Nov 22
Salah satu yang paling menyebalkan dari kebebalan pejabat-pejabat terkait adalah tingkat kepedulian yang rendah. Salah satu di Bandung yaitu jembatan di Ujung Jalan Setiabudi yang menuju Cihampelas, ga kelar bikin dari jaman fir’aun juga. Perasaan saya dari jaman bulan Juli kali yee sampe sekarang sudah mo 2009 udah mo krismon tahap 2 masih aja sibuk bongkar pasang.
Saya ga tau apa para pejabat ga pernah pada buka mata ato pada puasa sehingga ga bisa marah kali ya saban kali lewat sana bisa buang waktu sekian puluh menit x sekian hari = sekian puluh jam terbuang percuma.
Malah perasaan rumah disebelah jembatan dari ga ada sama sekali sampe sekarang udah mo kelar finishing doang. Halah-halah… benerin jembatan kok iya lebih lama dari bikin rumah yo pakcik pakcik… teruk sangat lah awak ni!
Kalo di Amrik udah ada jembatan Brooklyn yang bisa bertahan 100 tahun dari tahon 1883, nah ini jembatan gitu doang perasaan ga sekali dua dibongkar. Ngarepin bisa diproyekin pak? Ya elah. Haram makanan lo tuh!
Nov 22
Saya ga tau tepatnya kapan, tapi apabila diperhatikan sekarang jalanan di Bandung memiliki dua bahasa. Saya ga tau apa maksudnya ini? Ini aksara Sunda? Yang masih bisa baca emangnya sapa sih? Secara maksud proyek ini apa sih? Melestarikan budaya sunda? Lah di sekolah saja sudah tidak pernah diajarkan aksara sunda. Jangan-jangan Pak Wali dan Pak Gubernur aja juga tidak bisa baca, ato cuma satu-satunya pejabat yang bisa baca?
Kirain bahasa negara mana gitu demi mengundang turism. Meni Bandung pisan euy!
Oct 20
Apabila anda menggunakan jalur Siliwangi-Cihampelas-Ciumbuleuit anda akan menemukan pertigaan lampu merah yang menanjak dari arah Jalan Siliwangi (dari arah ITB). Pertigaan tersebut terhitung sakti, sakti karena hobby banget berubah-rubah aturannya (seperti hampir semua jalanan di Bandung yang di routing berubah-ubah dari satu arah menjadi 2 arah, menjadi satu arah lagi, menjadi satu arah lagi berlawanan, seperti Braga). Dalam kasus pertigaan Gandok, yang berubah adalah keharusan bagi pengguna jalan untuk tidak boleh langsung belok kanan ke Ciumbuleuit dari arah Siliwangi kecuali setelah jam 18:00 ke atas atau hari libur. Jadi pengendara diwajibkan memutar ke arah Cihampelas terus belok ke jalan Lamping (arah SPBU Cipaganti) kemudian menikmati kemacetan di pertigaan Cipaganti-Setiabudi yang ga ada matinye gara2 FO (Factory Outlet) Rumah Mode dan muter lagi ke arah Setiabudi (dan menikmati lagi kemacetan 2 bulan karena pembongkaran jembatan yang lama banget pengerjaannya) sebelum akhirnya menikmati lagi kemacetan simpang Gandok karena angkot ngetem seenak perutnya, sebelum akhirnya bisa naik ke Ciumbuleuit. Jarak 200 meter dari Simpang Gandok bisa memakan waktu 10-25 menit kalo lagi hoki. Dalam keadaan transportasi normal jarak memutar tersebut bisa dilalui dalam ukuran 3-4 menit, tapi jarak belokan langsung seharusnya dapat ditempuh kurang dari 1 menit.
Masalah mulai timbul sekitar 3 bulan yang lalu, ketika lampu merah lalu lintas dari arah Siliwangi mengalami kerusakan. Tidak ada tanda-tanda bahwa lampu hidup menunjukkan warna merah ato hijau (boleh jalan), sehingga para pengendara dari arah Siliwangi yang mau belok ke Ciumbuleuit (setelah jam 18:00 atau pada hari libur) hanya bisa menduga-duga apakah lampu sudah hijau atau belum. Tiga bulan yang lalu adalah menjelang pemilihan walikota Bandung dan dapat saya maklumi kesibukan tersebut seandainya membuat focus perhatian pemkot Bandung agak distracted. Tapi 3 bulan sudah berjalan, masih saja belum diadakan perbaikan sama sekali nah ini yang ajaib. Lebih ajaib lagi karena dipertigaan tersebut ada Pos Polisi yang cukup aneh untuk dianggap tidak aware adanya kerusakan lampu lalu lintas di pos penjagaannya tersebut.
Bagaimana Pak Dada, bisa tolong dibantu anakbuahnya untuk bisa bekerja lebih baik? Sentil dikit deh boss, pagi-pagi demen tuh liat anak buah kerja ga beres disemprot dikit.
Aug 09
Kemaren habis berolahraga pukul memukul bola 300 yards, saya nyempetin muter-muter BEC (Bandung Electronic Center) sambil ngambil oprekan motherboard komputer buat proyek ngoprek lagi (ngoprek terusssss kapan duitnya ya? ๐ ). Well, pulang dari ngobrol di salah satu toko temen setelah melirik MSI “Axioo” Wind turun ke lantai 2 dan 1 sambil ngelongok-longok tempat jualan handphone. Secara getooo sekarang toko handphone bertebaran Henpon-henpon merk “ling-ling” yang harganya bersaing mulai dari 200rb-an perak. Jadi pengen tau liat trend handphone 2-On (HP yang bisa dipasang 2 SIM card). Juga henpon-henpon yang berfasilitas TV built-in dan touch screen.
Hasil muter-muter ma temen akhirnya ngeloyor juga karena dari beberapa hasil observasi ternyata:
1. Henpon 2On juga ga ada yang murah paling murah 1,4-1,5jt jadi percuma gua gadai-in 2 henpon yang ada juga pasti nomboknya bisa beli 3 henpon lagi ๐
2. Indonesia ini negara aneh jangan-jangan nanti keluar produk 8On kata temen saya karena kalo mau berkomunikasi murah harus sesama operator. Ada 8 Operator harus ada 8 nomor. Paling praktis pake henpon 8On.
3. Apalagi henponnya ada otomatis penghitung pulsa yang bisa auto insert model kalkulasi operator yang njlimet itu. Kalo cuma 2On kayaknya cuma bisa buat satu operator. XL untuk SMS ato XL untuk bicara wakakaka ๐
4. Jangan cari henpon yang nginstallnya aja butuh 7 jam ๐ *iPhone hahahaa.. ini mo pake henpon apa mo buat gaya-gayaan ๐
Jadi kesimpulannya apa? Biar kata orang kita susah duit tapi handphone berjut-jut laku aja disini. Yah jadi menurut saya henpon terbaik adalah:
1. Pilihan henpon terbaik adalah henpon yang begitu diidupin langsung dapet orderan. Syukur-syukur orderan sekian M ;)) Nah itu jauh lebih baik daripada petantang-petenteng bawa henpon ukuran massive cuma buat penampilan.
2. Henpon yang tau diri. Henpon yang begitu liat customer service cantik langsung tau diri minta diservis :))
3. Kalo mau murah beli lakban aja plesterin dua henpon anda jadi henpon 2On.
Olah raga dulu ahh sembari mo liat besok pilwalkot gmana tuh hasilnya.
Aug 06
Pada saat ini sedang berlangsung debat live Debat Calon Walikota Bandung di TVOne menjelang pemilihan walikota pada tanggal 10 Agustus 2008 nanti. Beberapa catatan yang saya tangkap dari acara ini (saya nonton ditengah baru pulang dari kerjaan) *mohon ditambahkan di komentar bagi rekan-rekan yang menonton.
1. Pak Dada Rosada (Diusung Golkar-PDI)
Tidak banyak yang saya kenal soal keberadaan Pak Dada sebelum ini karena beliau jarang muncul di publik secara live (TV), baru kali ini saya melihat langsung performance beliau di TV. Ga banyak komen karena baru nonton ditengah.
2. Pak Taufikkurahman (Diusung PKS)
Beberapa catatan kaki bahwa beliau menyatakan janji politik akan menjabat hanya sekali dan memberikan kepada generasi yang lebih muda dan pernyataan bahwa beliau menjanjikan kenaikan PAD Bandung dari 2.1 trilyun menjadi 3-4x lipat yang saya pikir mustahil karena tidak terpapar bentuk realisasinya.
3. Pak Hudaya (Independen)
Kelewatan udah lewat ternyata. Ada yang mo nambahin gmana performance nya tadi?
Secara umum saya lihat banyak rayuan-rayuan politik saja, secara pribadi saya ucapkan menyatakan terima kasih kepada pihak TVOne yang menyediakan ajang ini buat pendewasaan politik rakyat. Buat para calon, saya ucapkan selamat memegang amanah rakyat. Hidup ini cukup singkat boss, tolong jangan korupsi!
Recent Comments