Saya menempati apartemen ini sudah hampir 3 tahun lamanya. Beberapa hal yang saya alami dan saya toleransikan adalah termasuk pembangunan fisik gedung yang tidak sesuai spesifikasi (air dari kamar mandi banjir keluar, karena ternyata lantai dibikin datar bukan miring ke arah lubang air), dan di dinding ada korslet listrik pada konstruksi baja (tololnya) sehingga lantai panas. Pada intinya segala sesuatu harus saya kompromikan dengan mengadakan perbaikan sendiri, dan salah satu hal yang paling menyebalkan adalah janji bahwa di apartemen ada layanan internet (yang baru terealisasikan hampir 3 tahun kemudian), untung saya dapat memasang parabola sendiri atas kebaikan salah satu manajer disini.
Beberapa hal yang saya perhatikan tidak simpatik adalah PERLAKUAN YANG BERBEDA terhadap PARA TENANT (pemilik apartemen) dan PENYEWA HOTEL (Apartemen Gallery menyewakan sebagian unit nya untuk menjadi hotel), yaitu:
1. Tenant tiba-tiba saja tidak lagi diperbolehkan mempergunakan jasa porter (tukang angkat barang) untuk membantu membawa barang/koper yang besar dari front office. Jasa penggunaan porter hanya diberikan untuk PENYEWA HOTEL.
2. Akses telepon intern (iphone), merupakan titik paling menyebalkan dari apartemen ini. Kalo weekend dijamin hang, dan tidak ada suara. Sedangkan akses satu-satunya ke dalam (ke front office, dll) sangat tergantung dari keberadaan iphone ini. Lebih jauh, sering taxi atau tamu sudah menunggu di lobby tidak berhasil menghubungi tenant karena iphone nya tidak berfungsi dengan baik. Pihak engineering menyatakan “sudah maklum” katanya karena perangkatnya agak kuno, sehingga kalo satu diangkat (tergantung), PABX nya suka hang. Maklum tapi tidak melakukan apa-apa? How good.
3. Lift merupakan titik lain yang paling menyebalkan. Dengan bangunan 26 lantai (persisnya 18 lantai + 3 basement karena nomor-nomor 1,2,3,4, 13,14, 23, 24 ga ada. Agar keliatan tinggi gedungnya? Entahlah) Yang pasti dengan 21 lantai hanya dilengkapi dengan 2 lift berukuran sangat kecil (plus satu lift barang) merupakan biggest joke on the planet. Berhemat? Dinas kota ga pernah kontrol soal kebutuhan lift? Bagaimana dengan kondisi keadaan darurat? Dengan adanya penyewa hotel yang membanjiri Bandung setiap weekend (ditambah kondisi Bandung yang selalu kekurangan hotel setiap weekend) membuat naik dan turun lift bagi para tenant (dan penyewa hotel) tentunya menjadi pengalaman yang sangat memfrustasikan.
4. Kemaren, tiba-tiba teriring internal memo yang menyatakan bahwa setiap tenant akan diberikan Mailbox, yang intinya sekarang setiap tenant harus mengambil sendiri semua surat-surat yang ada ke ruang mailbox di basement 1. Pengiritan terhadap SDM? Luar biasa. Beberapa kali saya perhatikan penyewa hotel pun mengeluhkan soal kondisi lift yang tidak memadai, dan porter yang cuma 1 orang yang bertugas untuk ukuran hotel dengan 26 lantai.
Saya pikir menarik juga berbisnis apartemen + hotel. Pertama anda bisa menarik uang pembiayaan pembangunan fisik dan mengejar BEP (break even point) dengan MENJUAL unit yang ada ke TENANT. Kemudian, untuk memperoleh profit yang berkesinambungan anda dapat menarik uang lagi dari MENYEWAKAN sebagian unit-unit yang ada kepada PENYEWA HOTEL. (Untuk kebutuhan operasional gaji dan listrik dan lain-lain sebenarnya sudah tercover dari biaya bulanan yang ditanggung para tenant, untuk unit 2 kamar tidur seperti saya berkisar 800 ribu per bulan).
Lebih menarik lagi, padahal buat sebagian tenant yang hidupnya cuma tek-tok dari kantor-apartemen-molor, hampir sebagian besar fasilitas tidak dinikmati, tapi justru fasilitas layanan dari waktu ke waktu semakin berkurang (karena tenant dianggap “cuma” menyumbangkan 800rb per bulan relatif dibandingkan nilai jualan Sewa Hotel yang bisa mencapai 10 juta-13 juta untuk unit yang sama perbulan). Menarik bukan?
Even better memo yang diedarkan pun belum disosialisasikan dengan baik ke seluruh karyawan di front office yang ada, sehingga ketika saya ingin mengambil kunci mailbox saya, yang saya alami adalah jawaban, kurang tau pak. Itu urusan tenant relation. Haiyah. Memperoleh jawaban yang tidak profesional tersebut saya hanya melontarkan ucapan, “Kok pelayanan di apartemen ini semakin hari semakin berkurang ya? (dengan nada emosional) Saya mo pindah aja dari sini!”.
Gimana nih jawaban dari pihak Manajemen Apartemen Gallery Ciumbuleuit? Pak Nandang? Pak Himawan? Terpaksa saya harus buka dipublik karena kelihatannya semua upaya komplain saya (selama 3 tahun menempati apartemen ini saya ada 2 kali melontarkan surat komplain seputar kebisingan karena pembangunan jalan di depan yang berbunyi-bunyi tek tak tek tak (logam beradu) yang tidak terperhatikan selama berminggu-minggu sehingga mengganggu tidur di malam hari, dan urusan iphone (malah lupa pernah komplain resmi via surat ato ga) yang jelas saya sudah terkenal hobby marah-marah soal ini).
Karena kesibukan harian, saya tidak sempat kumpul di acara silaturahmi penghuni yang sudah diadakan 3 kali? Ada pembentukan paguyuban penghuni? yang harusnya mempunyai nilai tawar ke pengelola apartemen. Ato akan selama ini penghuni jadi bulan-bulanan manajemen satu arah saja? Kalo memang serius anda yang sekali-kali menghubungi saya, jangan saya saja yang setengah mati cari anda dan ngurusin hal yang ga penting jadi penting ini. Rusuh.
Telpon saya: +628552181888.
Recent Comments