  1. Rebus paru dengan campuran bawang merah, ketumbar, garam dan daun salam.
  2. Setelah setengah matang, potong tipis-tipis (kalo mau gampang beli yang udah potongan tipis-tipis di supermarket, ato minta si Mang tukang jual paru di pasar tradisional motongin).
  3. Digoreng sampe mateng.
  4. Tumis cabe giling (nah sekalian kalo males cabenya minta udah digiling), dengan bawang merah, ditumis (tumis itu kalo di wiki = digoreng pake minyak dikittt banget).
  5. Setelah wangi bumbu tumisnya, masukin deh parunya. Kasih sedikit santan biar lebih gurih.
  6. Masukin bumbu Royco rasa sapi dan garem kalo kurang. Kalo gemar pete bole kasih sedikit biar sedep.
  7. Kelar deh boss…

Tambahin rebusan jipang buat lalapan lengkap deh menu makan malam kita hari ini. Lychee buat dessert makin bikin makan malem betah. Jadi mau siap ke luar negeri jadi bonek IT? Udah bekal ransel dan resep Aa Nata cucok lah buat survival kits ๐Ÿ˜€

Tips Survival Dijaman Sulit Duit

Social 43 Comments »

Salah satu tips survival dijaman sulit duit ato tips buat mahasiswa ato para bapak-bapak yang ditinggal istri adalah sebagai berikut:

Hasil ngelencer ke Carrefour Paris Van Java menemukan baso rupa-rupa (baso ikan, baso kepiting, segala aya baso) model Shabu-shabu, ambil seplastik gede sesukanya (buat yang ada freezer bisa disimpen dirumah) paling juga Rp.50.000 udah dapet seabreg.

  1. Getok bawang putih pake pisau, terus oseng di kuali pake sedikit minyak.
  2. Setelah harum masukkan air sekuali penuh.
  3. Irisan wortel kecil-kecil panjang dimasukkan biar kuahnya harum.
  4. Masukkan bumbu Royco ayam, ato Maggy kotak kayaknya lebih maknyuss.
  5. Kasih garam, merica dan bumbu perasa sedikit secukupnya.
  6. Setelah itu masukkan baso-baso yang lagi ditaksir, mau baso apa silahkan masukkan sesuai selera.
  7. Udang asli tambahkan biar lebih pol lagi rasanya. Ga usah banyak-banyak cukup 4-5 biji aja yang penting nampol. Kulitnya jangan dikupas ya. Bau udang itu adanya di kulit.
  8. Masukkan irisan daun bawang.
  9. Masukkan kangkung kalo minat.
  10. Setelah baso-basonya udah pada mumbul (mengapung) siap-siap telpon 08552181888 kalo mau ngajak ngicipin bareng!

Kekekeke… maknyuss kan sambil kerja lembur pun bisa ngresek-gresek kulkas bikin cemilan bermanfaat. Daripada ga kreatif cuma ngegodok indomie maning soon… ๐Ÿ˜€

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in