Renungan: Cita-Cita Ato Mimpi?

Social Add comments

Banyak orang yang suka bilang kalo masa kecilnya suka bercita-cita ingin jadi A, B, C, ingin jadi dokter lah, jadi pembalap F1, jadi penerbang jet tempur, ato menjelajah ke ruang angkasa?

Menurut saya harus dibedakan antara Cita-Cita dan Mimpi. Well, tahukah anda apa bedanya cita-cita dan mimpi? Just glue a date on it, and it becomes a goal. (Cantumkan tanggal di mimpi anda dan hal demikian menjadi cita-cita).

Hal itulah yang membedakan antara CITA-CITA dan MIMPI. Mimpi tidak memiliki batasan waktu alias sesuatu yang dibicarakan begitu saja, jadi bunga pembicaraan, jadi wow faktor abegeh? biar dibilang keren? Tapi cita-cita adalah sesuatu yang BERBATAS WAKTU. Tanpa batasan waktu, maka cita-cita hanyalah mimpi. Karena tanpa batasan waktu, cita-cita tidak lebih dari mimpi di siang bolong, dan seiring waktu hanya merupakan suatu perulangan seperti pungguk merindukan bulan. Tidak pernah coba diraih. Tidak ada upaya. In short, just a nonsense or bullshit talks.

Anda punya Cita-Cita? Tempelkan target waktu anda. Dan kejarlah dengan langkah perlahan tapi pasti. Berhentilah bermimpi.

*Terinspirasi oleh tulisan senior medio 1998. Was it you, Arvino or Bona? Thanks for the enlightment, bro.

20 Responses to “Renungan: Cita-Cita Ato Mimpi?”

  1. isnan chodri Says:

    okay …. saya akan tulis besar2 dan akan saya kasih tanggal …

  2. adinoto Says:

    isnan chodri Says:
    April 15th, 2008 at 4:04 pm e

    okay …. saya akan tulis besar2 dan akan saya kasih tanggal …

    => Hahaha tanggal undangan? 😛 *ngacirrr

  3. Diki Says:

    Cita-cita basah.. eh yg ini mah ga bisa pake tanggal ding ^^. Btw kaya lagu sembilan puluhan ni pake jawaban segala, but you got it right 😉

  4. adinoto Says:

    # Diki Says:
    April 15th, 2008 at 4:12 pm e

    Cita-cita basah.. eh yg ini mah ga bisa pake tanggal ding ^^. Btw kaya lagu sembilan puluhan ni pake jawaban segala, but you got it right 😉

    => Dik, lu emang udah jadul angkatan 90an wakakak masih keneh pake celana bawahnya ketat itu? Kayaknya mungkin udah 2x circle lu deh taon 80an dulu kan elu termasuk motor penggeraknya juga kan, setelah jaman gaya celana Arafik yang kayak kapak 😛 *ngacirrrrr

    Ref: http://chickenstrip.wordpress.com/2008/04/04/chickenstrip-91-skinny-jeans/#comments

  5. IMW Says:

    Udah beli baju anti peluru blon loe ?

  6. Okta Sihotang Says:

    klo menurut aku sih, cita – cita itu diraih dari mimpi..
    so, mimpi aja yang sebagus – bagusnya.. 😉

  7. idarmadi Says:

    AA, eloe waktu kecil cita2nya jadi orang sirik? WAKAKAKAAKAKAKAKAKAKA

    Let’s the war begin….. (war drum please….)

    Saya rasa sih engak ada salahnya mo cita2 jadi pembalap F1, penerbang jet tempur, maupun astronaut. Namanya juga cita2, yang bedanya dengan mimpi bak rambut dibelah 7.
    Cita2, IMO, tidak harus bertargetkan waktu, karena banyak faktor external seperti perbedaan antara realitas dengan fantasi, sikon, faktor dumb luck, dll

    Yang harus diperhatikan dalam perbedaan cita2 dan mimpi adalah faktor external itu. Yang membedakan antara realitas dengan mimpi.

    Cita2 adalah menjadi pilot pesawat tempur. Tapi kalo cita2 menjadi pilot Gundam, itu namanya mimpi walau sama2 pesawat tempur.

    AA Noto bercita2 jadi walikota? itu sah. Kita semua bercita2 supaya RS tobat? itu mungkin mimpi.

  8. wennyaulia Says:

    paling enak emang mimpi ya…
    bisa seenaknya gak usah pake usaha 😀

  9. IMW Says:

    Adinoto bukan mimpi jadi walikota, tapi berencana 🙂 kampanye terselubung, terang-terangan, kan sudah dimulai.

  10. adinoto Says:

    # Okta Sihotang Says:
    April 15th, 2008 at 5:26 pm e

    klo menurut aku sih, cita – cita itu diraih dari mimpi..
    so, mimpi aja yang sebagus – bagusnya.. 😉

    => Hehehee… mimpi nomor bagus? 😀

  11. adinoto Says:

    # idarmadi Says:
    April 15th, 2008 at 8:15 pm e

    AA, eloe waktu kecil cita2nya jadi orang sirik? WAKAKAKAAKAKAKAKAKAKA

    Let’s the war begin….. (war drum please….)

    Saya rasa sih engak ada salahnya mo cita2 jadi pembalap F1, penerbang jet tempur, maupun astronaut. Namanya juga cita2, yang bedanya dengan mimpi bak rambut dibelah 7.
    Cita2, IMO, tidak harus bertargetkan waktu, karena banyak faktor external seperti perbedaan antara realitas dengan fantasi, sikon, faktor dumb luck, dll

    Yang harus diperhatikan dalam perbedaan cita2 dan mimpi adalah faktor external itu. Yang membedakan antara realitas dengan mimpi.

    Cita2 adalah menjadi pilot pesawat tempur. Tapi kalo cita2 menjadi pilot Gundam, itu namanya mimpi walau sama2 pesawat tempur.

    AA Noto bercita2 jadi walikota? itu sah. Kita semua bercita2 supaya RS tobat? itu mungkin mimpi.

    => Tidak ada bagian tulisan saya yang menyalahkan kalo orang bercita-cita ingin jadi pembalap F1, penerbang jet tempur, maupun astronaut. Menanamkan cita-cita setinggi-tingginya. Yang saya bahas kalo cuma jadi bunga omongan setelah x years sih mungkin bukan cita-cita.

    There’s no dumb luck about becoming something. Oh yeah, karena dumb luck tiba-tiba lu bisa jadi astronaut? O yeah, rite. 😀

  12. adinoto Says:

    # wennyaulia Says:
    April 15th, 2008 at 8:23 pm e

    paling enak emang mimpi ya…
    bisa seenaknya gak usah pake usaha 😀

    => Hehehe usahanya cuma cari bantal enak dan kasur 😉

  13. Dzinofa Says:

    Cita2 ato Mimpi.. gt ko Repot… Dunia ato Akhirat.
    Kita disini lg bermimpi dung.. mau mimpi terus..? mau apa hari kemudian..? ada gk cita2 buat hari pembalasan itu.
    disana jawabannya pasti ada.. dan itu pasti berbeda arti masing masing

  14. fcmario Says:

    Aku gak percaya sama yang namanya luck ataupun kebetulan. Semua terjadi karena “ada” yang mengizinkan sesuatu itu terjadi.

    Saat kita memperoleh sesuatu yang menyenangkan kita, yang melalui sebuah proses di luar akal dan sangka kita, kita sering menyebutnya “luck”. Padahal belum tentu itu baik buat kita. Sebaliknya saat kita menghadapi sebuah masalah, kita anggap “unlucky”. Padahal itu bisa saja itu baik untuk menempa kita.

    So sehubungan dengan topik di atas, saya setuju kalau cita-cita harus mempunyai target. Soal dunia akhirat, aku rasa itu tidak ada hubungannya dengan cita-cita (kecuali bercita-cita untuk bunuh orang!) Orang hidup harus fokus dengan tujuannya saat hidup. Bergunakah ia untuk orang lain dan lingkungan? Atau apakah cuma menjadi duri dalam daging bagi tetangganya? Perihal dapat apa di akherat, yang di atas pasti akan adil menilainya. Biar saja orang mati mengurus orang mati. Demikian.

    Walah…malah panjang dan ngawur. Maafkan daku, ya!

  15. suryo Says:

    Bro, waktu kecil saya selalu bingung ditanya cita2-nya apa 🙂 tp saya punya banyak mimpi, dan mimpi itu yang akhirnya mengkonstruksi cita-cita.

    saran saya jangan berhenti bermimpi, bahkan mimpi yang mustahil, karena mimpi adalah tambang cita-cita.

    bermimpilah,tapi jangan cuma mimpi 🙂

  16. aji Says:

    salam hangat

    saya setuju banget untuk terus bermimpi. juga setuju untuk berbagi cerita tentang cita-cita.

    Cita-cita harus Spesific, Mega, Achieveable, Recognizable dan Time Framed.

    silakan kunjungi blog saya:

    http://www.dreamsmarter.blogspot.com

    trims dan salam
    aji

  17. kitingan.wordpress.com Says:

    cita2 saya jadi pengusaha, tp sekarang malah jadi karyawan.. hehehheheheh, ada yang bisa tulis pendapatnya mengenai karyawan vs usaha sendiri di blog saya???? kitingan.wordpress.com

  18. Aswandi Says:

    Jangan suka bermimpi nanti kita gila,tapi jadilah manusia yg menciptakan mimpi.

  19. rumputliar Says:

    kalo dalam mewujudkan cita2 tapi ru sadar salah jalan,gimana jalan buat kembali??apa ada jalan buat kembali??

  20. Qa'kud0 Says:

    mnurut aq sih,, cita-cita tu ya dtg’a dr mmpi-mmpi dulu…
    nah klo antara mmpi (citi-cita) dngan khayalan itu bru brbda….

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in