Kita Yang Cuma Jadi Korban Pasar Produk High Tech (Dan Low Tech Tentunya) — Nehalem, Sekem Berikutnya

Technology Add comments

Buat anda yang pencinta mikroprosesor tentu familiar dengan nama Merom, Santa Rosa, Yorkfield, Penryn, dan puluhan cryptic words yang bikin orang awam “males”, dan yang bikin “orang IT” dianggap “geek” dan “pinter”.

Congratulations, anda sudah jadi korban dari sekem marketing perusahaan raksasa dunia seperti Intel. Yang jelas ratusan ribu pengguna komputer biasa (dan awam) cuma bisa membedakan “Pentium 4, Core 2 Duo” dan mungkin don’t give a shit about 45nm, 65nm, FSB, pipelining, cache, let alone kesadaran akan teknologi itu semua adalah sekem marketing.

Salah satu sekem marketing yang paling hobby dilakukan Intel saat ini adalah mantra “Lu mo ganti processor, ganti board deh baru bisa!”, semua processor terakhir dari Intel seperti Pentium 4, beberapa jenis Core 2 Duo terakhir MENGHARUSKAN kita juga mengupgrade board kita, biar pun sama-sama socketnya LGA775. Mantra marketingnya adalah “Tidak kompatible, Chipsetnya ga mendukung Front Side Bus itu, ato voltage nya tidak didukung”, lalu lahirlah chipset-chipset (yang sekarang cenderung merupakan bisnis monopoly karena VIA sudah hengkang dari bisnis tersebut, dan tinggal Intel (major player) dan SIS, nVidia, pemain bisnis printilan dari overall market share yang ada.

Sim salabim! Setelah keluar chipset 945, G33, terus aja X48, ga cukup puas sekem terakhir Intel ya GANTI SOKET lagi, alias overall ganti sistem. Congratulations my friend, anda sudah 100% dalam genggaman raksasa dunia itu. Mau ngomong apa, Indonesia sebagai negara besar, industri besar begini saja ga punya. Semua manufakturing minimal sudah relokasi ke Malaysia (AMD, Intel, PowerPC/IBM), well done. Pemimpinnya sibuk mikirin apa ga tau deh.

Siap-siap belanja ganti komputer lagi tahun depan. Here’s the next big skemer, Nehalem:

10 Responses to “Kita Yang Cuma Jadi Korban Pasar Produk High Tech (Dan Low Tech Tentunya) — Nehalem, Sekem Berikutnya”

  1. yoxx Says:

    namanya kok bau “jewish” ya ๐Ÿ™‚

  2. firman Says:

    Kalau Metuzalem mah udah lama ada tuh.. pernah maen di Napoli.. ๐Ÿ˜›

  3. rendy Says:

    wakakakaka
    sudah waktunya kita pensiun maen komputer..

    biarkan komputer bermaen sendiri, terus setor duit ke kita

  4. Ananda Putra Says:

    Makanya jgn sering-sering makan lotek (Sunda: low tech).

  5. Iman Says:

    Zaman dulu juga begitu. Beli keluarga 386 trus 486 SX/DX, katanya bisa diupgrade cpu nya tanpa ganti mobo. Eh tahunya versi chip yg baru itu beda soket. Malahan beli cpu aja tak banyak beda harga dgn beli paket cpu+mobo. Asli sekem ๐Ÿ™

    Mestinya warga IT Indonesia cukup mengembangkan PC murah berbasis cpu yg udah mapan alias tak bakal ganti footprint lagi. Pakai solusi embedded yg jalan di mips/arm/8051/tricore/z80/superh macam ipod, pda, kamera digital, router buat SOHO dll. Nah pasang linux/freebsd deh, saya rasa cukup utk konsumsi kita. Wong asusEEE aja banyak peminatnya koq.

    Tapi ujung2nya AaNoto bilang, hari genee masih ngoprek linux … pegel deh ๐Ÿ™‚

  6. gobzip Says:

    Horeee ….
    Angkat Aa Noto sebagai governoor techno import nasi!!!

    Program unggulan-nya apa yach?
    Boycot Intel dan AMD?

  7. adinoto Says:

    # gobzip Says:
    April 7th, 2008 at 3:31 pm e

    Horeee รขโ‚ฌยฆ.
    Angkat Aa Noto sebagai governoor techno import nasi!!!

    Program unggulan-nya apa yach?
    Boycot Intel dan AMD?

    => Hehehe boycott Intel tentu ga ada hubungannya dengan urusan mikirin warga kang. Itu sih tulisan soal hobby dan sawer kepedulian tentang perlunya hemat energi bagi warga semua. Coba kita liat kondisi kelistrikan di negeri ini (energi), menyedihkan sekali kan. Syukur Intel sudah mulai mengurangi sekem nya dengan mengeluarkan processor yang lebih hemat energi (35-65 watt core 2 duo versus 230 watt di Pentium 4 seri terakhir), tapi lebih menarik lagi apabila ditekankan processor Intel Atom (0,6-2,5 watt) http://www.intel.com/technology/atom/

    Kalo si akang menanyakan program kerja kita sebagai calon walikota tentu ga ada urusan prioritas dengan dua kumpeni itu. Fokus kita tentunya pendidikan, kesehatan dan taraf hidup yang layak. Setuju ga kang?

  8. Affan Says:

    siapa bilang cuma kita end-user yg kena sekem. Orang tukang sekem nya di Amerika pun kena sekem produk mereka sendiri. Baca di http://spectrum.ieee.org/apr08/6095 . Barang2 IT cepet sekali obsolete, padahal jaman dahulu 60-80an teknologi itu bisa tahan sampe 20-40 tahun.

  9. adinoto Says:

    # Affan Says:
    April 7th, 2008 at 6:52 pm e

    siapa bilang cuma kita end-user yg kena sekem. Orang tukang sekem nya di Amerika pun kena sekem produk mereka sendiri. Baca di http://spectrum.ieee.org/apr08/6095 . Barang2 IT cepet sekali obsolete, padahal jaman dahulu 60-80an teknologi itu bisa tahan sampe 20-40 tahun.

    => Yo itu soal kita sebagai end-user kena sekem itu cuma tulisan meningkatkan awareness buat pembaca bro. Kalo tukang sekemnya kena sekem sendiri itu sih bego namanya hehehee…

    Barang IT emang sekem punya. Barang nyamuk. Kalo mobil dibikin mengikuti pace industri IT mungkin sekarang kita semua pake mobil 100.000cc dan quad barrel V36 ? ๐Ÿ˜€ hehehehe

  10. vicong Says:

    1. If you can buy “it”, it is obsolete.

    2. If you wait for the next best thing to come out before buying “it”, the next, next best thing will be coming out next month.

    3. “It” is never functioning to it’s full potential until “it” is discontinued in favor of the next, next, next best thing.

    lengkapnya silakan liat di : http://jonnyguru.com/modules.php?name=NDArticles&op=Story&ndar_id=3

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in