Berita pagi ini dari detik soal hilangnya Joko Suprapto kembali merefresh ingatan tua saya soal kejadian serupa di seluruh penjuru dunia. Bruce De Palma pada tahun 1977 misalnya, salah seorang akademis dari MIT yang menemukan N-machine berbasis Faraday Disc, menemukan mesin yang memiliki efisiensi lebih besar dari 200 persen dari inputnya sehingga Palma juga kelaut menjelang pengujian mesin revolusionernya itu.
Efisiensi 200 persen berarti output yang diberikan jauh lebih besar dibandingkan dengan inputnya, alias mesin dapat self-powered, dan bagi sebagian orang dinyatakan sesuatu yang mustahil karena dianggap melanggar hukum thermodinamika kedua. Hukum thermodinamika kedua secara eksplisit menyatakan energi yang dihasilkan tidak akan bisa mencapai 100%, karena sebagian akan diubah menjadi kalor. Pembuktian bahwa efisiensi mesin bisa mencapai lebih dari 100% bagi sebagian orang dianggap absurd.
Ok, saya akan coba memberikan pandangan selaku fisikawan. Jelek-jelek gini pernah mengenyam pendidikan fisika loh ๐ Bagi saya semua yang namanya postulat (hukum kekekalan) itu adalah proses yang diperoleh dari deduksi. Jadi wajar kalo dalam pemetaannya butuh proses untuk mengerti alam semesta ini. Jadi tidak ada yang namanya “melanggar” hukum kekekalan fisika seperti halnya konsep Efisiensi N mesin tersebut. Mirip seperti kasus penemuan seorang Einstein, beliau menemukan postulat untuk objek-objek yang besar (keliatan mata) namun bergerak dengan kecepatan sangat tinggi (kecepatan cahaya). Lah yang ditemukan Schrodinger juga luar biasa, mencoba memetakan objek-objek kecil (seperti gelombang, itu loh kenapa handphone anda bisa menerima sinyal ๐ ), dengan kecepatan sub sonic (dibawah kecepatan cahaya). Nah kalo fisika kelas SMP kan diajarin F= m.a alias objek-objek besar dengan kecepatan rendah (misalnya anda mo menghitung kecepatan mobil dan daya (force) mobil anda). Bisa pake mekanika klasik. Mo pake Schrodinger equation yang jauh lebih menjelimet itu juga hasilnya akan sama saja. Valid makanya.
*sorry ga boleh komplain soal gambar, ngegambarnya udah gemeteran, maklum pake Microsoft Word ๐ ga ada tools lain sementara waktu nulis ๐
Jadi konsep dahulu bahwa Partikel itu berbeda dengan Wave (gelombang) ini kemudian dipatahkan jadi dikenal (walaupun orang awam kurang populer) dengan konsep Wave-particle dimana disetiap ada partikel ada gelombang juga, dimana ada gelombang ada partikel juga (menjelaskan kenapa gelombang bisa menyalurkan kangen anda via pulsa murah paket operator sekem malam hari, karena gelombang itu punya “massa” juga ternyata seperti partikel).
Untuk gelombang dan partikel mungkin agak sulit diterima nalar orang awam, tapi keberadaan Magnet dan Listrik sudah lebih diterima publik (dan engineer). Sehingga Konsep Elektromagnet bukan barang obrolan aneh lagi, yaitu dimana ada magnet akan menghasilkan listrik, dan dimana ada listrik akan menghasilkan magnet.
Dalam dunia elektromagnetism kita kenal mbah nya adalah Nichola Tesla. Beliau yang bertindak sebagai asisten Thomas Alva Edison, merupakan salah satu seharusnya dianggap sebagai Bapak Kelistrikan, Thomas menemukan DC current, dan Telsa menemukan AC (Alternating Current) juga dipakai dalam range yang medium elektronik yang ada sekarang.
Konsep lain yang menarik adalah energi yang dihasilkan dari pengubahaan struktur molekul Air (H2O = H-O-H) menjadi (H-H-O), dengan pemisahan ini maka akan dihasilkan energi luar biasa dan clean energy. Metoda ini yang dipakai oleh salah seorang “inventor” di TV beberapa hari lalu yang menggunakan air sebagai penghemat bahan bakar motor dan mobil. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan “temuan” ini, karena semua ilmunya ada di internet. Seorang rekan saya juga sudah bermain-main dengan ini 7-8 tahun yang lalu. Masalahnya kenapa tidak ada yang proven?
Beberapa konsep soal bahwa energi alternatif itu adalah “To boldly move where no man has gone before” *bergaya StarTrek tidak sesederhana itu. Selain bahwa seluruh ilmu, teori dan praktek tadi harus dilakukan, ada kekuatan lain yang tidak menginginkan energi gratis ini menyeruak menggantikan Fossil Fuel. Loh kenapa? Ya jelaslah boss, lah ini kita bicara Trilyun Dollar business, kalo ga kenapa juga Amerika sampe nyekem Irak demi golden barrel itu? Kalo tiba-tiba orang tidak lagi membutuhkan energi dari fossil fuel mau dibawa kemana ekonomi amerika dan ekonomi dunia?
Salah lebih sepakat kalo sekarang jamannya dunia tidak lagi dibangun atas bentuk-bentukan negara. Sebenarnya tidak ada lagi yang namanya batas negara, yang ada mereka adalah “Korporasi”. Dengan kepentingan bersama.
Dengan adanya ilmu sedemikian terbuka bebas di internet, akankah seorang Joko Suprapto menjadi korban padahal beliau adalah salah seorang warga negara ini yang perduli akan nasib keterpurukan bangsa ini. Akan berapa banyak lagi Joko-Joko lain yang menjadi korban? Energi merupakan bisnis luar biasa, bahkan mengalahkan bisnis military yang menjadi komoditas utama negara super power.
Lah terus gmana dong boss? Wah mana gua tau. Tanya keunapa ๐ Hanya ada beberapa negara yang berani mengambil posisi sebagai negara kuat di mata dunia. Indonesia dahulu pernah. Dimana Indonesia diperhitungkan di mata dunia.
Semoga Joko ga bener-bener ilang, tapi cuma sedang kabur karena kawin lari lagi ngikutin Rico Ceper ๐ Semoga… Amien. Lebih baik ini toh daripada yang tidak-tidak?
Recent Comments