Benchmarking My Ass

Uncategorized Add comments

Menjelang tengah malam menonton berita TV SCTV soal rencana anggota DPR untuk melakukan benchmarking ke luar negeri; Prancis dan Amerika, yang disindir bahwa dikedua negara itu saat ini sedang “summer season” sehingga hampir semua tempat/kantor pemerintahan tutup. Pertanyaan saya selain pertanyaan umum “Apa yang dibenchmarking adalah…” Apanya yang mau dibenchmarking, wong sistem pemerintahannya juga beda, dan Mengapa harus segala sesuatunya dibenchmarking? Tidak bisakah mikir benar-benar mikir!! Toh apanya lagi yang mau dibenchmarking kalo cuma datang 1-2 minggu, lagian mengapa harus benchmarking kalo semua ngaku lulusan luar negeri? Bukannya dulu sudah bosan lihat dan tinggal disana?? Apa tidak pernah lihat luar negeri pak? Ato kesempatan njenguk anak yang lagi liburan disana?? There I said it!! Enough about this nonsense. Yang pasti ujung-ujungnya ingin benchmarking agar Take Home Pay DPR bisa disetujui untuk naik? Kenapa tidak dibenchmarking pendapatan disana dibandingkan dengan rakyat Indonesia yang masih banyak yang busung lapar pak?? Argghh anggota DPR membosankan… masih punya hati nurani tidak?

15 Responses to “Benchmarking My Ass”

  1. Dedhi Says:

    Jadi kepingin tahu, berapa banyak ya parlemen luar negeri yang berkunjung ke Indonesia?

    Atau seberapa banyak parlemen negara ASEAN lain berkunjung ke negara negara lain?

    Ada yang tahu?

  2. eni Says:

    bener tuh …..anggota DPR emang membosankan.
    Sampe mau ngomonginnya juga bosen.

  3. obyektif Says:

    Mungkin istilahnya saja tidak tepat? Benchmarking? Setahu saya, itu istilah dipakai untuk membandingkan 2 hal yang sejenis untuk dilihat mana yang lebih baik.

    Tapi ya mungkin ada arti kata lain lagi?

    Lebih tepat kalau menggunakan istilah “studi banding” ? Misalnya melihat bagaimana negara maju mengatasi kemacetan, bagaimana negara maju mengatasi sampah, dsb. Apa ini boleh diistilahkan dengan benchmarking?
    Saya bukan ahli bahasa sayangnya ๐Ÿ™‚

    Alasan karena mereka sudah pernah sekolah di luar negeri sehingga tidak perlu melakukan “benchmarking” rasanya kok kurang tepat juga. Misalnya, kalau mereka dulunya sekolah di Eropa, jelas tidak akan begitu tahu tentang Amerika. Lagipula, untuk benar2 mempelajari suatu topic (misalnya mengatasi kemacetan), orang butuh berhubungan langsung dengan lembaga terkait di luar negeri. Sebagai mahasiswa tentu umumnya tidak mendapat akses seperti ini.

    Menurut saya, studi banding ini sah dan layak saja dilakukan, ASALKAN DILAKUKAN DENGAN BENAR ! Tidak lalu membawa istri yang minta sangu ribuan dollar untuk pelesir/jalan2 !

    Studi banding semacam ini kalau dilakukan dengan benar, pasti membawa manfaat. Belajar dari mereka yang sudah dan memiliki teknologi yang lebih maju, jelas berguna sekali. Sebagian hal perlu dilihat secara langsung (melalui kunjungan), tidak cuma teoritis saja.

    Satu hal lagi yang mungkin berhubungan dengan hal ini (studi banding), pemerintah seharusnya membebaskan fiskal kunjungan ke luar negeri, supaya lebih banyak lagi masyarakat kita yang bisa melakukan studi banding sendiri. Lihat bagaimana caranya orang ngantri ! Apa untungnya tertib ! dsb. Mungkin ini terlalu mengada-ada? Ya, saya yakin akan bermanfaat kok.

  4. adinoto Says:

    Yoi boss… sekarang lu tanya aja sendiri nurani lu, kok bisa-bisanya kita sekarang sampe skeptis sama yang berbau “studi banding” ato “benchmarking” dari para wakil rakyat??… kuncinya itu saja.

    Soal banding ya jelas saya setuju sekali, kalo perlu semua orang Indonesia pernah banding dan berkesempatan ke luar negeri (dan pemerintah sudah seharusnya mencabut Fiskal ga jelas itu; soal yang satu ini kok ya jadi dagelan negara asing ya… all my overseas colleagues say … that’s crazy!). Tapi soal banding yang ini… anda tau arahnya kemana kan.

  5. obyektif Says:

    Yoi, betul sekali. Saking bencinya kita dengan tingkah pejabat (korupsi, aji mumpung, memperkaya diri, dst.), sampai kita sudah tidak bisa lagi melihat tujuan yang sebenarnya (banding). Saya sendiri juga merasakan hal ini kok. Yang saya paling ingat ya itu tadi, pergi ngajak istri lalu bancakan duit negara!

    Kapan ya negara kita bisa bersih birokratnya? ๐Ÿ™

    Coba kita hitung, sejak zaman yang digembar-gemborkan sebagai zaman reformasi, sudah berapa kali ganti kabinet? Memang ada perubahan? Kok sepertinya tidak ada!

    Kalau sudah begini, kita tanya hati nurani kita “Ada apa dengan bangsa kita? … apakah memang seperti ini lah wajah (sifat) kita yang sebenarnya?”

    SEMOGA TIDAK!

    Harapan saya, generasi tua itu disingkirkan lalu diganti generasi muda yg baru, gres, fresh! Ya tidak menjamin bakalan memperbaiki keadaan, tapi minimal SESUATU YANG BARU ๐Ÿ™‚

  6. #/bin/bash - Dudi Gurnadi Says:

    DPR Minta Naik Gaji

    Beberapa hari ini saya membaca di media massa dan juga nonton tv bahwa DPR minta kenaikan gaji. Alasan yang diungkapkan cukup klasik dengan dalih bahwa dengan gaji yang mereka terima saat ini mereka juga diharuskan menyetor ke partai mereka, belum lagi…

  7. ambar Says:

    Macnoto, would you please drop me an email. This is regarding pers release of World Wide Panorama event for VR and Mac community. Many thanks

  8. adinoto Says:

    Yoi boss, yang paling lucu tadi malem… Lihat acara Lepas Malem? Farhan? ga tau deh, acara yang niru my beloved Latenight with Conan O’Brien itu… ditunjukkin gambar salah satu anggota DPR yang dimintain pendapat soal rencana kenaikan gaji…. “Hmm anggota DPR itu pada dasarnya ada 3 kategori, yang mampu sekali, yang biasa-biasa, dan yang tidak mampu.. Untuk menutupin biaya operasional saja, seperti kenaikan harga BBM sekarang duitnya ga cukup gaji 13 juta…”

    Hah? Ga salah Pak? Kalo Bapak yang gajinya sudah 13 juta saja tidak bisa cukup membayar kenaikan BBM untuk transport sehari-hari bagaimana kami yang gajinya ga nyampe sejuta ini? (UMR?)… Lalu apa ga salah?? Yang naikin BBM bukannya DPR sendiri?? Lalu DPR bisa naikin harga BBM terus bisa minta naikin gaji untuk cover expenses??… Left us alone??

    Yang paling pahit adalah.. ketika di liatin gambar beliau itu, zoomnya mengarah ke dua belah tangan beliau yang isinya.. wahdalah.. Cincin segede2 kampret di semua tangan beliau…

    Ya ampun, kalo gini gue mending dipimpin militer deh! ๐Ÿ˜€ Yang jelas disiplin!!

  9. triwil Says:

    Jelas .. !!!!
    anggota DPR / Birokrat Pemerintah kit bukan orang yang PEKA!
    Hati nurani mereka rata-rata ( not all ) sudah “kapalan” , kebal, di tutup ๐Ÿ™

    Militer = tidak korupsi ???? ( think clearly ) :)) militer singapore / israel maybe ?

    Kondisi DPR di Indonesia sudah mirip galactic senate di StarWars ๐Ÿ˜€
    Menunggu munculnya Darth Siddious… ๐Ÿ˜• ( intermezzo )

    Please … Lihat sekitar / sekeliling kita Busung Lapar , BBM langka

  10. wandi Says:

    Karena kami makan akar
    dan terigu menumpuk di gudangmu
    Karena kami hidup berhimpitan
    dan ruangmu berlebihan
    maka kita bukan sekutu

    Karena kami kucel
    dan kamu gemerlapan
    Karena kami sumpek
    dan kamu mengunci pintu
    maka kami mencurigaimu

    lebih baik percaya anak TK daripada percaya DPR.
    meski kata gusdur DPR kayak TK, sebenarnya lebih mirip RSJ.
    karenanya, kita harus berkata TIDAK pada mereka.

  11. Dirgayuza Says:

    LOGIC aja deh. Orang itu kan masuk DPR bayar mahal, dan gajinya ga bakalan cukup untuk nutupin bayarannya itu [baca: entry fee], jadi ya otomatis HARUS KORUPSI untuk hidup. Xp.. Don’t like it, but that is the fact. Mungkin semua anggoda DePeeR harus ikut trainingnya Eep nih, =p..

  12. abdul razak Says:

    benchmark ama negara tetangga aja deh lebih murah dan sama sama orang melayu. kulturnya pun masih sama, cuma tingkat kemiskinannya aja yang lain. apa ada tuh di negara tetangga harga naik dan naik? kapan dan sampai kapan harga akan turun? pantesan kurs valas kita naik terus kagak ada turunnya. gimana turuninnya?? turunin aja gaji dpr,gaji menteri dan naikin gaji rakyat. banyak lagi sih solusinya tapi? ah capek yang ada malah alergi;)

  13. wicak Says:

    jaing banget emang…. ada mekanisme buat kita recall gak sih orang orang spt itu?
    percuma aja kita pilih langsung kalau gak beda sama dulu….

  14. Cak Uding Says:

    DPR khan sesuai dengan kepanjangannya, Dewan Penipu Rakyat, ya sah sah saja geto loh naikin gajinya setinggi langit. Biar bangkrut sekalian nih negara. Hehehe jadi enak jualnya ntar ke korporasi swasta. Nah kalau swasta yang kuasa, heheheh, orang indonesia hanya jadi super jongos di negeri sendiri. Hihihi. So, gimana masih mau jadi super jongos disini apa jadi jongos berdasi di luar negeri…ayuk kita migrasi rame rame biar brain drain aja disini…hahahahahaha

  15. driving lessons Says:

    As a part of a good writing, I have been recently given the companies blog as being 1 of several obligations for me to handle and although I personally really don’t get troubles writing articles as outlined by my companies niche material I’ve got to confess the quantity of present blog audience is normally as low as Nearly a dozen and therefore the volume of comments is practically 0 every blog post, I would be delighted if you could devote several minutes to write down a report on how you amassed this sort of visitor.

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in