Seputar Pencalonan Diri Menjadi Walikota Bandung (Part 2)

Bandung, Social Add comments

Menyambung topik seputar pencalonan diri saya menjadi Walikota Bandung Perseorangan (Independen) (baca: Manifes saya), berikut beberapa update yang ingin saya sampaikan:

1. Menilik responds yang saya terima dan dukungan dari rekan-rekan lewat comment, telpon, dan SMS, saya putuskan untuk meneruskan pencalonan diri tanpa harus menunggu 300 comment di blog.

2. Kemaren saya sudah mendatangi kantor KPU Pilwalkot Bandung untuk mengambil formulir pendaftaran, juga menyempatkan diri berbincang-bincang dengan Bapak Ridwan Effendi (Kasubbag Hukum & Humas) dari KPU tentang sosialisasi pencalonan independen. Pembicaraan juga ga melulu masalah teknis, tapi juga masalah pengharapan soal kelancaran pelaksanaan KPU pilwalkot ini, kurangnya tim teknis di lapangan untuk membantu verifikasi suara di PPS, dan kondisi umum masyarakat di negeri ini. Harapan beliau juga (dan kita semua) bahwa siapapun yang terpilih merupakan pilihan terbaik bagi kota ini, dan harus dapat diterima oleh semua pihak baik yang menang maupun yang kalah.

kpuwalkot.jpg

3. Per kemaren tanggal 8 Mei 2008, sudah ada 20 calon independen yang mendaftarkan diri di KPU Pilkot Bandung. Hal ini merupakan suatu sinyal bahwa calon independen/perseorangan disambut meriah oleh masyarakat. Bahwa Kota Bandung merupakan percontohan pertama implementasi Undang-Undang yang baru disahkan soal calon perseorangan/independen, merupakan hal menarik untuk dicermati. Dengan kinerja partai seperti sekarang, sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk menunjukkan kepada partai bahwa tugas yang mereka emban adalah sebagai wakil rakyat bukan hanya mewakili partainya.

Saya sendiri sehari sebelumnya sempat di hubungi oleh Paman Tyo, ngobrol-ngobrol ringan seputar pencalonan ini, beberapa hal yang saya quote menarik adalah statement beliau bahwa “Yang anda bangun ini adalah jalan setapak, mungkin yang menikmatinya nanti adalah orang lain”. Ya Paman, perjuangan untuk memberikan pembelajaran, minjem istilah rekan Made Wiryana adalah diskursus (discourse) bagi masyarakat bahwa kita semua sudah capek dengan model perpolitikan seperti sekarang, 1o tahun kita jalani tanpa perubahan yang berarti.

Rekan JaF juga kemaren ngagetin dengan melakukan wawancara untuk Radio Singapore International (www.rsi.sg/indonesian), wawancara publik saya pertama sehubungan dengan karir politik, dilakukan via telpon selama 20 menit untuk kebutuhan on air 10 menit. Ga tau deh apa yang di potong nantinya.

Secara tidak sengaja juga saya kemaren bertemu dengan Sdr. Sonny Soedharsono, Ketua Umum Asosiasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang notabene juga merupakan Calon Independen Pemilihan Calon Gubernur Jawa Barat kemaren (yang belum beruntung belum mendapat pengesahan Undang-Undang pada masa itu), kami banyak ngobrol seputar kondisi masyarakat dan perpolitikan yang ada.

Sebagai catatan akhir, ada beberapa pengalaman penting dan menarik yang saya alami selama proses ini berlangsung. Pertama, secara tidak langsung mengalami proses pengayaan diri terhadap interaksi langsung kepada masyarakat, seperti ketika salah seorang anggota masyarakat yang dengan sukarela membagikan Manifes saya dihadang dan dibentak dengan perkataan “Maneh rek nantang aing?” dan pertanyaan-pertanyaan masyarakat yang muncul seperti “Titelnya apa ya?”, dan upaya beberapa calon independen lain untuk mendiskreditkan dengan melakukan black campaign. Sungguh pembelajaran ini adalah sesuatu yang mahal, tapi sungguh suatu pengalaman tak ternilai rasanya ketika kadang pada satu malam memperoleh SMS langsung dari warga

“Saya salah seorang yg setuju dgn niat Bp, namun lebih baik klu latar belakang Propesi/Jabatan soalnya saya orang gagap Teknologi, Bagaimana pa? Trim’s”Saya kemudian memberikan balasan…

“Terima kasih kang atas dukungannya, buat kita yg penting ada pembelajarannya bagi masyarakat semua bahwa partai bukan satu-satunya jalan untuk bisa berkontribusi ke masyarakat dg menjadi pemimpin. Soal teknologi, itu cuma hobby kang, tentunya kita bangun solusi yang mengedepankan rakyat dan berbasis ekonomi kerakyatan seperti pemikiran pemikiran saya di www.adinoto.org sekali lagi hatur nuhun.”

kemudian… “Trm ksh atas jawaban dari bp nmn ltr blkng bp saya msh blm th saya engga bisa mengakses Internet jadi saya hnya tahu tujuan bp saja,saya brd d lain tmpt-” “saya hanya seorang msrkt kecil yg merasa simpati dengan tujuan bp,dan untuk mdnsosialisasikan bp saya kesulitan diplomasi,karena keterbatasan ilmu-nyambung”

Saya hanya bisa menjawab…

“Oh ya kang. Yang penting kita sama sama coba membangun kota tempat tinggal kita ini menjadi tempat yg lebih nyaman dan baik bagi semua kang. Caranya bisa macem2, dimulai dari kesadaran dan lingkungan terkecil kita. Setuju ga kang? Kalo ga kita yg perduli dgn tempat tinggal kita sapa lagi? Hormat saya.”

Betapa suatu perasaan tersendiri untuk bisa langsung berkomunikasi dengan masyarakat kecil. Dimana pada saat sekarang perekonomian sedemikian sulitnya bagi sebagian orang, maka kepedulian dan ketajaman perasaan makin terabaikan.

Satu catatan kecil, terakhir tapi tidak kalah pentingnya, saya rasa berat bagi seluruh calon independen untuk dapat memenuhi persayaratan administratif 80.000 KTP (3% dari jumlah penduduk, dan minimal 50% dari seluruh kelurahan yang ada). Dengan jumlah penduduk 2,1 juta jiwa, setiap calon independen pilwalkot Bandung minimal membutuhkan 63 ribu kopi KTP (ditambah dengan resiko duplikasi dukungan dan kopi KTP yang tidak sah maka angka 80.000 merupakan angka minimal yang masuk akal). Apabila syarat sedemikian berat dipersyaratkan untuk Calon Independen/Perseorangan, kenapa syarat yang sama tidak dipersyaratkan untuk Calon dari Partai? Atokah hanya akal-akalan partai besar saja agar keincumbent-an nya tidak tergoyahkan? Bagaimana menurut anda?

41 Responses to “Seputar Pencalonan Diri Menjadi Walikota Bandung (Part 2)”

  1. rendy Says:

    “titelnya apa yah?”

    orang yang ikhlas untuk mengabdi pada masyarakat

  2. devari Says:

    Maneh rek nantang aing?

    apa artinya ya btw? ๐Ÿ™‚

  3. satria Says:

    @ devari: Artinya kamu nantangin saya dalam bhs sunda ksara

  4. Adham Somantrie Says:

    adhamsomantrie.com mendukung aa nata, walaupun tanpa KTP bandung…

  5. aRdho Says:

    maju terus! ๐Ÿ™‚

  6. abah oryza Says:

    bos, ada isu kalo ktp yang harus dikumpulkan harus asli?dapet dari lampungpost.com

    orang kadang lihat titel dan sebagainya, apakah titel membawa perubahan? ah bullshit, sok maju weh kang

  7. I Nyoman Rudi Says:

    Kalimat tanya terakhir anda membersitkan keraguan. Sebuah pertanyaan yang sifatnya retoris. Kang Adi, yang penting keep fight aja dan siap-siap Jump Forward. Komunitas IT di Bandung pasti bersimpati untuk melakukan sosialisasi ke grass root. Keep on Moving!!!

  8. fisto Says:

    maju terus, kang!…soal ktp itu insya Allah akan ada jalan keluarnya…

  9. Rafki RS Says:

    Menurut saya persyaratan KTP 3% dari jumlah penduduk untuk calon independen,sah-sah saja. Untuk partai sebenarnya juga ada persyaratan yang sama, namun partai sudah memenuhinya ketika verifikasi pendirian dan pengesahan partai tersebut jadi peserta Pemilu. Ditambah lagi bukti bahwa Partai tersebut memang meiliki pendukung, melalui kursi yang mereka dapatkan di DPRD. BTW, untuk persyaratan 3% tersebut saya fikir tidak terlalu berat kalau si calon memang serius. Maju terus Kang.

  10. adinoto Says:

    # Rafki RS Says:
    May 10th, 2008 at 7:24 am

    Menurut saya persyaratan KTP 3% dari jumlah penduduk untuk calon independen,sah-sah saja. Untuk partai sebenarnya juga ada persyaratan yang sama, namun partai sudah memenuhinya ketika verifikasi pendirian dan pengesahan partai tersebut jadi peserta Pemilu. Ditambah lagi bukti bahwa Partai tersebut memang meiliki pendukung, melalui kursi yang mereka dapatkan di DPRD. BTW, untuk persyaratan 3% tersebut saya fikir tidak terlalu berat kalau si calon memang serius. Maju terus Kang.

    => Hanya kendalanya dalam 20 hari. Karena Bandung merupakan percontohan pertama calon perseorangan, semua serba mendadak dan belum fix.

  11. Hedi Says:

    Saya setuju A’…bahwa aturan 3% itu adalah akal2an partai atau incumbent. Mereka menampung aspirasi demokrasi dan usulan agar ada kesempatan calon independen. Tapi cuma sebatas retorika, karena prakteknya akan sulit meski tidak mustahil.

    Maju terus wae lah A’

  12. Ramainya Pemilihan Kota Bandung « Wong nDeso yang Katro Says:

    […] wah untung saya tidak jadi ikut mencalonkan diri juga . Hahahahaha. Yang masih menimbang-nimbang untuk ikut mencalonkan diri juga ada, misalnya pak Adinoto. […]

  13. deni tea Says:

    Aa belum jawab pertanyaan saya sebelumnya, jadi saya cut and paste kembali disini:
    AA Noto yang saya hormati, setelah saya baca beberapa tulisan Aa tentang kota Bandung, rasanya tidak terlalu banyak dan belum memperlihatkan konsep-konsep pemecahan masalah kota Bandung.

    Sebagai sesama generasi muda saya ingin mendukung independen manapun yang saya anggap baik dan murni, tapi rasanya tidak ingin membeli kucing dalam karung. Untuk menjadi Pimpinan kota Bandung tidak cukup hanya semangat, tapi harus ada bukti kecintaan, pemahaman yang mendalam, dan solusi-solusi yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan berbagai masalah secara baik. Orang Bandung asli lebih diharapkan, walaupun itu bukan syarat mutlak.

    Coba paparkan konsep Aa, rencana Aa dan langkah-langkah nyata yang sudah dilakukan menuju kursi walikota Indenden, sehingga kami tidak ragu untuk mendukung. Kalau soal blogger yang masih muda, asli Bandung dan punya perhatian yang banyak tentang kota Bandung, saya juga melihat ada Pa Arry, dosen ITB yang juga secara resmi sudah mendeklarasikan diri sebagai calon independen di http://bandungindependen.wordpress.com. Konsepnya sudah lebih jelas A!

    Tah, kumaha Aa Noto? Sudah pPunya konsep juga yang bisa kami lihat? Sekretariat untuk pengumpulan KTP saja belum saya lihat A!

    Salam blogger.
    denitea

  14. daustralala Says:

    Kang, saya rasa sebaiknya ente mundur aja. Kayaknya ente terlalu naif untuk jadi politikus. Syarat KTP itu memang wajar. Benar kata Rafki RS.

  15. daustralala Says:

    Hahaha, denitea pendukung Arry yak? hehehe…

  16. adinoto Says:

    # deni tea Says:
    May 10th, 2008 at 12:07 pm

    Aa belum jawab pertanyaan saya sebelumnya, jadi saya cut and paste kembali disini:
    AA Noto yang saya hormati, setelah saya baca beberapa tulisan Aa tentang kota Bandung, rasanya tidak terlalu banyak dan belum memperlihatkan konsep-konsep pemecahan masalah kota Bandung.

    Sebagai sesama generasi muda saya ingin mendukung independen manapun yang saya anggap baik dan murni, tapi rasanya tidak ingin membeli kucing dalam karung. Untuk menjadi Pimpinan kota Bandung tidak cukup hanya semangat, tapi harus ada bukti kecintaan, pemahaman yang mendalam, dan solusi-solusi yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan berbagai masalah secara baik. Orang Bandung asli lebih diharapkan, walaupun itu bukan syarat mutlak.

    Coba paparkan konsep Aa, rencana Aa dan langkah-langkah nyata yang sudah dilakukan menuju kursi walikota Indenden, sehingga kami tidak ragu untuk mendukung. Kalau soal blogger yang masih muda, asli Bandung dan punya perhatian yang banyak tentang kota Bandung, saya juga melihat ada Pa Arry, dosen ITB yang juga secara resmi sudah mendeklarasikan diri sebagai calon independen di http://bandungindependen.wordpress.com. Konsepnya sudah lebih jelas A!

    Tah, kumaha Aa Noto? Sudah pPunya konsep juga yang bisa kami lihat? Sekretariat untuk pengumpulan KTP saja belum saya lihat A!

    Salam blogger.
    denitea

    => Kang Deni dan Rekan sewarga semua,
    Berhubung didesak sampe 2x sama Kang Deni, saya jadi terpaksa harus menjawab (pertama alasan saya tidak menjawab semua pertanyaan di posting sebelumnya adalah rawan riak/provokasi),

    Begini, Kang kalo cuma konsep, semua pendahulu kita sudah punya konsep pembangunan kota ini, bahkan beberapa pendahulu mantan walikota sudah memberikan copy buku contoh perencanaan kota untuk semua aspek kehidupan yang ada di kota ini mulai dari Transportasi dan Perekonomian secara umum dan mendetail (dikerjakan oleh pakar-pakar dan profesor di bidangnya). Saya rasa yang dibutuhkan lebih bukan ke arah jargon-jargon jualan, tapi siapa yang ingin melaksanakan tanpa embel-embel niat ingin memperkaya diri sendiri. Orang yang mau mengerjakan pengabdian masyarakat dengan tulus tanpa motivasi uang.

    Konsep membangun ekonomi kerakyatan dan ekonomi kecil sudah bolak balik saya tulis di blog ini, mengapa lingkungan-lingkungan seperti Paris Van Java tidak bisa direplikasi menjadi 20-30 buah diseluruh kawasan di Bandung, TAPI diisi oleh pengusaha-pengusaha kecil. Orang yang anda kenal dari dulu jualan bubur kacang ijo, sampe 20 tahun kemudian cuma bisa jualan bubur kacang ijo. Kalo pemerintah daerah perduli mereka bisa menyediakan kebutuhan pangan masyarakat dengan harga terjangkau (kita menyediakan standard kebersihan dan rasa). Konsep bahwa setiap orang “belajar muterin uang” adalah konsep dimana ekonomi kecil akan tumbuh. Semua orang punya usaha kecil yang teratur dan difasilitasi pemerintah daerah maka ekonomi kota tersebut akan sehat.

    Contoh lain adalah transparansi pengelolaan uang rakyat. Sebagai kota maka harus dikelola secara transparant. Berapa anggaran per tahun yang diperoleh Kota Bandung untuk menjalankan kegiatannya, berapa pendapatan kota, berapa masing-masing alokasi untuk masing-masing dinas dan kebutuhan pengelolaan. Kalo selama ini transparansi aja tidak ada, bagaimana kita tau uang dipergunakan buat apa.

    Bagi saya pribadi sudah hampir tidak pernah melihat pemimpin yang mau turun dan berdialog di bawah. Pemimpin yang turun dan berbaur dengan masyarakat. Cari tahu kesulitan di masyarakat, bukan cuma formalitas kunjungan yang tak berarti. Kapan terakhir kita menyaksikan figur pemimpin yang demikian? Figur pemimpin yang ada adalah Pemerintah (harusnya kenapa ga diganti jadi Pesuruh Rakyat).

    Soal calon independen lain, saya rasa tidak perlu untuk saling melemahkan. Saya menerima banyak tekanan dari (justru calon independen lain) yang menyatakan bahwa calon independen harus bersatu, sampe ke masalah sederhana seperti formulir (yang merupakan format standar KPU), mengapa harus melakukan provokasi apabila kita semua niatnya ingin melakukan discourse (pembelajaran) buat masyarakat. Ga perlu khawatir kang, masing-masing punya caranya masing-masing untuk mencoba berkontribusi ke masyarakat. Biarkan masing-masing mencoba jalan terbaik yang ingin dilakukan untuk melakukan fungsi kontribusi ke masyarakatnya masing-masing.

    Saya yakin figur seorang calon independen manapun sulit untuk memenuhi persyaratan dari KPU dengan jumlah dukungan 80rb KTP dalam waktu yang sangat pendek ini, jadi apa pun yang sudah dilakukan adalah untuk kebaikan bersama tanpa harus ribut-ribut.

    Soal sekretariat dan lain-lain, yang saya lakukan bersama relawan yang ada adalah turun langsung ke kantong-kantong masyarakat, apa kang deni berminat membangun sekretariat dukungan buat saya?

  17. Anthony Fajri Says:

    Angka 3% itu bukan akal2an partai besar. angka 3% itu hasil dari revisi undang2 pemerintahan daerah. bahkan, andaikan penduduk bandung ada 2.1juta jiwa, syaratnya bisa jadi 5%.

    Jadi, rasanya tidak etis kalo berburuk sangka terhadap partai besar ataupun calon incumbent (PS: INI BUKAN PROVOKASI), karena angka itu adalah produk undang-undang.

    mengenai apakah angka itu terlalu tinggi atau tidak, tentunya dikembalikan ke pembuat undang-undang itu serta angka ideal jumlah calon kepala daerah. kalo syaratnya cuma 0.5% sih barangkali calon independennya ada 30.

    gimana, udah dapet calon belom? atau mau maju sendirian?

  18. Ade Says:

    Saya rasa untuk visi dan misi menuju kursi walikota perlu untuk dimuat dalam satu posting khusus.

    Oya, om, perkembangan di lapangan (off-line) gimana?

  19. IMW Says:

    Halah gini hari ngeributin konsep darn rencana, apa pada mo nempel dan kira-kira project apa yg bakal ada kalau ada yang menang gitu he he he he

    Bukannya utk create concept dan program cukup pakai program “concept, program generator” (ada tuh mungkin di lapak-lapak Mangga Dua) he he sim salabim tuh kertas dg bla-bla langsung bisa dihasilkan. Kayak ndak tahu aja apa yang terjadi di beberapa proyek pemerintah he he hee konsep keren, program bagus, pelaksanaan memble.

    Sudah lah back to basic aja, lihat kebersihan figur dan niat dulu.

    Buat nomor 17, itu kayak sirkular argument, produk UU ditentukan oleh partai yg sedang duduk dalam DPR kan.

  20. deni tea Says:

    AA Noto (Nata?), dupi Aa urang Sunda asli?
    Tiasa basa Sunda? Domisili di Bandung?
    Raraosan urang Bandung pasti langkung reugreug upami dipingpin ku urang Bandung, turunan Bandung, sadidinten di Bandung, janten ngartos pisan masalah kota Bandung.

    Hatur nuhun Aa parantos ngabeberkeun pemikiran Aa,
    tos kahartos, walaupun numutkeun abdi calon independen anu sanes tos aya anu langkung lengkep sareng mantep pisan konsepna. Abdi pernah ameng ka sekretariatna. Aya tim ahli anu memang palalinter anu siap ngadukung. Dupi Aa aya tim ahlina? Emutan abdi mah, mayunan masalah kota Bandung moal tiasa dibereskeun ku walikota hungkul, tapi kedah didukung ku tim anu palalinter tapi sanes anu sararedep artos.

    Sementawis abdi teu acan tiasa ngabantos janten sekretaritat, da abdi mah jalmi alit, rorompok hareurin, moal tiasa dijantenkeun sekretariat. Ieu oge, internet-an teh di warnet wae.

    Sementawis abdi condong ngadukung Mang Ade sareng Kang Arry anu langkung jelas konsep-konsepna. Mugi Aa henteu bendu. Abdi mung tiasa ngaduakeun, mugi Bandung dipingpin ku independen, sanes ku partai. Independen mana wae abdi teu kaabotan, asal urang Bandung, sareng murni niatna.

    Hidup Indenpenden. Maju Terus A!

    Baktos,
    Deni tea

  21. idham Says:

    [Mode Nyunda ON!!]
    wah jadi rada rada sarkicus ieu teh perkawis pencalonan Kang Adinoto janten Walikota, ari engke kumaha atuh nasib abdi anu jalmi alit pami bade meser sabangsaning Mac atawa Apple teh, meureun ngke mah sesah atuh bade SMS atanapi nelpon ka Kang Adinoto teh da kedah via protokol cenah atanapi aya ajudan anu mang ngangkatkeun telpon teh teras saur si ajudan teh Kang Adinoto na nuju teu tiasa di hubungi.
    [Mode Nyunda Off]

    apakah Kang Adinoto / Aa Nata teh sudah memikirkan kedepannya kegiatan yg selama ini sudah di rintis ini akan di bagaimanakan, apakah penyaluran niat kang Adinoto yang murni dan tulus itu harus memalui posisi seorang walikota? saya yang sudah pernah nimbrung di pemerintahan setidaknya paham bahwasanya pengalaman yang cukup dan idealisme itu tetap masih kurang apabila kita belum di dukung segala pihak yg memang memiliki kekuasaan dalam menentukan perarturan, di Bandung di Jakarta di mana saja tetap ada Mafia diatas Pemerintahan yang memimpin pakah Kang Adinoto sudah mengenal beliau beliau ? apakah sosialisasi yang Kang Adinoto lakukan terhadap civitas kota bandung sudah di anggap cukup?
    saya bukan ingin menyurutkan keinginan tulus untuk membangun bandung yang lebih baik tapi apakah Kang Adinoto sudah mencoba jalur lain ? Misalkan seluruh Calon independent berkumpul kemudian bermusyawarah dan menghasilkan solusi yang lebih tepat bukankah itu lebih baik? daripada sekedar mengumpulkan Tanda tangan / fotocopy KaTePe.
    Seandainya point2 yang saya sampaikan ternyata sudah di pikirkan sebelumnya oleh Kang Adinoto mungkin anda memang siap untuk menjadi walikota Bandung berikutnya, dan seandainya Kang Adinoto memang jadi walikota Bandung berikutnya (Amiien) apakah bisnis per-Apple-an akan ada yg meneruskan (sapa tau saya mau apgret2 Mac saya sama ibook yg kemaren beli dari Kang Adinoto tea)

    Selamat dan sukses dari Warga Tetangga (Cimahi)

  22. Eep Says:

    pendukung synar kampanye di blog aa nata.. wakakak

  23. Eep Says:

    deni tea said:

    Sementawis abdi condong ngadukung Mang Ade sareng Kang Arry anu langkung jelas konsep-konsepna. Mugi Aa henteu bendu. Abdi mung tiasa ngaduakeun, mugi Bandung dipingpin ku independen, sanes ku partai. Independen mana wae abdi teu kaabotan, asal urang Bandung, sareng murni niatna.

    naaah, aa nata.., kudu jelas dong programnya apa..? hehehe

  24. Eep Says:

    deni said:

    Independen mana wae abdi teu kaabotan, asal urang Bandung, sareng murni niatna.

    Hare gene masih mengangkat isu “asal asli urang Bandung”? halah.. hahaha

    http://eepinside.com/?p=887, Tendang Obama dari Amerika, hehehe

  25. deni tea Says:

    Kang Eep, mudah-mudahan kang Eep teu lepat ngartos.

    “Sementawis” abdi memang ngajatuhkeun pilihan ka Kang Syinar, kumargi sagalarupina tos langkung jelas, sareng tiasa ditepangan langsung ku abdi. Upami bade nepangan AA Noto (Nata?) mah duka kedah ka mana sekretariatna oge.

    Abdi sanes tim na Kang Syinar, tapi sementawis abdi simpati pisan kana niat sae na. Masalah “kedah asli urang Bandung” mah, eta mah ngan numutkeun abdi hungkul salaku jalmi anu teu nyakola. Da, upami sadidinten teu di Bandung sareng teu tiasa basa Sunda mah, kumaha bade ngajak masyarakat handap anu langkung akrab dicaketan ku basa Sunda. Komo, upami isu eta dikait-kaitkeun jeung si Obama mah, wah, abdi mah teu ngartos….

    Upami kang Eep maos lengkep komentar abdi di luhur:
    “….. Mugi Aa henteu bendu. Abdi mung tiasa ngaduakeun, mugi Bandung dipingpin ku independen………”

    Salaku urang Bandung asli anu ngajungjung luhur budaya sareng tata krama, abdi tos neda dihapunten ka AA Noto. Sakali deui, pilihan “kedah urang Bandung” mah, mung emutan abdi hungkul anu teu nyakola tea.

    Pinter, gaduh konsep sae hungkul mah raraosan teu cekap kanggo mingpin Bandung, tapi kedah ngahiji hatena jeung masyarakat Bandung.

    Abdi hawatir memperkeruh hubungan para independen. Abdi ngawakilan pribadi, salah sawios pemuda Bandung.

    Sakali deui, mugi AA Noto sareng Kang Eep ngartos.

    Baktos,
    Deni tea, anu teu nyakola,
    tapi abdi urang Bandung asli anu
    masih ngajungjung tatakrama Sunda.

  26. adinoto Says:

    Saderek sawargi sadayana, Teu kedah rame-rame atuh dah abdi oge wargi Bandung, asli Cidadap.

    Hatur nuhun,

  27. Eep Says:

    kahartos pisan Cep Deni, pami hoyong terang naon kereteg hate abdi, mangga dititenan dina blog abdi: http://eepinside.com/?p=887

    Cep Deni teu kedah nyarios salira teu nyakola bari diembuhan masih ngajungjung tatakrama Sunda. Kalimah pertama siga nu handap asor, tapi kalimah terakhir teu murwakanti kana kalimah pertama. pami saur kasarna mah ngusapan bari rada neke saeutik eta teh.. heheheh

    punten ah.. abdi sanes jurkam dan pendukung AA nata. hatur nuhun

  28. IMW Says:

    ITB di Bandung, tapi banyak orang yang masuk ITB jadi lancar bahasa Jawa, alih-alih lancar bahasa Sunda.

    Masih pentingkah ke”aslian” etnis ke ke ke ke. kalau melihat sudah makin “nasional”nya Bandung.

    BTW koq banyak yang udah mikirin “apa yang dilakukan kalau menang, program apa”. Lha ini masih fokus apa proses pemilihan he he he apa yang bisa dipelajari bagi publik pada proses ini.

  29. deni tea Says:

    Kang Eep, abdi mung hoyong negeskeun yen abdi sanes tim sukses atanapi jurkam salah sawios independen, tapi simpatisan salah sawios pasangan, saparantos ngabandingkeun rencanana masing-masing. Raraosan, teu aya lepatna ngadugikeun pendapat salami didugikeun kalayan santun.

    Tos kahartos oge yen akang oge sanes jurkam atanapi pendukung AA Nata. Hayu urang dukung independen, nu mana wae, anu ku urang masih diyakini yen calon eta teh niatna masih murni, sanes damelan partai anu bade ngacak-ngacak independen. Kawajiban masyarakat Bandung kanggo nyalametkeun Independen.

    AA Nata bade teras maju, mangga…., abdi teu pernah ngahalang-halang, nu sanes oge mangga …..

    Akhirna masyarakat anu bakal milih, mana anu paling cocok di hate masyarakat. Hidup Bandung!

    Salam,
    Deni tea.

  30. idham Says:

    @Adinoto
    kang cios teu ngadamel sekretariat teh ?
    saya tos bewara ka baraya di Riung Bandung perkawis Calon Independen anu nyentrik hohohoho lumayan aya 8 KaTePe

  31. Ananda Putra Says:

    Aku dukung Aa Nota jadi walikota Bandung.
    Tapi kang, setahuku, pemimpin yang bagus itu adalah pemimpin yg diangkat oleh org2 yg dipimpinnya, bukan pemimpin yg mengangkat diri. *no offense*

    Kalau mulai dari jadi Ketua RT/RW/Lurah gimana, Kang?

  32. MT Says:

    Go…. AA Noto…… Go…….

  33. Koen Says:

    Dah tanggal 14. Jadi nggak sih?

  34. Donny Verdian Says:

    Setuju ama quote-nya Paman Tyo… Aa mungkin mbikin jalan setapak tapi nanti yang menikmati orang lain…

    *sambil dengerin mp3 interview-nya Aa Nata dengan radio ituw”

  35. sai Says:

    Nuwun sewu kawulo punika tiyang alit ingkang boten remen politik, kaitan kaliyan mBandung amargi marasepuh almarhum ingkang asli Bukittinggi {alumni Elektro ITB} kagungan kersa kondur dateng mBandung 15 tahun kepengker sak bibaripun pensiun …

    Bab tiyang alit punika ingkang dipun betahaken sanes kathah program, namung kebutuhan saged nyukupi pangan tur papan/sandang kangge keluwargo … minimal saged nyukupi pangan …
    amargi punika, sinten mawon calon-ipun kedah kagungan “rasa” kangge sedaya kawula.

    ===

    Jangkriiik … pating cluthak cangkemku … wis suwi ora maca/nulis model ngono …

    Intine : maju wae Pakde Noto … kabeh awalan-e seko niat .. niatanmu apik …

    Amit mundur,
    +++sai sends

    Urip sugih tanpo bondho
    digdoyo tanpo aji
    ngluruk tanpo bala
    menang tanpo ngasorake

  36. Arry Akhmad Arman Says:

    Semoga sukses! Semoga Bandung bisa dipimpin independen yang cinta Bandung dan punya niat murni untuk membangun Bandung. Jangan menyerah! Kita harus maju terus walaupun banyak pihak yang merasa terganggu dengan kehadiran kita dan mulai mempersulit ruang gerak kita.

    Salam independen.
    arry akhmad arman
    http://bandungindependen.wordpress.com

  37. Warga Asli Bandung Says:

    Yayi Nata …
    Sudah berani mencuba tos sae lah ๐Ÿ™‚

    Klo cuma 10-50 KTP seh mungkin bisa, lebar we mepet waktunya …

    Simkuring asli Bandung ti taon 1970-an. Ngeser ka Cimahi taon 1995.

    Mun dikumpul-kumpul sagala rupa duduluran jeung babaturan meureun bisa kana rebu, tp perlu sataun jeung rada ancrad-incrid, he…he…

    Mun teu ayeuna, lima tahun lagi sajah lah. Siap? ๐Ÿ™‚

  38. SatriaK Says:

    Salam.

    Meskipun konteksnya berbeda, tapi tidak ada salahnya calon pemimpin daerah berpikir global.

    Saya ingin bertanya bagaimana pendapat aa Noto tentang konflik palestina-israel. Apakah negara Israel itu patut diakui keberadaannya atau tidak?

    Terima kasih atas jawabannya.

  39. adinoto Says:

    # SatriaK Says:
    May 17th, 2008 at 4:18 pm e

    Salam.

    Meskipun konteksnya berbeda, tapi tidak ada salahnya calon pemimpin daerah berpikir global.

    Saya ingin bertanya bagaimana pendapat aa Noto tentang konflik palestina-israel. Apakah negara Israel itu patut diakui keberadaannya atau tidak?

    Terima kasih atas jawabannya.

    => Konteks ini tidak untuk dijawab di forum ini. Maaf.

  40. ipiit Says:

    akang..kebetulan Bulan Ini (juni) Jurnal KPU Kota Bandung mau bahas tetang calon perseorangan, bisa gak akang bikin tulisan (opini) tetang itu..maksimal 4 lembar A4 dengan spasi dua ๐Ÿ™‚
    ato apa kek, jadi isi jurnalnya lebih “berwarna”
    abis pusing baca tulisan orang2 “ahli” politik
    mumpung kita masih milih bahan berita yang bakal tampil
    nuhun..

  41. driving school Says:

    I am a consistent blogger reviewing 100รขโ‚ฌโ„ขs of blog posts on a monthly basis with the intention to help me build a more powerful stream of posts for our small local paper however I have not seen a blog with so many reviews, your current readership amounts must be extremely high. I’d personally enjoy doing an article on a outstanding blog site master in order to make it possible for local residents increase their perspectives; if this appears to be interesting perhaps you may possibly make a piece of writing about how you grew the web coverage of your site.

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in