adinoto's blog

Karena terserang flu, saya tidur dengan setengah sadar. TV ga dimatiin, siaran ternyata masih MetroTV. Jam 6 pagian, saya masih dalam mimpi (mimpi beneran), dimana saya didudukkan ditengah satu forum akuisisi/merger/konsultasi para kompeni multinasional. Mirip para konsultan rookie, kita disuruh baca material (speed reading) dan diskusi dalam satu ruangan, diruangan itu ada beberapa tim lagi sedang diskusi. Bener-bener lagi diplonco. Yang pusingnya ketika menunggu satu kompeni lain, mereka akhirnya harus saya sadarkan dan saya harus menelan ludah ketika harus menjelaskan bahwa saya perusahaan IT, dan ga tau apa-apa soal ini. Gosh, serasa diplonco coy.

Lagi asyik-asyiknya keringatan dingin, sekaligus putar otak cari jalan keluar biar ga jadi sitting duck, gua denger teriak-teriak capex, SBI, dll kenceng banget. Beuh, setengah sadar tuh. Karena kedengeran menarik walo masih setengah sadar gua paksain bangun. Ternyata TV lagi muter soal editorial Metro dan membahas SBI 300 trilyun yang kemaren juga sempet rame dikoran. Menariknya, tumben kali ini tanggapan-tanggapan yang masuk semuanya kelas top class. Saya jadi tertarik bangun dah.

Tanggapan pertama saya dengar dari Pak Amril. Beliau mengutarakan, *sorry pak Amril kalo kontennya ga pas, maklum masih setengah sadar. Kalo pemerintah sibuk cetak uang, akhirnya bayarnya pake apa, dan cuma menyentuh kalangan konglomerat, padahal masyarakat sama sekali tidak tersentuh. Dengan berapi-api, pak Amril memberikan contoh kasus Lapindo dimana masyarakat tidak dipikirin oleh negara (Ulasan saya: Kelihatannya pak Amril cukup menguasai/tahu masalah ini, sehingga maksudnya berapi-api bukan tanpa ground). Kemudian dilanjutkan oleh pak Sunoto, Menyambung komen pak Amril, beliau menyampaikan (nembak pembawa acara yang pada titik ini mulai kelihatan “malu” karena telpon masuk = bermutu = menguasai bidangnya, sedangkan yang bersangkutan kelihatan bukan dari bidang finance, tapi cuma editor yang bolak balik ngebahas capex dll), pak Sunoto meneruskan bahwa parameternya bukan cuma Capex, ROI etc etc *ga jelas masih setengah ngelindur, tapi yang jelas omongan orang bisnis, tapi perlu bahwa uang segitu banyak bisa menggerakkan banyak orang ga? *dengan Lean Mean … …. (tolong pak Sunoto isi dong), yang intinya berapa banyak orang bisa tergerak dengan uang yang digelontorkan. Mirip konsep social engineering. Betul pak! Nah yang terakhir ga ngira telpon yang masuk adalah Fahmi Idris. Pembawa acara Amelia Ardan sempet nyeletuk apa ini pak Menteri tapi tidak dijawab oleh penelpon, tapi saya bisa assure kalo itu memang pak Fahmi yang menteri. Sebagai rakyat aja ya saya juga masih bisa bedain suara orang 😉 Pak Fahmi telpon bahwa BI sekarang sudah sebagai lembaga independen, dan intinya kecewa dengan posisi BI. Hmmm, tanggapan seorang Menteri aja kecewa, gimana rakyat ya pak? 🙁

Yah, memang sih, buat gua semua that Mumbo Jumbo government thing sudah way over. Bahasanya susah-susah. Rakyat yang ada dilupakan. Yang jelas model kepemimpinan demokrasi sudah game over. Demokrasi ga bisa, mo gimana juga ga bisa. Jadi inget berapa hari yang lalu pak Burhanuddin Gubernur BI komentar kalo Indonesia mau aman pake konsep demokrasi harus GNP 6600 dollar pertahun, dibandingkan sekarang yang cuma 4000 dollar setahun, padahal dulu jaman Pak Suharta 1500 dollar setahun. Aduh pak, mo berapa dollar juga itu angka man, yang penting gmana uang itu sesuai dengan nilai spendingnya. UMR sekarang 800rb tapi kalo buat kebutuhan sehari-hari juga ga nutup karena harga naik (Baca: Nilai uang turun) ya percuma. *waduh untung gua ga kerja di BI bisa keluar SP ato dipecat ne 😛 … sorry pak.

Well emang intinya pusing mengurus negara begini. Para pemimpin tertinggi (Presiden, Wapres) maksimal cuma bisa berupaya jadi fasilitator yang baik diantara game yang ada. Tapi gmana ga pusing nenggang kiri-nenggang kanan, belum lagi diganggu sama kejadian-kejadian force majeure, bencana alam, kecelakaan air, laut, udara, eh masih harus menghadapi serangan musuh abadi yaitu dari legislatif dan partai-partai.

Beuh, merindukan pemimpin tangan besi! *mana barusan liat berita Pak Wapres komentar soal trilyunan duit hasil korupsi nyangkut di Singapore, pada saat kunjungan beliau di Singapore. Ya pak itu udah lama tau deh kita dan dah lama jadi berita, tangan besinya tinggal gmana kita tunggu. Anda semua dapat dukungan rakyat saya yakin. Rakyat udah lama menderita nih. Paling kalo ga didukung *kesannya, ya karena di”gerakin” oleh orang-orang yang ga pengen status-quo nya diubah2. Politik uang lagi. Aduh capeee deeee. Yah gitu deh demokrasi. Welcome to the world of hell. My ass.