Pertamina Yang Merugi, Rakyat Yang Menanggung Beban?

Social Add comments

Baru mau ngantor dah denger siaran TV soal kenaikan bahan bakar Elpiji yang kemasan 50 kilogram. Kalo ga salah jadi 6 ribu? per kilogram? Hmmm terakhir gua jadi pengembara kerja di Jakarta tahun 1998 harga gas baru naik jadi 13 ribu perak per 15 kilonya. Alasan kenaikan adalah karena menutup kerugian Pertamina bisnis Elpiji.

Belum kelar urusan konversi minyak tanah ke elpiji, rakyat sudah harus dibebani kenaikan harga elpiji per tanggal 1 September 2007. Walaupun katanya? *konfirmasi dong, kenaikan ini diperuntukkan untuk Rumah Sakit, Mall, dan Hotel, apakah artinya ke jadi rakyat negara ini = kudu jadi superman, alias kagak boleh sakit??  Rumah sakit sudah sedemikian mahalnya dan scammnya masih dikasih beban yang dijamin akan meningkatkan harga pelayanan Rumah Sakit. Mampus aja dong jadi rakyat?

Efek domino itu yang apa Pemerintah lupa? Gas naik, ato BBM naik, ato skrg juga kenaikan tarif Jalan Tol bikin efek multiplikasi luar biasa. Naik di core nya 5% misalnya nah di end product kan bisa 30%++, Nah gimana ini kalo di core nya naiknya sudah 47%? Wah dijamin mencret jadi rakyat Indonesia.

Pertanyaan berikutnya, siapakah sih yang namanya Pemerintah itu? gua bingung jaman sekarang kok Anggota Dewan kayak Senat di Jaman Romawi. Jadi siapakah yang korup di negeri ini? Dahulu saya dari jaman kecil selalu berpikir kalo bedanya Indonesia dengan Malaysia adalah: “Indonesia, Pemerintahnya Ga Bener (baca Korup), Rakyatnya Bener; Malaysia, Pemerintahnya Bener (ga Korup),  Rakyatnya Ga bener”. Nah sekarang kok ya rasanya kebalik… Indonesia Rakyatnya pun dah pada ga bener, gara-gara mentalitas ga dibiasakan bener dari contoh pemimpin-pemimpin di atas. Jadi kesimpulannya? Kata saya sih harus TOP DOWN. Dari  Orang  Nomor Satu. Tangan Besi. Hajar. Dewan? Mohon maaf kok kayak gerombolan Senat Jaman Romawi yang pada kegemukan dapet hasil saweran tapi lupa rakyat. 🙁 …. Saatnya butuh pemimpin bertangan besi? Pak SBY kok ga keliatan tentaranya ya? Takut di demo rakyat? Ato takut di impeach Dewan? Lingkaran Setan. Capek bener. Katanya merdeka dah 62 tahun. 🙁

19 Responses to “Pertamina Yang Merugi, Rakyat Yang Menanggung Beban?”

  1. Budiaji Hartono Says:

    Haha, baca blog loe kok bikin nelangsa terus ya Oom isinya? 😛

    Udahlah, vote Aa Noto for Walikota Bandung! 😆

    Ech, ngomong2x…Pertamax bakal naek juga nich harganya. 🙁

    Puyeng…susah jadi orang tajir…! 😆

  2. Sasongko Says:

    Lah… SBY mah nggak punya tentara, doski kan pinter, walau nyali ayam. Gus Dur, punya nyali… tapi kebanyakan ngomong dan tidur, Megawati malah nggak punya otak dan nyali… Habibie kebanyakan mimpi.
    Aku rindu Suharto… oh Suharto… wakakakakaka

    Sekolah murah.. makan murah… kerja gampang… masabodoh dia dan kroninya perutnya gendut kebanyakan korupsi.

    Rakyat udah lama mampus… udah lama… sekarang yang ada adalah pengurai. Rantai makanan paling bawah… cacing… eksis dan beranak terus.

  3. denny Says:

    tiap kali denger iklan pertamina yang “kita untung bangsa untung” pengen muntah2 terus….
    yang untung ya tahu sendiri lah… kita mah “untung gak naik harganya”

  4. Azil Says:

    Takut di demo rakyat

    biar didengar ybs, harus eyd. yang bener itu “didemo” bukan “di demo” sekian.

    *wakakakak*

  5. Adham Somantrie Says:

    kalo ga ada pertamina, aku ga sekolah dong?

  6. adinoto Says:

    # Adham Somantrie Says:
    August 30th, 2007 at 4:10 pm

    kalo ga ada pertamina, aku ga sekolah dong?

    -> Mentang2 anak pertamina 😀 ayo Demo adham 😀

  7. Irvan Says:

    kadang butuh pemimpin yang mirip sosok bung karno. 😀
    *kadang-kadang*

    -IT-

  8. Budiaji Hartono Says:

    mmuah!

  9. yudiwbs Says:

    Selama Pertamina masih monopoli akan seperti ini terus.

    Sama seperti dulu waktu telkom monopoli, heboh setiap kenaikan harga pulsa telpon kabel. Coba sekarang? dengan persaingan, ternyata terbukti harga komunikasi bisa turun terus tuh.

  10. Tk Kiridit Says:

    jadi begini sodara-sodar
    pertama-tama ….

    demikian, paham? terima kasih

  11. Eka Putra Says:

    Itulah enaknya jadi penggede negeri ini. Hidup enak. Kerja santai.Makanya banyak yang antri jadi pengurus partai. Siapa tahu kebagian jabatan.

  12. masliliks Says:

    jadi gini kang, sebenarnya ini adalah taktik baru untuk melunakkan peraturan masalah HPH. asumsinya adalah,bila rakyat tidak bisa beli minyak tanah dan gas, sementara batu bara juga berbahaya untuk dipake dirumah tangga,maka jalan keluarnya adalah memakai kayu bakar.. maka dari itu dephut akan dipaksa melunakkan peraturan pemberian HPH yang selanjutnya akan mendongkrak pendapatan sektor perkayuan di Indonesia
    selanjutnya jika kayu dihutan sudah habis, nhaa… kan bisa bikin mall dan jalan tol tuh…

    ** ngeloyor lagi, pagi-pagi iseng trrusss

  13. adinoto Says:

    # Eka Putra Says:
    August 31st, 2007 at 4:41 am e

    Itulah enaknya jadi penggede negeri ini. Hidup enak. Kerja santai.Makanya banyak yang antri jadi pengurus partai. Siapa tahu kebagian jabatan.

    -> Slogannya apa kudu diganti “Kami Untung, Rakyat Buntung”

  14. adinoto Says:

    # masliliks Says:
    August 31st, 2007 at 7:05 am e

    jadi gini kang, sebenarnya ini adalah taktik baru untuk melunakkan peraturan masalah HPH. asumsinya adalah,bila rakyat tidak bisa beli minyak tanah dan gas, sementara batu bara juga berbahaya untuk dipake dirumah tangga,maka jalan keluarnya adalah memakai kayu bakar.. maka dari itu dephut akan dipaksa melunakkan peraturan pemberian HPH yang selanjutnya akan mendongkrak pendapatan sektor perkayuan di Indonesia
    selanjutnya jika kayu dihutan sudah habis, nhaa… kan bisa bikin mall dan jalan tol tuh…

    ** ngeloyor lagi, pagi-pagi iseng trrusss

    -> Nanti kita sekem posting teknologi yang ga butuh penguasa deh. Tunggu aja kalo udah kesel kita upload.

  15. Paman Tyo Says:

    Huh! Grhhhhhh!

    (menjadi rakyat Indonesia itu harus selalu belajar sabar dan tawakal)

  16. ojodumeh Says:

    *PETROMAX* deh buat negara kita yang “katanya” “KAYA” akan minyak+gas bumi…. Fyuh, biasalah…klo “GAJAH” jalan pasti yang kelindas “SEMUT”, maksutnya : “Setiap kebijakan yang dikeluarkan “PEMERINTAH” selalu saja “RAKYAT” yang menanggung “BEBAN”.
    Moga aja…negara ini bisa “ADIL DALAM KEMAKMURAN”.

    MERDEKA!!!

  17. idarmadi Says:

    SBY khan tentara dibelakang meja? Emangnya pernah ikut perang? Kelihatan dong, biar badan gede, tapi kagak ada tegap2nya kayak tentara beneran.

    Soal iklan Pertamina, sebenarnya ada kesahahan copywrite. Seharusnya “Kita (maksudnya Pertamina) untung, bangsa buntung”.

    HENTIKAN MONOPOLI PERTAMINA!!!! Itu kuncinya. Tidak adanya kompetisi yang terbuka, selamanya bangsa ini tidak akan untung. Pertamina itu sarang KKN terbesar di negara ini. (sorry yah untuk yang ada relasi atau kkn dengan Pertamina, nothing personal. :))
    Indonesia sudah merdeka 62 tahun, tapi bahan bakar bensin masih harus ‘impor’? pliiiss deh….
    Buka kompetisi bebas untuk pasar LPG, Bensin non pertamax, dan Minyak Tanah. Biar pasar yang menentukan harga. Kalau Pertamina mau nasionalis, bisa tetap saja menjual dengan harga yang katanya bersubsidi (tapi tidak transparan, berapa besar subsidinya, dan kemana saja larinya tuh subsidi yang sewaktu bensin naik ke 4500, katanya mau dialihkan ke pendidikan gratis dan pengobatan gratis….. ABCD…. )

    Mikirin para pengelola negara ini memang bikin capek.

    Makanya, mari kita dukung AA Noto untuk menjadi walikota Bandung. Ayo benahi Bandung!!!! 😛

  18. Cool Says:

    Wah Monopoli Pertamina sudah nda ada lagi Om, baca berita dunk…Liat aja dah banyak SPBU Shell dan Petronas…Untuk LPG karena di Indonesia itu bisnis merugi…kalo mau tahu untuk LPG 12 KG harga jual di pasaran Indoensia lebih rendah dr harga jual seharusnya, mana ada Perusahaan yang mau menjual barang dengan harga di bawah pasaran..coba…pikir ulang dech

  19. adinoto Says:

    # Cool Says:
    October 29th, 2008 at 11:23 pm

    Wah Monopoli Pertamina sudah nda ada lagi Om, baca berita dunk…Liat aja dah banyak SPBU Shell dan Petronas…Untuk LPG karena di Indonesia itu bisnis merugi…kalo mau tahu untuk LPG 12 KG harga jual di pasaran Indoensia lebih rendah dr harga jual seharusnya, mana ada Perusahaan yang mau menjual barang dengan harga di bawah pasaran..coba…pikir ulang dech

    => Ya seperti halnya Pertama Plus di Brunei itu harganya 3700 perak ya? disini hampir 3x lipet 🙂 ga lah kang mo ada dibuka shell ato petronas juga tetep efisiensi harus ada di pertamina, secara pertamina adalah badan usaha milik negara yg didirikan pemerintah untuk membantu warga negra memenuhi kebutuhan hidupnya. *baca UUD’45 apa kita boleh semena2 ngebor minyak di property sendiri?

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in