Antara Ananda, Pengacara, dan Media

Social 22 Comments »

Kasus Ananda-Agung-Zalianty beberapa hari ini memenuhi seluruh harian online dan TV. Beberapa hal yang menyesakkan adalah Media Infotainment menjadikannya sebagai komoditi utama, selain kasus perceraian artis, gossip, dan bahkan sampai ke acara Apa Kabar Indonesia Pagi.

Para pengacara pun asyik dengan seratus satu jurus silat lidah tingkat tinggi mewakili para klien dengan kepentingannya masing-masing. Salah satu menyatakan bahwa kasus penganiayaan tingkat oleh kalangan elit. Yang lain menyatakan bahwa pemberitaan media tidak berimbang dan menyudutkan.

Saya pribadi mengalami beberapa kasus penipuan dalam perjalanan hidup ini. Seperti mungkin anda masing-masing pernah mengalaminya. Banyak pengalaman tersebut hanya dipendam dalam hati dan dijadikan pengalaman hidup yang berarti.

Andai saja kita kembalikan hidup ini adalah integritas dan decency, dan nilai setiap orang adalah ditunjukkan oleh integritasnya terhadap dirinya dan decency terhadap orang lain, mungkin kita semua akan berakhir dengan menjalani hidup yang lebih indah, tanpa harus merugikan orang lain.

Betapa kita semua mulai mengalami degradasi moral, bahwa prioritas hidup masing-masing komponen bangsa adalah memikirkan diri sendiri demi satu kata besar bersama komoditas.

Nilai Uang Indonesia Sudah Merosot 1/10,000,000th kali???!!

Social 28 Comments »

Mata Uang Zimbabwe
Sebagian dari pengguna internet di Indonesia saat ini mungkin masih terlalu muda untuk pernah denger bahwa Indonesia pernah mengalami pemotongan nilai uang dari 1,000 rupiah menjadi 1 rupiah saja, karena hal itu dilakukan pada tahun 1966 pada jaman Menteri Soemitro (ref: pdf, html) . Saya sendiri cuma pernah mendengar cerita itu dari orang tua saya. Cerita ayah saya bahwa penyakit orang Indonesia itu juga latah pengen cepet kaya (ga diawasin), jadi misalnya tadinya harga salak 1,700 rupiah per kilo –kemudian disanering– jadi 2 rupiah, dengan gampangnya pedagang naikin harga jadi 3 rupiah, 4 rupiah (yang sama dengan 3,000 dan 4,000 rupiah nilai lama). Hayah ga terasa tahun 80an sudah nyampe 1,700 rupiah lagi yang artinya udah sama aja dengan dulu (ilang nilai value tiga nol), sekarang juga udah ga dapet deh salah sekilo udah 6,000 an paling murah ๐Ÿ˜€

Liat mata uang Indonesia sekarang sedih banget, pegang 10,000 rupiah cuma bisa beli satu kresek gorengan @600 perakan dengan toge yang menyusul cuma berapa ekor doang ๐Ÿ˜› halah-halah…

Memang mata uang Indonesia belum seseram mata uang Zimbabwe yang 100,000,000,000 dollars ๐Ÿ˜€ tapi ga ada nilainya, atau seperti Turki yang pernah memotong 6 nol mata uang Lira nya. Nah tapi pegang uang Indonesia segembol aja kok ya cuma dapat selembar (itupun pake antri dan ngisi form BI).

Sedihnya jadi orang Indonesia. Salah seorang kerabat di luar negeri yang pernah iseng saya ajak pindah ke Indonesia malah menjawab “Ooo… berapa juta-juta duit gua kalo kerja di Indonesia” hahahaha… secara dia sendiri ga pernah liat uang sampe juta juta ๐Ÿ˜€ ato seorang expatriat tetangga dibelakang rumah yang maksa bokap minta fotoin ybs satu koper uang ketika itu memegang 8 juta rupiah cash untuk membeli mobil hardtop seken ๐Ÿ˜€ Dia komentar “Wah seumur hidup saya ga pernah pegang uang satu koper”.

Sisminbakum… Korupsi Bukan? :D

Social 26 Comments »

Seru ya jadi pejabat di negeri ini ๐Ÿ˜€ Saya mah ga mau ikut-ikutan berhitung, cuma mau geli-gelian aja dengan pat-pat gulipat ucapan pejabat.

Buat PT. Sarana bla bla bla *ya namanya juga swasta… usaha, cari kesempatan biasa atuh. Yang rame itu ketika ngomongin ucapan pejabat publik yang harusnya bertanggungjawab terhadap nasib masyarakat.

1. Pengakuan Yusril pertama “Wah itu diteken jaman Menteri Hukum dan HAM adalah Marsilam Simanjuntak.”

2. Pengakuan Yusril kedua “Waduhhh sorry salaah (sambil pasang tampang cengar-cengir)… waktu itu yang jadi Menteri Hukum dan HAM nya adalah Pak Mahfud MD”.

Hmmm bingung juga, pas diliatin dokumen tersebut yang neken kok ya Yusril ya bwakakakkaa… Rame pisan pat pat gulipat Laksamana ini ๐Ÿ˜€

3. Paling rame ketika ada pernyataan bahwa Korupsi dari mana lah yang melakukan investasi 400 Miliar itu murni dari PT. Sarana… jadi negara kan ga dirugikan ๐Ÿ˜€

Pinter ya, lah itu 1.685.000 rupiah yang harus disetor per setiap kali notaris mendaftarkan nama perusahaan baru yang 90% diambil PT. Sarana, nah yang 10% diambil ke kas Koperasi dan disalurkan ke nyonyah-nyonyah pejabat itu apa ga masuk kategori korupsi pak? ๐Ÿ˜€

Mantap emang di Indonesia, semua omongan bisa dibalikkan. Hanya dan hanya di negeri ini ๐Ÿ˜€ Negeriku tercinta. ๐Ÿ˜€

*Jadi inget omongan Pak Taufik Kiemas soal penjualan Indosat dalam wawancara di TV… “Loh sapa bilang dijual lah itu perusahaannya masih ada di sini”. Huahahahaa kok ya lama-lama mirip dagelan srimulat semua yah ๐Ÿ˜€ Sama dengan orang betawi ngomong “Wah itu mah rumah kakek ane…. tapi ga tau sertipikatnya sekarang dimana ya, udah pindah tangan”.

Telanlah pil itu. Bahwa kita ga lebih dari numpang di negeri sendiri. Pak JK toh ngomong “Halah nolong Bakrie dikit aja udah pada ribut, dulu pada nolongin konglomerat-konglomerat lain kayak BII, dll dll abis-abisan.”

Asyiiiikkk bener ya jadi konglomerat dan pejabat di negeri impian ini ๐Ÿ™‚

Benerin Jembatan 5 Bulan Ga Kelar?? Heibat

Bandung, Social 31 Comments »

Salah satu yang paling menyebalkan dari kebebalan pejabat-pejabat terkait adalah tingkat kepedulian yang rendah. Salah satu di Bandung yaitu jembatan di Ujung Jalan Setiabudi yang menuju Cihampelas, ga kelar bikin dari jaman fir’aun juga. Perasaan saya dari jaman bulan Juli kali yee sampe sekarang sudah mo 2009 udah mo krismon tahap 2 masih aja sibuk bongkar pasang.

Saya ga tau apa para pejabat ga pernah pada buka mata ato pada puasa sehingga ga bisa marah kali ya saban kali lewat sana bisa buang waktu sekian puluh menit x sekian hari = sekian puluh jam terbuang percuma.

Malah perasaan rumah disebelah jembatan dari ga ada sama sekali sampe sekarang udah mo kelar finishing doang. Halah-halah… benerin jembatan kok iya lebih lama dari bikin rumah yo pakcik pakcik… teruk sangat lah awak ni!

Kalo di Amrik udah ada jembatan Brooklyn yang bisa bertahan 100 tahun dari tahon 1883, nah ini jembatan gitu doang perasaan ga sekali dua dibongkar. Ngarepin bisa diproyekin pak? Ya elah. Haram makanan lo tuh!

Aksara Untuk Siapa???

Bandung, Social 28 Comments »

Saya ga tau tepatnya kapan, tapi apabila diperhatikan sekarang jalanan di Bandung memiliki dua bahasa. Saya ga tau apa maksudnya ini? Ini aksara Sunda? Yang masih bisa baca emangnya sapa sih? Secara maksud proyek ini apa sih? Melestarikan budaya sunda? Lah di sekolah saja sudah tidak pernah diajarkan aksara sunda. Jangan-jangan Pak Wali dan Pak Gubernur aja juga tidak bisa baca, ato cuma satu-satunya pejabat yang bisa baca?

Kirain bahasa negara mana gitu demi mengundang turism. Meni Bandung pisan euy!

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in