Kelangkaan BBM; Salah siapa?

Uncategorized Add comments

Sore ini mendengar dialog MetroTV dengan Bapak Menteri Purnomo Yusgiantoro; Menteri Sumber Daya Energi. Dari dialog tersebut dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Kelangkaan minyak karena Pertamina tidak memiliki bridging fund untuk melakukan pembelian BBM; Sehubungan dengan perubahan status Pertamina sejak November 2003 menjadi korporat, Pertamina tidak lagi memegang uang sepenuhnya (tapi di tangan Pemerintah).
2. Stok di Pertamina hanya cukup untuk 17 hari; berdasarkan data empiris (pengalaman berpuluh2 tahun kata beliau), stok dibutuhkan minimal 22 Hari untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan di dalam negeri.
3. Pertamina tidak pernah rugi, karena semua ditanggung pemerintah secara cost plus; artinya ada selisih dari hasil penjualan/pembelian yang diberikan pemerintah kepada Pertamina, yang mana Pertamina tinggal menagih kepada Pemerintah.
4. Kebutuhan penggunaan BBM dalam negeri adalah sekitar 1 Juta Barrels perhari (dari rata2 900rb, 1.1juta, 1.2juta perhari) yang lebih kurang setara dengan 1,5 Milyar Dollar atau setara dengan 15 Trilyun rupiah (asumsi beliau: harga BBM 50 dollar perbarel, dan harga jual BBM 60-65 BBM)… 15 Trilyun per??? …. Kok ada yang aneh? apa saya salah dengar? CMIIW
5. Solusi yang ditawarkan Pemerintah adalah:
a). Supply Side Management.
Membantu agar Pertamina dapat memenuhi target 22 Hari stok BBM.
b). Demand Side Management.
Penghematan penggunaan BBM, karena kita ini boros dalam pemakaian BBM. Elastisitas penggunaan BBM kita boros sekali.
Diversifikasi; mengganti diluar pienggunaan BBM dan penghematan melalui aturan-aturan dan kebijakan yang kongkrit.

Hmm.. interesting. Yang saya ingin garis bawahi adalah soal solusi yang ditawarkan Pemerintah. Yaitu dengan peminjaman modal kerja (Bridging Fund) dan penggalakan diversifikasi BBM. Pertanyaan pertama saya adalah : Bagaimana dengan pengaturan dan kebijakan yang kongkrit soal pengiritan penggunaan BBM Pak? Sedangkan masyarakat perlu mobile, apabila pemerintah memiliki sarana transportasi umum yang baik dan layak, mungkin masyarakat tidak merasa perlu memiliki kendaraan pribadi sendiri masing-masing. Lah wong pejabat sendiri kendaraannya juga ga bisa cuma satu. Minimal masing-masing anak satu. Let’s face it, right? Yang kedua adalah: Bagaimana apabila masyarakat memiliki sumber daya alternatif Pak? Karena selama ini ada segelintir masyarakat yang cukup kreatif untuk dapat menghasilkan sumber daya alternatif, tapi boro-boro berani untuk publish ke media/masyarakat karena BBM/sumber daya energi merupakan sesuatu yang diatur sepenuhnya oleh Pemerintah. Ga berani Pak. Takut diciduk hehehee…

5 Responses to “Kelangkaan BBM; Salah siapa?”

  1. Ben Says:

    tolong berantas perilaku ‘kencing’ yang dilakukan oleh truk-truk dalam perjalanan ke SPBU!

    *abis lihat berita di transtv sore tadi soal ‘kencing’ BBM*

  2. Priyadi Says:

    heh, bukannya gak berani publish ke masyarakat, tapi harganya muahallll. mana bisa kompetitif ama pertamina

  3. Administrator Says:

    Hahaha.. Pak Pri, teknologi alternatif ada banyak Pak, cuma serius ga berani karena tatuttt… believe me.

  4. Priyadi Says:

    apa dong contohnya teknologi alternatif yang bisa menggantikan BBM? ethanol & biodiesel? harganya antara 3800-4500 setelah mass production. BBG? harganya gak jauh beda dengan BBM.

  5. Administrator Says:

    hehehe… sensitif pak. nanti kita ketemu disini ngobrol offline kalo mau :))

Leave a Reply

WP Theme & Icons by N.Design Studio
Entries RSS Comments RSS Log in