Renungan: Berapa Banyak Uang Yang Anda Habiskan Dalam Sehari?

Social Add comments

Pertanyaan ini ditujukan hanya buat kalangan orang biasa, pekerja, pengusaha swallow seperti saya, bukan untuk para OKL yang bisa mengadakan pesta perkawinan semegah *cough bikin perusahaan 😉

Pertanyaan ini sebenarnya mengacu pada satu hal, apakah nilai uang dan UMR di negeri kita ini sudah terbilang layak? Tujuh belas tahun yang lalu (ya, Rendy masih kelas 1 SD! 😀 ) saya bisa menikmati pendidikan tinggi di salah satu universitas negeri ini dengan uang saku 60 ribu rupiah per bulan. Uang segitu cukup untuk makan, transport dan biaya fotocopy rutin untuk menunjang pendidikan tinggi di negeri ini (kala itu). Uang kuliah semester juga tergolong murah hanya 90 ribu rupiah satu semester (itu juga udah pake demo, karena tahun-tahun sebelumnya hanya 60 ribu rupiah yang berarti kenaikan cukup tinggi sebesar 50%). Makan di kala itu di kantin-kantin kecil masih sekitar 700 rupiah dan belanja makan 1700 sudah merupakan suatu kemewahan luar biasa. McDonald pun beberapa tahun kemudian Fillet-o-Fish nya hanya Rp.1700 perak, artinya bawa 10 ribu perak di kantor berani deh ngajak cewe nonton dan makan 🙂 Gaji professional saat itu (1995-1996) berkisar 2 juta hingga 4 juta rupiah.

Tujuh belas tahun kemudian, setelah 10 tahun kita mengalami krisis moneter, sebagian besar masyarakat masih bergulat dengan pendapatan minimal 10 ribu rupiah perhari. Makan bubur pinggir jalan juga sekarang berdua sudah ga berani bawa duit kecil dari 50 ribu rupiah. Transport ini itu pun memakan biaya lebih dari 10 ribu rupiah. Taxi jaman dahulu masih berfoya-foya dibawah 10 ribu rupiah, sekarang bisa melebihi 100 ribu rupiah (tergantung jarak). Pertanyaannya adalah berapa banyak uang yang anda habiskan dalam sehari?

Apabila anda menghabiskan 300 ribu rupiah dalam sehari berarti sebulan anda membutuhkan 9 juta rupiah dalam sebulan, itu belum terhitung biaya rutin bulanan untuk keluarga, dan yang paling penting adalah tabungan. Apabila sekarang kebanyakan entry level engineer menikmati pendapatan hanya 2 juta sampai 4 juta rupiah maka bisa dipastikan bahwa hidup anda tekor. Parameter lain bagi pekerja di kota-kota besar sebenarnya cukup sederhana, coba cek tawarkan membeli laptop hari itu juga, apakah dia memiliki uang lebih bersisa untuk pengeluaran mendadak seperti itu?? Bisa dipastikan kebanyakan orang biasa tidak memiliki tabungan yang cukup untuk pengeluaran mendadak seperti itu.

Sebenarnya apa yang salah dengan kondisi ini? Apakah biaya hidup di negeri ini sudah sangat tidak kompetitif dibandingkan dengan biaya hidup di negeri lain (relatif terhadap penghasilan?) Apabila demikian bisa dipastikan lebih banyak orang berpendidikan memimpikan meninggalkan negeri ini untuk sekedar jadi kuli kerah putih (atau biru) di negeri orang meraup sekian ribu dollar sebulan.

Dalam pengamatan saya memang kondisi biaya hidup di negeri ini sudah semakin tidak masuk akal (terutama di kota-kota besar), tidak berlalu di beberapa kota kecil yang masih cukup murah dan kompetitif. Harga makanan dan layanan pun disini relatif sangat mahal (apalagi apabila dibandingkan dengan kondisi pelayanan dan kebersihan) yang di tawarkan di tempat  (negara) lain.

Bagaimana menurut anda? Apakah ada yang salah dalam penataan sistem hidup di negeri ini? Ekonomi biaya tinggi? Dan bagaimana kota tempat tinggal anda? Dan bagaimana anda bisa menyelamatkan diri dari keadaan ini? Pertanyaan berikutnya, apabila anda-anda yang sudah punya kebutuhan tertiary mengakses internet saja masih kelabakan dengan mensiasati kondisi hidup di negeri ini, bagaimana anda bisa menolong orang lain yang notabene rakyat jelata??

61 Responses to “Renungan: Berapa Banyak Uang Yang Anda Habiskan Dalam Sehari?”

  1. Anggara Says:

    saya sih enggak pernah menghitung tuh, jadi enggak tahu persis, tapi rasanya hidup sudah semakin sulit deh

  2. IMW Says:

    Biaya hidup tinggi atau banyak orang yg ndak tahan godaan ? Atau juga karena banyak orang “duit lebih” tapi ndak sanggup ngerem utk tidak pamer..

    http://indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com/2008/07/strategi-abg-menjaring-sasaran-di-mal.html

  3. adinoto Says:

    # IMW Says:
    July 29th, 2008 at 3:43 pm

    Biaya hidup tinggi atau banyak orang yg ndak tahan godaan ? Atau juga karena banyak orang “duit lebih” tapi ndak sanggup ngerem utk tidak pamer..

    http://indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com/2008/07/strategi-abg-menjaring-sasaran-di-mal.html

    => I thought we discussed about this bro, kalo yang lu pointed beda kali topiknya. Kita kan ga sedang ngebahas abegeh dan per-mall-an hehehehe… ini murni biaya hidup di pinggiran jalanan juga sekarang sudah mahal dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

  4. Syafrudin Abi-Dawira Says:

    @49.
    Pengalaman saya, meski orang sederhana berusaha tetap sederhana, ternyata semakin besar pendapatan semakin besar “pengeluaran” tetap berlaku, karena pemasukan memang secara alamiah akan minta jalan keluar. Nah jalan keluar ini yang menurut saya ada tiga macam:

    -1- Jalan keluar hedonist. Pengeluaran konsumtif tambah, pengeluaran untuk investasi tetap NOL. Hasilnya makin puyeng kepala, apalagi jika tiba – tiba kena PHK :-).

    -2- Jalan keluar frugalist-kapitalist. Pengeluaran konsumtif tetap, pengeluaran untuk investasi bertambah. Hasilnya pendapatan makin besar sehingga senyum makin lebar, bisa juga puyeng ketika salah hitung sehingga jadi buntung :-).

    -3- Jalan keluar frugalist-philantropist. Pengeluaran konsumtif tetap, pengeluaran untuk donasi bertambah. Wujud donasi bisa beragam:
    -a- menambah jatah dana zakat / infak, ini yang paling umum.
    -b- menambah daftar tanggungan (keponakan / adik / kerabat ikut numpang atau diberi beasiswa).
    -c- menambah jatah dana pemberdayaan masyarakat (rekrut tetangga jadi tukang cuci / tukang kebun / baby sitter / …).
    Hasilnya rizki makin berkah sehingga pendapatan cepat sekali bertambah.

    Kenapa orang enggan jadi frugalist, padahal Warren Buffet saja juga menembuh jalan frugality.

  5. adinoto Says:

    Syafrudin Abi-Dawira Says:
    July 29th, 2008 at 11:18 pm e

    => Bwakakaka TOBBB BGGTTTT kang! Demen banget gua ma analisanya :)) Alhamdulillah gua juga udah belajar dari observasi bahwa mau senang hari tua (ga pusing dan ga mikirin di PHK), berbanyaklah investasi… semoga ga salah hitung wakakakka bisa sekem nanteee 😛

  6. Remo Harsono Says:

    Warren Buffet orang Indonesia sebelah mana ya? 🙁

  7. adinoto Says:

    # Remo Harsono Says:
    July 30th, 2008 at 2:05 am

    Warren Buffet orang Indonesia sebelah mana ya? 🙁

    => Warteg Tegal Abadi itu yang punya layanan Buffet itu ya Siwaren Buffet kang 😛 *ngacirrr

  8. Panda Says:

    ” bukan untuk para OKL yang bisa mengadakan pesta perkawinan semegah *cough bikin perusahaan ”

    saya suka kata2 ini Pak, salam kenal 🙂

  9. cm4nk Says:

    Jadi…brp sebenarnya gaji yg pantas buat engineer?? 🙂
    *ngambil kalkulator, dan note,catat buat protes ke Bos bulang depan*

  10. jim Says:

    barangkali semuanya itu bisa dikredit? hik hik hik … pesta kawin megah itu nanti direimburse ke kantor kok. jadi santai saja.

    masyarakat indonesia punya bakat untuk gaya pisan. biar lauk cuman kerupuk, sambel, atau garem, tapi gaya gak boleh kalah.

  11. http://911porsche.beep.com/ Says:

    I wanted to post you a bit of note to say thanks a lot again on the incredible basics you’ve contributed above. It’s quite strangely generous of people like you to give unhampered exactly what most people might have sold as an e book to make some profit on their own, particularly since you might have tried it in case you wanted. These advice in addition served like the fantastic way to realize that many people have a similar interest the same as my personal own to figure out very much more related to this issue. I’m certain there are some more pleasant instances in the future for folks who read your site.

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in